Melihat 'Bahasa Ruang dan Waktu' Karya Andy Dewantoro di Bandung

Ajak penikmat seni menikmati perubahan waktu

Bandung, IDN Times - Seniman Andy Dewantoro kembali memamerkan karya-karya gambar yang bisa dinikmati masyarakat luar. Bertajuk 'Ruang dan Waktu', karya pria kelahiran Tanjung Karang ini dipamerkan di Galeri Ruang Dini, alan Anggrek, Kota Bandung, hingga 20 Oktober 2023.

Andy menuturkan, tema ini diambil karena dia telah menemukan bahasa bagi konteks ungkapannya (religiositas), yaitu “ruang dan waktu”. Ruang adalah representasi ruang alam dan lingkup hidup. Waktu adalah representasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada perjalanan waktu.

Keduanya merupakan kekuatan-kekuatan yang tidak selalu berada pada posisi damai, terjadi benturan di antara “kontinuitas” dan “perubahan” pada perjalanan waktu dan kehidupan. Keduanya seperti ingin menunjukkan siapa yang lebih kuat, siapa yang memengaruhi siapa.

1. Ajak penikmat pameran menangkap kembali memori perjalanan waktu

Melihat 'Bahasa Ruang dan Waktu' Karya Andy Dewantoro di BandungIDN Times/Istimewa

Menurutnya, bagi sebagian orang perjalanan waktu tidak terlihat indah. Terkadang, sesuatu yang sudah ditempa oleh waktu dianggap usang, bahkan rusak. Namun, dia menilai bahwa perjalanan waktu yang sangat cepat dan tidak terlihat meninggalkan jejak memori.

"Dan melalui karya-karya pada pameran ini, saya berusaha menangkap sensibility dan memori dari perjalanan waktu tersebut,” ujar Andy Dewantoro melalui siaran pers dikutip IDN Times, Selasa (3/10/2023).

2. Perlihatkan bahwa waktu berjalan cepat di dunia modern

Melihat 'Bahasa Ruang dan Waktu' Karya Andy Dewantoro di BandungIDN Times/Istimewa

Karya-karya pada Bahasa Ruang dan Waktu menunjukkan makna ungkapan Andy Dewantoro bahwa waktu yang berlari cepat di dunia modern membuat ruang pada townscape yang tadinya masih memunculkan dinamika subculture masyarakat urban di downtown dan ekspresi ketenangan masyarakat suburban di uptown, sudah hilang ditelan oleh waktu.

Dalam karyanya ini memperlihatkan kawasan yang ditinggalkan dan menjadi ghost town. Terdapat tiga jenis karta yang ditampilkan, yaitu fotografi, lukisan, dan print.

3. Tampilkan kondisi kehidupan masyarakat urban

Melihat 'Bahasa Ruang dan Waktu' Karya Andy Dewantoro di Bandungunsplash.com/Zac Ong

Mulai meniti karirnya dengan mengangkat landscape sebagai subject matter, lukisan-lukisan Andy Dewantoro tidak hanya memperlihatkan kecermatan lukisan keindahan alam, tapi juga menampilkan tanda-tanda religiositas, yang per definisi tidak bisa dibaca sebagai ungkapan religius berdasarkan suatu agama. Konteks ini membuat karya-karya Andy menjadi bentukan tiga dimensi menyerupai maket, menampilkan renungan, bukan nyanyian religius.

Kemudian, ia pun menjelajahi tema townscape, menampilkan lorong-lorong kota, bangunan, downtown, uptown, jembatan, lampu-lampu jalan, dan sudut-sudut pemukiman sub-urban. Akan tetapi, kecenderungan ini tidak dapat dilihat melalui diskursus umum. Karena,
tema townscape yang biasanya merupakan upaya menampilkan ruang kota dan kehidupan masyarakat urban tidak tampil.

Baca Juga: Pameran Seni Artina Sarinah: Lokasi, Tiket, dan Koleksi Seni

Baca Juga: Rayaka, Seniman Anak Berkebutuhan Khusus Gelar Pameran di Stasiun Tugu

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya