Makna Kemerdekaan di Mata Pemulung: Saya Ingin Merdeka dari Satpol PP

Sudahkan kemerdekaan dirasakan semua rakyat Indonesia?

Bandung, IDN Times - Hari ini Indonesia tengah merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75. Masyarakat menyambut hari besar ini dengan berbagai kegiatan mulai dari karnaval, perlombaan, hingga bersepeda bersama yang lain berkeliling kota sambil mengibarkan bendera merah putih.

Di tengah keriuhan itu, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum juga merasakan kemerdekaannya. Salah satunya adalah para pemulung.

Sedari pagi, para pemulung ini tidak ikut serta dalam perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka lebih memilih untuk bersiap mencari rongsokan yang bisa dijual kembali. Bahkan tak sedikit yang sudah keluyuran di saat fajar menyingsing.

"Saya tahu ini hari kemerdekaan. Tapi saya tidak ikut merayakan karena harus cari uang keliling kota nyari rongsok," ujar Herman Fajar ketika ditemui di Taman Maluku saat tengah beristirahat, Senin (17/8/2020).

1. Kita merasa belum merdeka karena sering 'dijajah' Satpol PP

Makna Kemerdekaan di Mata Pemulung: Saya Ingin Merdeka dari Satpol PPIDN Times/Debbie Sutrisno

Herman menuturkan, saat ini Indonesia memang sudah berhasil merdeka dari para penjajah seperti Jepang dan Belanda. Namun, kemerdekaan ini belum seutuhnya dirasakan masyarakat khususnya rakyat kecil seperti dia.

Selama jadi pemulung atau pengumpul rongsokan, Herman kerap dikejar-kejar Satpol PP karena dianggap membuat jalanan terlihat kumuh dengan gerobak yang dibawanya. Padahal gerobak ini adalah alat untuk dia mencari nafkah demi menghidupi keluarganya.

"Saya masih suka dikejar-kejar. Kadang roda ban dikempesin pas saya lagi ambil barang. Atau enggak rodanya yang dipindahin. Jadi merdekanya dari mana," ujar Herman.

Kadang dia juga diamankan dinas sosial karena dianggap meresahkan. Padahal selama ini dia hanya berusaha mengambil barang yang sudah dibuang dan tidak ada niatan berbuat keresehaan di masyarakat.

2. Tak ada perbedaan signifikan kemerdekaan dulu dan sekarang

Makna Kemerdekaan di Mata Pemulung: Saya Ingin Merdeka dari Satpol PPIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, pemulung lainnya, Sandi mengatakan bahwa dia merasa kemerdekaan yang didapat ya biasa saja, tidak ada makna khusus baginya. Sebab, selama ini dia tetap harus mencari makan dengan mencari barang bekas.

Bantuan pemerintah dalam berbagai hal juga minim dirasakan. "Sama aja dulu waktu saya kecil susah sekarang juga masih susah. Jadi merdeka ya gitu saja, sama," ungkapnya.

3. Pak Presiden, tolong merdekakan kami dari kemiskinan

Makna Kemerdekaan di Mata Pemulung: Saya Ingin Merdeka dari Satpol PPSeorang pengepul yang ada di sekitar Kota Tua, Jakarta Barat pada Rabu, (5/8/2020) (IDN Times/Aldila Muharma)

A, pemulung lain yang enggan disebut namanya berharap banyak para pemerintahan setiap tahunnya. Dia sangat ingin agar pemerintah bisa memberikan bantuan pekerjaan yang lebih layak untuk mereka yang sekarang hidup di jalanan.

Menurut A, dia bukannya ingin hidup sebagai pemulung dan tidur di satu trotoar ke trotoar lainnya. Namun, karena ilmu yang sangat minim dan sulitnya pekerjaan dicari maka jalan satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah mencari barang bekas.

"Kalau memang ada pekerjaan yang bisa buat saya ya mau. Kalau memang uangnya lebih baik daripada nyari rongsok terus," ujarnya.

Baca Juga: Sudah Merdeka, 5 Negara Kecil Ini Belum Diakui oleh Dunia 

Baca Juga: Kisah Cinta Mohammad Hatta, Baru Menikah Setelah Indonesia Merdeka

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya