Menkes Gunadi: Waspada Banyak Anak Idap Diabetes dari Minuman 

Yuk kurangi asupan gula 

Bandung, IDN Times - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkap 13 persen dari populasi di Indonesia mengidap penyakit diabetes. Ia menyoroti banyak anak-anak yang banyak mengkonsumsi banyak makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi.

Kadar gula darah yang tinggi akan meningkatkan risiko pengidap menderita penyakit lain, apalagi jika tidak mendapatkan perawatan yang maksimal. Maka dari itu, ia mengimbau smeua masyarakat bisa menerapkan gaya hidup sehat.

“Sekitar 13 persen dari seluruh populasi itu diabetes dan kalau tidak treatment tiap hari, dalam 5-6 tahun bisa jadi penyakit kronis, jantung, stroke. Dan ukurannya paling gampang apa? Lihat calana jeans. Karena calana jeansnya udah di atas 34, nah itu kemungkinan pasti gulanya banyak,” ucap dia di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (2/8/2024).

1. Orang tua harus kontrol asupan anaknya

Menkes Gunadi: Waspada Banyak Anak Idap Diabetes dari Minuman Ilustrasi ayah dan anak menikmati minuman bersama (freepik.com/freepik)

Ia pun menanggapi fenomena banyak anak-anak di Jawa Barat harus menjalani perawatan atau menjalani layanan cuci darah. Budi berpesan kepada orang tua agar bisa mengontrol asupan bagi anaknya.

Dia menjelaskan, gula adalah salah satu sumber energi utama yang dibutuhkan tubuh. Namun, asupan gula pada kondisi normal yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan maksimal 50 gram atau setara dengan empat sendok teh. Bagi pengidap diabetes, asupan makanan yang mengandung gula harus kurang dari 50 gram.

“Ya, ini banyak anak-anak sekarang dikasih minum sama makan gulanya tinggi. Jadi itu gulanya tinggi dan gula itu penyebab segala macam penyakit kan, mulai dari ginjal, hati, stroke, jantung. Itu penyebabnya gula. Pesan saya ke teman-teman kurangi minum gula,” paparnya.

2. Ada 125 anak di Jabar curi darah sepanjang 2023

Menkes Gunadi: Waspada Banyak Anak Idap Diabetes dari Minuman ilustrasi pengambilan darah (freepik.com/freepik)

Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan mencatat pasien anak yang harus menjalani cuci darah di 27 kabupaten dan kota mencapai 125 orang sepanjang 2023. Tahun ini, hingga Juli, kasusnya mencapai 77 pasien. Fenomena yang melatarbelakanginya dipengaruhi berbagai faktor.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin memerintahkan Kepala Dinkes Jabar merumuskan sosialisasi dan edukasi bersama pemerintah kabupaten kota mengenai pencegahan. Kemudian, ia memastikan semua pasien mendapatkan penanganan yang maksimal di berbagai layanan kesehatan.

Ia pun meminta Kementerian Kesehatan segera menerapkan penandaan pada makanan dan minuman yang mengandung kadar gula tinggi.

"Tadi Pak Menkes sampaikan, kenapa sampai ada anak cuci darah salah satunya karena makanan yang tidak sehat. Dengan PP yang ditandatangani presiden, kami mendesak agar segera memberikan penandaaan pada makanan kemasan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir, kalau sudah diberikan tanda, misalnya hijau aman, itu memudahkan masyarakat," kata dia.

3. Ajak perusahaan swasta berperan dalam penurunan diabetes

Menkes Gunadi: Waspada Banyak Anak Idap Diabetes dari Minuman Pexels.com/Nataliya Vaitkevich

Diabetes di kalangan generasi muda kini menjadi salah satu isu nasional. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka pengidap diabetes di Indonesia saat ini telah mencapai 19,5 juta jiwa. Jumlah tersebut diprediksi akan melonjak mencapai 28,5 juta penduduk pada 2045.

Sementara, secara global, International Diabetes Federation (IDF) dalam Atlas edisi ke-10 mengonfirmasi bahwa diabetes telah masuk dalam golongan “gawat darurat” kesehatan global dengan pertumbuhan paling cepat di abad ke-21 ini.

Lebih lanjut, IDF memaparkan lebih dari setengah miliar manusia dari seluruh dunia hidup dengan diabetes, atau tepatnya 537 juta orang, pada 2021. Jumlah ini diproyeksikan akan mencapai 643 juta pada 2030, dan 783 juta pada 2045.

“Salah satu penyebabnya adalah konsumsi minuman manis di kemasan, yang telah terbukti meningkat berbagai risiko penyakit seperti diabetes, hipertensi dan penyakit lainnya,” kata Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, beberapa saat lalu.

Di sisi lain, perusahaan swasta bisa ikut andil dalam memerangi angka diabetes di Indonesia. Caranya pun beragam, mulai dari memberikan pendanaan untuk beragam aktivitas hingga meluncurkan produk tertentu.

Saat ini, lari merupakan salah satu olahraga yang diminati olah generasi muda. Selain terbukti mampu untuk menghilangkan stres, lari juga merupakan solusi untuk meningkatkan kualitas hidup, apalagi saat ini banyak anak muda yang sudah menderita diabetes atau penyakit gula.

Salah satu perusahaan yang mendukung pemuda untuk hidup sehat adalah produk kesehatan Cool-Vita. Komitmennya tertuang dalam menyisihkan sebagian keuntungan perusahaan untuk membuat aktivitas yang menarik bagi generasi muda.

"Kami sangat senang berpartisipasi dalam Festival Jakarta Color Run 5K pada 21 Juli 2024 lalu,” kata Michelle selaku Wakil Presiden Pemasaran Cool-Vita.

Baca Juga: 5 Tips Sederhana untuk Mencegah Diabetes

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya