Merasa Rugi, Eksportir Benih Lobster dari Bandung Hentikan Pengiriman 

PT Rama Putra Farm hentikan ekspor benur sejak September

Bandung, IDN Times - Pengiriman benih lobster dari Indonesia ke sejumlah negara ternyata belum dirasa menguntungkan bagi para pelaku usaha (eksportir) yang mendapat izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satu eksportir benih lobster yang merasa rugi adalah PT Rama Putra Farm, perusahaan yang beralamat di Jalan Singgasana Raya, Kota Bandung.

IDN Times sempat berbincang dengan salah satu akunting di perusahaan ini. Direktur utama yang hendak ditemui tidak ada di tempat karena tengah berada di Jakarta.

Rudi, akuntan PT Rama Putra Farm, bercerita bahwa perusahaannya sekarang sudah beberapa bulan tidak mengirimkan benih lobster ke Vietnam. Selama ini pengiriman yang dijalankan kerap merugi.

"Harganya di sana suka naik turun. Pas kami akan kirim harganya berapa, pas barang di perjalanan (cargo) harganya tiba-tiba bisa turun. Itu jadi merugikan kami," ujar Rudi kepada IDN Times, Kamis (26/11/2020).

Makanya dari September ini kita sudah tidak pernah kirim barang lagi. Kita masih menunggu juga hasil dari apa yang terjadi sekarang (penangkapan Menteri KKP).

1. Sudah lakukan pengiriman benih hingga 30 kali

Merasa Rugi, Eksportir Benih Lobster dari Bandung Hentikan Pengiriman KKP melepasliarkan 95.610 benih lobster (Dok. KKP)

Menurut Rudi, pengiriman benih lobster sudah dilakukannya puluhan kali. Bahkan sejak pertengahan tahun kemarin saat sudah diresmikan aturan untuk ekspor benur setidaknya PT Rama Putra Farm telah 30 kali melakukan penjualan.

Dalam sekali pengiriman, setidaknya perusahaan ini mampu menjual antara 10 ribu benih sampai 30 ribu benih lobster. "Tergantung kita adanya berapa bisa langsung kirim. Kalau ada 5 ribu benih juga bisa kirim saja," ujar Rudi.

Saat ini PT Rama Putra Farm selalu membeli benih lobster dari peternak di Kabupaten Sukabumi. Benih ini tidak selalu siap untuk diambil karena peternak pun kerap kesulitan saat cuaca tidak menentu untuk pembenihan.

2. Benih yang dikirim sering hilang dan mati

Merasa Rugi, Eksportir Benih Lobster dari Bandung Hentikan Pengiriman KKP melepasliarkan 95.610 benih lobster (Dok. KKP)

Salah satu kerugian lain yang didapat Rama Putra Farm adalah ada benih lobster yang sering kali mati atau hilang. Untuk kematian benih dalam satu kali pengirimin angkanya bisa mencapai 10-30 persen.

Untuk meminimalisir kematian benih, perusahaannya sudah melakukan berbagai metode. Namun, hasilnya masih saja nihil.

Selain itu, kerap ada kehilangan benih ketika barang sampai ke Vietnam. Misalnya, ketika Rama Putra Farm mengirim benih lobster mencapai 10 ribu, tapi laporan dari sana mereka hanya menerima benih 9.900.

"Ini bukan sekali kejadian. Kita sebenarnya ingin kirim orang ke sana buat pengecekan, tapi kan sekarang kondisinya sedang COVID-19 jadi susah," kata dia.

3. Berharap ada mekanisme jelas dari pemerintah terkait ekspor benih lobster

Merasa Rugi, Eksportir Benih Lobster dari Bandung Hentikan Pengiriman Ilustrasi Lobster (IDN Times/Vanny El Rahman)

Rudi pun masih berharap ada mekanisme yang lebih rinci terkait dengan ekspor benih lobster ini. Menurutnya, sampai sekarang teknis hingga tata cara pengiriman dan pengawasan masih belum optimal sehhingga benih yang dikirim pengekspor tak menghasilkan untung sebanding.

"Jadi intinya sekearang kita masih menunggu dan tidak ekspo dulu. Karena memang percuma kalau ekspor juga masih rugi," kata dia.

Merasa Rugi, Eksportir Benih Lobster dari Bandung Hentikan Pengiriman Infografis mengenai ekspor benih lobster (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Komisi IV Sering Ingatkan Edhy Prabowo Soal Ekspor Benih Lobster

Baca Juga: Kejanggalan Ekspor Benih Lobster Sudah Dicurigai Pejabat KKP Sendiri

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya