Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Metode Pembelajaran E-Learing untuk ASN Terpacu saat Pandemik COVID-19

Ilustrasi ASN. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Bandung, IDN Times - Wabah COVID-19 merubah banyak prilaku masyarakat dalam beraktivitas dan bekerja. Sistem daring atau online sekarang tengah menjadi tren demi meminimalisir penyebaran virus corona.

Termasuk dengan cara kerja aparatur sipil negara (ASN), yang didorong untuk menggunakan cara-cara baru yang berbasis teknologi informasi. Tak sedikit bahkan ASN yang diminta untuk memaksimalkan bekerja dari rumah tapi tetap mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

Deputi Kajian dan Inovasi Manajemen Aparatur Sipil Negara Lembaga Administrasi Negara (LAN)-RI Agus Sudrajat mengatakan, pergeseran orientasi tersebut perlu diakomodasi dalam menyusun kebutuhan kompetensi teknis dalam penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan ASN di Indonesia. Salah satunya melalui E-learning.

"E-learning mengubah yang tadinya dilakukan semuanya secara klasikal (tatap muka) Pola pembelajaran ini berubah dimulai dari 2019. LAN membuat e-learning, di aplikasi tiap ASN punya akses untuk belajar sendiri, kita kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain," kata Agus dalam Diskusi Publik “Membangun ASN Unggul Melalui Pengembangan Kompetensi Teknis ASN melalui siaran pers, Kamis (26/11/2020).

1. Banyak ASN yang masih terkendala untuk belajar secara online

Ilustrasi Profesi (Guru) (IDN Times/Mardya Shakti)

Ia mengatakan, walau demikian masih ada sejumlah kendala yang dihadapi ASN dalam mengakses e-learning, di antaranya masih ada wilayah yang berada di dalam blank spot internet.

Selama ini banyak orang mengira akses internet untuk ASN sangat mudah. Hal itu mungkin jika mengacu kepada mereka yang ada di pulau Jawa.

"Di luar Jawa ada teman-teman ASN yang sulit mengakses internet, makanya LAN kerjasama dengan Kominfo supaya kawan-kawan yang sulit mengakeses internet difasiltiasi dengan mobile internet," katanya.

2. ASN yang hampir pensiun cenderung sulit memanfaatkan akses digitalisasi

Ilustrasi ASN (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)

Selain itu, ASN yang memasuki usia pensiun pun cenderung kesulitan dalam mengakses digitalisasi. Dari catatan LAN-RI jumlah ASN di Indonesia saat ini mencapai 4 juta orang. 19 persen di antaranya berusia 45 - 60 tahun, atau memasuki masa pensiun.

Ia mengatakan, presentase ASN yang dapat mengakses digitalisasi masih minim dalam rentang usia generasi baby boomers tersebut. "Dari 19 persen itu, cuma 0,47 persen (ASN prapensiun) yang masih mau dan bisa mengikuti (e-learning)," ujarnya.

3. Instansi pemerintah harus berikan pelatihan yang sesuai untuk kalangan ASN

Ilustrasi ASN (IDN Times/Ervan)

Sementara itu dalam diskusi tersebut, Kepala Puslatbang PKASN LAN-RI, Hari Nugraha berbicara tentang Urgensi Kamus Kompetensi Teknis Bidang Pelatihan ASN dalam Pengembangan Kompetensi ASN. Menurut dia, peran Instansi Pemerintah Penyelenggara Pelatihan dan Pengembangan, baik di Pusat maupun di Daerah, sangat strategis dalam mewujudkan World Class Bureaucracy.

Hal tersebut karena Lembaga Pelatihan dan Pengembangan memiliki tugas pokok dan fungsi untuk meningkatkan kompetensi ASN melalui kegiatan pelatihan dan pengembangan baik yang berbentuk klasikal maupun non klasikal.

"Karenanya keberadaan Kamus Kompetensi Teknis Bidang Pelatihan ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menstandarisari dan menjamin mutu Sumber Daya Manusia penyelenggara pelatihan," ujar Hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us