Pantauan Hilal di Kampus Unisba Bandung Tak Terlihat 

Kemenag pastikan puasa dimulai 12 Maret

Bandung, IDN Times - Pantauan hilal dilakukan di sejumlah daerah di Kota Bandung salah satunya di kampus Unisba. Pantauan ini pun diikuti sejumah pemangku kebijakan termasuk Kementerian Agama (Kemenag).

Kanwil Kemenag Jabar Ajam Mustajam menuturkan, posisi di Al-Biruni, Unisba, posisi hilang masih kurang dari satu derajat. Hasil ini pun kemudian disampaikan ke Kementerian Agama pusat untuk dijadikan bahan pertimbangan sidang Isbat.

"Tentu kami akan laporkan ke pusat dan agama hasil daripada kruyatul Hilal ini. Tentu yang dilaporkan bukan dari Al-Biruni saja, di 11 titik yang ada di provinsi Jawa Barat," kata dia.

1. Faktor kondisi cuaca bisa berpengaruh

Pantauan Hilal di Kampus Unisba Bandung Tak Terlihat IDN Times/Debbie Sutrisno

Dia menuturkan meski seluruh titip pemantauan hilal di Jawa Barat tidak menampakkan hilala, tapi kondisi ini bisa disebabkan berbagai faktor. Salah satu yang paling memungkinkan adalah kondisi cuaca yang mendung.

Meski demikian penetapan satu Ramadan tetap harus dimusyawarahkan. Nantinya kesepakatan ini yang menjadi keputusan dari Kemenag.

"Ada yang menentukan satu syawal dan satu ramadan berbedasarkan hasil hisabnya. Jadi tentu kami menghormati dan menghargai atas kajian ilmu dan keyakinan yang mereka pahami," ujarnya.

2. Pantauan hilal di Unisba bisa dilihat banyak pihak

Pantauan Hilal di Kampus Unisba Bandung Tak Terlihat Google

Sementara itu, Kepala Observatorium Albiruni, Encep Abdul Rojak menuturkan, pada saat matahari terbenam pukul 18.08 WIB hilal tidak terlihat. Dalam penglihatan ini pihaknya menggunakan peralatan terdiri dari Teropong Digital Computerize dua buah dan Teropong manual satu buah.

Menurutnya, para peserta yang hadir dapat bersama-sama berusaha untuk melihat hilal dari teropong utama yang akan disambungkan melalui media TV dalam menampilkan tangkapan teropong.

“Sehingga setiap orang yang hadir memilkt kesempatan yang sama untuk melihat hilal,” kata dia.

3. Belum ada pantauan hilang di atas 1 derajat

Pantauan Hilal di Kampus Unisba Bandung Tak Terlihat Pemantauan hilal di Aceh (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Kementerian Agama (Kemenag) telah menggelar seminar posisi hilal sebelum sidang isbat penetapan awal Ramadan 1445 H. Hasilnya, hilal di Indonesia belum memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Hasil seminar posisi hilal ini dibacakan oleh Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, Cecep Nurwendaya di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2024).

Menurutnya, hilal di Indonesia belum terlihat lantaran tidak menyentuh angka 3 derajat. Sementara, kriteria MABIMS menetapkan hilal pada angka 3 hingga 6,4 derajat.

“Tinggi hilal di Indonesia minus 0,33 derajat sampai dengan 0,8 derajat. Jadi tidak ada yang mencapai 0,9 atau di bawah 1 derajat sehingga tidak masuk kategori MABIMS 3 derajat,” tutur Cecep kepada peserta sidang isbat, Minggu.

Cecep menyebut, kondisi hilal di Indonesia saat ini masih sangat rendah, yakni kurang dari 1 derajat. Sementara, semakin ke barat angka derajat lebih tinggi lantaran matahari semakin terlambat terbenam sehingga memberikan kesempatan bulan untuk terlihat.

Baca Juga: Penentuan Awal Puasa Ramadan 1445 Hijriah, Hilal Tak Terlihat di NTB

Baca Juga: Hilal Tak Tampak di 31 Titik Pemantauan Jatim

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya