Macan Tutul Jawa Ditemukan Terluka di Kawah Putih Ciwidey

Belum diketahui penyebab terlukanya macan tutul tersebut

Kabupaten Bandung, IDN Times - Seekor Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) ditemukan terluka di kawasan Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Macan Tutul ditemukan dalam kondisi lemah di Saung Petani Blok Kawah Putih pada Hutan Lindung RPH Patuha BKPH Ciwidey -KPH Bandung Selatan.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menyebutkan, laporan informasi terkait temuan Macan Tutul Jawa tersebut diterima oleh Petugas Balai Besar KSDA Jabar dari laporan Bidang KSDA Wilayah II pada Jumat (23/10/2020).

"Informasi pertama disampaikan petugas KRPH Perhutani dengan masyarakat yang menyampaikan ke petugas Resort Konservasi Wilayah Cimanggu bahwa ditemukan Macan Tutul Jawa dalam kondisi lemah dan terdapat luka," tulis  BBKSDA Jabar dalam unggahan akun Instagram @bbksda_jabar, Minggu (25/10/2020).

1. Macan ini langsung diamankan tim BBKSDA Jabar

Macan Tutul Jawa Ditemukan Terluka di Kawah Putih CiwideyInstagram bbksda_jabar

Saat itu juga Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat memerintahkan petugas BBKSDA Jabar untuk berkoordinasi dengan Tim medis Bonbin Bandung dan Aspinall untuk turun ke lokasi guna mengevakuasi Satwa tersebut.

Dengan menggunakan kendaraan WRU (Wildlife Response Unit) dan dilengkapi dengan peralatan medis, tim kemudian mengevakuasi satwa tersebut dengan mengamankan seekor Macan Tutul Jawa berjenis kelamin betina. Dugaan sementara, hewan tersebut berumur remaja dan terdapat luka pada luka bagian pinggang dekat kaki belakang. Luka tersebut diperkirakan sudah berlangsung sekitar 5 hari.

"Kondisi Macan Tutul Jawa tersebut menurut dokter hewan termasuk dalam kondisi kritis sehingga secepatnya diberikan penanganan medis dengan memberikan infus, antibodi dan pembersihan luka dengan antiseptic," lanjut unggahan tersebut.

2. Kondisi macan sudah mulai membaik

Macan Tutul Jawa Ditemukan Terluka di Kawah Putih CiwideyInstagram bbksda_jabar

Guna menjaga kondisinya, satwa langsung diangkut dengan kendaraan WRU menuju Kebun Binatang Bandung untuk mendapatkan perawatan intensif dan dijauhkan dari interaksi dengan satwa atau manusia.

Perkembangan terakhir dilaporkan oleh tim dokter hewan Kebun Binatang Bandung, saat ini Macan Tutul Jawa tersebut sudah mulai merespons keadaan sekitar kandang perawatan dan sudah makan hati sapi (1 kg).

Mengenai penyebab luka yang diderita satwa tersebut, Tim Balai Besar KSDA Jawa Barat bersama pihak terkait masih melakukan penyelidikan lebih lanjut di lapangan.

3. BBKSDA sempat melepas liarkan macan tutul di Gunung Sawal

Macan Tutul Jawa Ditemukan Terluka di Kawah Putih CiwideyPixabay.com/Pixel-mixer

Di sisi lain, pada Agustus 2020, seekor macan tutul jantan yang sebelumnya ditangkap warga, telah dilepasliarkan kembali ke habitatnya diGunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, setelah menjalani rehabilitasi hingga dipastikan sehat dan bisa bertahan hidup di hutan.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Ammy Nurwati menuturkan macan tutul berusia 11 tahun itu diberi nama Abah yang ditangkap warga di kaki Gunung Sawal atau kawasan Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis pada 25 Juni 2020.

Saat ditangkap, kata dia, kondisi macan itu dalam keadaan stres sehingga harus dirawat di Bandung Zoological Garden, Bandung. "Kita lepaskan karena kondisinya dipastikan kembali pulih dan siap dilepasliarkan ke hutan," kata Ammy kepada wartawan di lokasi pelepasan Gunung Sawal, Blok Pasirtamiang, Desa Pasirtamiang, Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis.

Hasil kajian, kata dia, macan tersebut dilepasliarkan di habitat lamanya untuk mempermudah adaptasi dan bisa menambah populasi macan tutul di kawasan hutan Gunung Sawal.

"Kalau di lokasi baru butuh adaptasi yang lama, tapi dia masih layak untuk dilepasliarkan. Akhirnya kami putuskan kembali ke sini dengan harapan bisa tetap 'survive' dan menambah populasi," katanya.

Ia berharap keberadaan macan tutul di Gunung Sawal dapat dijaga oleh semua elemen masyarakat, terutama masyarakat sekitar kaki gunung agar satwa langka itu tetap hidup dan bisa berkembang biak.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya