Lawatan ke Jepang, Ridwan Kamil Cari Ilmu Soal Kebencanaan dan Sampah

Pemprov Jabar akan belajar banyak dari pengalaman negara ini

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan lawatan ke Negara Jepang. Di sana, dia bertemu dengan sejumlah pihak salah satunya Menteri Lingkungan Hidup (LH) Jepang, Tsuka Akimoto.

Melalui pertemuan ini, Ridwan Kamil berbincang mengenai hubungan kerja sama antara Indonesia-Jepang yang selama ini telah terjalin. Untuk meningkatkan kolaborasi kedua negara, Ridwan Kamil mengajak pemerintah Jepang khususnya Kementerian LH memperdalam kerja sama di bidang kurikulum kebencanaan dan persoalan penanganan lingkungan seperi sampah dan sungai.

"Jadi ada dua yang dibahas. Pertama mengenai kebencanaan dan kedua tentang metropolitan," ujarnya melalui siaran pers, Senin (20/5).

Emil, sapaan akrabnya, menuturkan, secara lingkungan bahkan Jawa Barat mirip dengan Jepang yang banyak memiliki gunung berapi, bencana gempa dan kerap mengalami musibah tsunami. Sedangkan terkait metropolitan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) saat ini tengah fokus pada pengendalian lingkungan salah satunya adalah pengelolaan sampah perkotaan.

"Jawa Barat berencana ke depan pengelolaan sampah bisa ramah lingkungan seperti layaknya di Jepang," kata Emil.

1. Persoalan sampah perlahan mulai diatasi

Lawatan ke Jepang, Ridwan Kamil Cari Ilmu Soal Kebencanaan dan SampahIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Langkah pertama menyelesaikan sampah perkotaan, lanjut Emil, sudah dilakukan Jawa Barat dengan membangun fasilitas pengelolaan dan pemopresan akhir sampah (PPAS) Lulut, Nambo, Bogor atau Luna. Luna yang nilai proyeknya mencapai 60 juta dolar AS akan melayani sampah di Bogor Raya plus Tanggerang Selatan.

“Sekarang kami akan membangun lima fasilitas dari sampah plastik menjadi bahan bakar," ujarnya.

Jika sistem tersebut berhasil maka sampah-sampah plastik perkotaan bisa kita ambil dan jadikan bahan bakar. Ini jelas akan mengurangi sampah plastik yang mencemari lingkungan.

Selain itu pihaknya juga meminta bantuan teknologi bagaimana mengubah Citarum yang masih menjadi sungai terkotor berubah menjadi sungai terbersih.

2. Berharap mendapat contoh kurikulum kebencanaan di sekolah

Lawatan ke Jepang, Ridwan Kamil Cari Ilmu Soal Kebencanaan dan Sampahpixabay.com/id/users/ramadhannotonegoro-6545355

Dengan karakteristik alam yang yang banyak gunung aktif, Pemprov Jabar telah mewacanakan untuk memasukan kurikulum kebencanaan di tingkat sekolah dasar dan menengah. Guna menerapkan kurikulum yang tepat, Emil meminta Menteri Tsukaa bisa memberikan modul pengajaran yang selama ini telah diterapkan di Jepang.

"Modul yang bisa kami latih ke guru dan diajarkan kepada murid sekolah," ujar Emil.

Baca Juga: Di Titik Terdalam Samudera Pasifik, Pria Ini Temukan Sampah Plastik

Baca Juga: Sampah Plastikmu Bisa untuk Bahan Membangun Rumah, Ecobrick Solusinya!

3. Ini rekomendasi Menteri LH Jepang terkait Sungai Citarum

Lawatan ke Jepang, Ridwan Kamil Cari Ilmu Soal Kebencanaan dan SampahHumas Pemprov Jabar

Pada pertemuan ini, Menteri Tsukaa mengaku pernah datang ke Indonesia dan melihat kondisi Sungai Citarum yang memang cukup mengkhawatirkan. Saat itu pemerintah Jepang merekomendasikan agar di sejumlah titik dibangun sarana pengelolaan air sebelum di buang ke sungai.

"Dulu sungai di Tokyo tercemar, sekarang jadi bersih,” katanya.

Menurut dia, dengan adanya fasilitas pengelolaan air, maka sebelum air kotor masuk ke sungai dibersihkan terlebih dahulu di penyaringan. Tsukaa menghitung untuk membangun sarana tersebut biayanya tidak terlalu tinggi.

Sedangkan mengenai kerja sama kurikulum kebencanaan, Kementerian LH Jepang menyebut apa yang dibutuhkan Pemprov Jabar harus menilik dari kejadian bencana sebelumnya. Sebab dari pengalaman tertimpa bencana ini akan didapat kurikulum paling tepat yang memang lebih mudah diterima siswa dan masyarakat sekitar.

Baca Juga: Dihadang Aparat, Massa Aksi 22 Mei dari Bandung Pilih Mobil Pribadi

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya