Menjelajahi Sejarah Radio Lewat Pameran Radio Jadul di Kota Bandung

Panitia menyajikan pameran dengan menghadirkan narasi

Bandung, IDN Times - Radio. Siapa yang tidak tahu dengan alat komunikasi satu ini. Mayoritas masyarakat di Tanah Air, baik di perkotaan maupun pedesaan pasti pernah memperdengarkan radio, mulai dari pemberitaan sehari-hari hingga musik terkini. Meski berbagai media hiburan dan informasi terus bermunculan, radio tetap menjadi salah satu media yang masih digandungri.

Sebagai bentuk apresiasi dalam rangka memperingati World Radio Day, Komunitas Radio Antik Bandung (KRAB) bersama komunitas pecinta radio menggelar pameran radio jaman dulu (jadul) yang terbilang antik. Setiap radio yang dipamerkan, panitia pun memberikan narasi mengenai sejarah radio ini mulai dari kapan radio dibuat, dari mana asalnya, hingga kegunaan radio kala itu.

1. Pengunjung bisa memahami perjalanan perkembangan radio

Menjelajahi Sejarah Radio Lewat Pameran Radio Jadul di Kota BandungIDN Times/Debbie Sutrisno

Prayudi Wibowo, pendata riset dan kuratorial pameran ini menjelaskan, berbeda dengan yang modern, semua radio di pameran ini masih menggunakan gelombang Short Wave (SW). Saat ini sedikitnya ada 41 radio jenis ini yang berada dalam pameran. Radio Philips 333A menjadi radio paling lama yakni dibuat pada 1936. Cangkang radio ini dari kayu dan dibuat di Belanda.

Yudi menjelaskan, keseruan Olimpade 1936 tak luput dari perhatian Philips, sehingga keseruan acara ini dapat didengar di berbagai belahan dunia, termasuk di Hinda Belanda.

"Kita ingin menjadikan radio ini bukan hanya obyek, tapi radio menjadi subyek yang akan menjelaskan dan memberikan pemarapan kepada pengunjung melalui narasi," ujar Yudi, Kamis (21/2).

Radio ini memiliki sejumlah tipe di mana salah satunya yang dipamerkan. Tipe 333A juga hadir dalam versi mewah yang dilengkapi meja dan kursi khusus untuk pendengarnya. Berbeda dengan yang modern, semua radio di pameran ini masih menggunakan gelombang Short Wave (SW).

2. Ada radio yang digunakan Jenderal Soedirman

Menjelajahi Sejarah Radio Lewat Pameran Radio Jadul di Kota Bandung

Selain radio yang digunakan untuk menyebarkan infromasi mengenai Olimpiadeo 1936, ada juga radio Philips BX676X. Radio tipe ini merupakan radio yang juga digunakan Jenderal Soedirman kala itu untuk memantau perkembangan perpolitikan di Indonesia.

"Tapi yang ada di pameran ini bukan yang benar-benar milik Jenderal Soedirman. Ini hanya setipe saja. Yang asli ada di Yogyakarta," papar Yudi.

Baca Juga: Tahu Gak Sih? Radio Jadi Penemuan yang Mengubah Cara Hidup Manusia

3. Pameran akan dibuat ke kota lain

Menjelajahi Sejarah Radio Lewat Pameran Radio Jadul di Kota BandungIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Yudi, pameran radio jadul denga konsep narasi adalah yang pertama kali diadakan di Indonesia. Biasanya pameran radio tak bedanya dengan pameran mobil antik atau keris yang hanya memamerkan benda saja. Tapi panitia ingin membuat perbedaan dengan memberikan narasi dan sejarah dari radio yang dipajang.

Karena pemeran dengan konsep ini baru yang pertama diadakan maka panitia belum mengadakannya di kota lain. Meski demikian, melihat antusias pengunjung di Bandung, panitia berencana menyelenggarakan pameran serupa di kota-kota lain.

4. Radio antik bisa kita beli loh

Menjelajahi Sejarah Radio Lewat Pameran Radio Jadul di Kota BandungIDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam pameran kali ini, IDN Times juga melihat sejumlah radio antik yang diperjualbelikan. Untuk harga memang tidak sedikit, ada radio yang dijual dengan harga Rp7 juta.

Yudi mengatakan, radio yang diperjualbelikan semua masih dalam keadaan hidup. Radio-radio ini milik pribadi yang memang ingin menjualnya.

Selain di pameran, sejumlah toko di beberapa kota pun sebenarnya menjual banyak radio antik. Di Bandung, komunitas penjual barang antik di Cikapundung, juga kerap menjual barang tersebut.

Baca Juga: Ini Sejarah Panjang Radio di Indonesia dari Kolonial hingga Millennial

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya