Opsi Ombusdman Pindahkan SLBN A Bandung Ditolak Forum Disabilitas

Mereka kukuh ingin sekolah dan panti berada di satu komplek

Bandung, IDN Times - Ombudsman telah mempertemukan perwakilan dari Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Forum Penyelamat Pendidikan Tunanetra SLBN A Bandung. Pertemuan ini digelar pada Senin (30/9), untuk mencari jalan keluar terkait dengan polemik kompleks Wyata Guna yang akan dijadikan balai oleh Kementerian Sosial (Kemensos).

Dalam pertemuan ini tidak ada sosok Menteri Sosial Agus Gumiwang, maupun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dari kedua belah pihak hanya diwakilkan oleh biro hukumnya masing-masing. Sementara dari forum, hadir Ahmad Basri Nusikumbang, selaku ketua Forum Penyelamat Pendidikan Tunanetra SLBN A Bandung.

Dalam pertemuan tersebut, Ombudsman memberikan solusi atas permasalahan ini, antara lain: 

1. Balai berada pada pengelolaan Kemensos, sedangkan panti berada pada pengelolaan Pemprov Jabar.

2. Balai yang dikelola oleh Kemensos akan tetap berada di Komplek Wyata Guna, sedangkan panti yang berada di bawah pengelolaan Pemprov Jabar akan berada di luar kompleks.

3. Balai berada pada pengelolaan Kemensos panti berada pada pengelolaan Pemprov Jabar akan berada di Kompleks Wyata Guna seluas 500-1000 m2, akan direnovasi dan akan dikelola oleh Pemprov Jabar.

4. Balai akan tetap berada di Kompleks Wyata Guna, akan tetapi lahan yang dipakai oleh SLBN (Sekolah Luar Biasa Negeri) A Bandung akan dilakukan penggantian lahan oleh Pemprov Jabar.

1. Opsi hasil pertemuan dianggap tidak relevan

Opsi Ombusdman Pindahkan SLBN A Bandung Ditolak Forum DisabilitasDok.IDN Times/Istimewa

Ahmad Basri mengatakan, empat opsi yang dikeluarkan oleh Ombudsman tidak relevan dengan permasalahan yang ada. Sebab opsi ini hanya diambil berdasarkan dua belah pihak antara Kemensos dan Pemprov Jabar, tanpa mendengarkan masukan dari forum. Padahal masukan ini penting untuk melihat kebutuhan para penghuni panti.

"Sebelum saya dipanggil itu sudah ada opsinya. Maka di berita acara saya menyanggah dan tidak setuju dengan opsi tersebut," ujar Ahmad ketika dihubungi, Selasa (1/10).

2. SLBN A dan panti harus ada berdampingan

Opsi Ombusdman Pindahkan SLBN A Bandung Ditolak Forum DisabilitasIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Ahmad, keberadaan SLBN A Kota Bandung tetap harus berdiri karena nilai historis yang ada. Selain itu, sekolah ini pun masih diminati masyarakat yang berada tidak jauh dari kawasan sekolah.

Kemudian SLBN A pun tetap harus berdampingan dengan panti tunanetra. Selama ini banyak siswa dari sekolah dasar hingga kuliah yang berada di panti. Dengan jarak sekolah yang lebih dekat, maka anak asuh di panti tidak harus pergi jauh ketika ingin bersekolah.

"Kami tidak mau opsi itu. Apa pun yang terjadi kami tidak ingin SLBN A pindah. Panti juga penting karena sekolah dan asrama itu penting dalam tahap pendidikan dasar bagi tunanetra," paparnya.

3. Minimal panti ini ada untuk siswa hingga SMA

Opsi Ombusdman Pindahkan SLBN A Bandung Ditolak Forum DisabilitasIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, siswa yang ada di panti berasal dari berbagi tingkatan. Mereka yang sudah menjadi mahasiswa pun masih ada yang bertahan di Kompleks Wyatan Guna.

Ahmad mengatakan, ketika Kemensos ingin meniadakan panti yang selama ini berdiri, sebaiknya penghuni panti yang berada di kalangan SD sampai SMA tidak diusir. Mereka masih membutuhkan ilmu dan belajar di SLBN A Bandung.

Kalau memang tetap ingin mengusir, mungkin bisa meniadakan mereka yang masuk dalam kategori mahasiswa. "Kalau yang sudah kuliah mereka mulai bisa mandiri atas dirinya," ungkap dia.

4. Berharap Kemensos cari lahan lain untuk membangun balai

Opsi Ombusdman Pindahkan SLBN A Bandung Ditolak Forum DisabilitasIDN Times/Debbie Sutrisno

Atas polemik ini, Ahmad bersama teman-teman lain masih berharap agar Kemensos mencari lahan lain ketika ingin mendirikan balai untuk disabilitas. Lahan ini bisa dicarikan oleh Pemprov Jabar sehingga penghuni panti dan SLBN A Kota Bandung masih tetap ada sebagai fasilitas umum bagi mereka yang membutuhkan.

"Mestinya balai yang pindah cari lahan kalau mau jangan gunakan yang ada sekarang," pungkasnya.

Baca Juga: Perubahan Bentuk Wyata Guna akan Menghilangkan SLB A Bagi Tunanetra

Baca Juga: Mendikbud: Aksi Pelajar Disusupi Puluhan Oknum yang Menyamar

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya