Pembukaan Area Wisata Mulai Berdampak Negatif pada Penyebaran Corona

Sudah ada 88 wisatawan yang reaktif COVID-19 usai rapid test

Bandung, IDN Times - Kabar kurang baik mulai terdengar dari kawasan wisata di Puncak, Bogor dan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Dalam pengetesan sampel wisatawan melalui rapid test secara acak kepada lebih dari 1.500 wisatawan, didapati 88 sampel reaktif COVID-19. Mayoritas dari mereka yang reaktif merupakan warga berdomisili di DKI Jakarta.

Hal ini disampaikan langsung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil usai menggelar rapat koordinasi Gugus Tugas COVID-19 Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar. Emil, sapaan akrabnya, menuturkan, saat ini 88 orang yang hasil rapid test-nya positif akan menjalani tes swab untuk memastikan apakah yang bersangkutan positif terpapar virus corona atau tidak.

"Apapun itu kita ingin ekonomi di Jabar seperti di Bogor dan Cianjur baik. Tapi kita juga ingin penyebaran COVID-19 terkendali," ujar Emil, Senin (22/6).

1. Reproduksi COVID-19 alami kenaikan

Pembukaan Area Wisata Mulai Berdampak Negatif pada Penyebaran CoronaWarga melintas di dekat mural bergambar simbol orang berdoa menggunakan masker yang mewakili umat beragama di Indonesia di kawasan Juanda, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020) (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Dengan semakin dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk kemudian masuk ke era normal baru atau adaptasi kebiasan baru (AKB), termasuk di sektor pariwisata, Pemprov Jabar mulai melakukan antisipasi dengan dan protokol di tempat yang menimbulkan kerumunan.

Terlebih angka reproduksi COVID-19 di Jabar rata-rata di angka 0,68 sekarang naik menjadi 0,9. Kondisi ini terjadi dalam sepekan terakhir.

2. Masifkan rapid test dengan produk dalam negeri

Pembukaan Area Wisata Mulai Berdampak Negatif pada Penyebaran CoronaDok.IDN Times/Istimewa

Untuk mencegah agar penyebaran ini bisa semakin terkendali, Pemprov Jabar berencana melakukan pengetesan baik melalui rapid test maupun tes swab lebih masif. Emil menuturkan, saat ini Pemprov Jabar bekerja sama dengan sejumlah perusahaan maupun universitas berhasil memproduksi alat rapid test 2.0.

"Minggu ini kita akan rilis 5 ribu," kata dia.

Emil pun membanggakan produk ini karena diklaim lebih canggih dibandingkan alat rapid test yang selama ini diimpor. Dia menyebut hasil pengetesan alat ini bukan hanya menjelaskan sampel reaktif atau tidak, tapi langsung bisa diketahui positif atau tidak terpapar COVID-19.

3. Jangan sampai ekonomi Jabar ambruk

Pembukaan Area Wisata Mulai Berdampak Negatif pada Penyebaran CoronaIlustrasi perekonomian Indonesia diserang virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Pembukan berbagai sektor dengan menerapkan protokol kesehatan, salah satunya untuk menjaga perekonomian tidak hancur. Dengan pelonggaran PSBB menuju normal baru, perekonomian di Jabar terpantau mulai bergerak.

Ini bisa dilihat dengan kepadatan di jalanan yang menjadi cerminan pergerakan barang dan orang sudah sangat tinggi. Bahkan di beberapa tempat sudah terpantau kemacetan.

"Apapun itu pergerakan ekonomi sudah terjadi. Kita harapkan di akhir Desember ekonomi Jabar tidak seperti yang diprediksi akan terpuruk di bawah nol persen. Tapi kita masih bisa di angka 2 persen sampai 2,5 persen," papar Emil.

4. Antisipasi pergerakan massa dengan penerapan protokol kesehatan

Pembukaan Area Wisata Mulai Berdampak Negatif pada Penyebaran CoronaWarga memakai masker pelindung saat berada di dalam kereta bawah tanah di Shanghai, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), China, Selasa (16/6/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Semakin tinggi pergerakan orang, maka kemungkinan terjadinya kerumunan massa dalam satu tempat baik perkantor, mall, maupun pariwisata sudah tidak bisa dihindari.

Di saat seperti ini, Pemprov Jabar tak kembali mengimbau masyarakat untuk bisa menerapkan protokol kesehatan di lingkungannya masing-masing. Misalnya, di tempat pariwisata masyarakat harus bisa menjaga jarak. Kemudian lakukan pengecekan suhu, serta gunakan selalu masker.

"Sekarang tinggal bagaimana kepatugan dari masyasrakat," tuturnya.

Baca Juga: Menko PMK Minta Bio Farma Percepat Produksi Obat Virus Corona

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya