Krisis Air Bersih, Banyak Siswa di Cimahi Pergi ke Sekolah Tanpa Mandi

Pemprov Jabar siapkan rekayasa cuaca

Cimahi, IDN Times - Musim kemarau yang terjadi selama empat bulan membuat sejumlah daerah di Jawa Barat mengalami kekeringan. Krisis air bersih pun mulai menerjang beberapa daerah, salah satunya Kota Cimahi.

Minimnya pasokan air bersih bahkan membuat anak-anak yang berada di Kampung Hujung Kidul, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, harus pergi bersekolah tanpa mandi terlebih dahulu. Hal ini disampaikan Deden (41), salah seorang warga di daerah tersebut.

"Air sumur sudah kering, kita terkadang beli air galon harganya Rp4.000," kata Deden, Rabu (21/8).

Untuk pergi ke sekolah, kata dia, anaknya hanya bisa mencuci muka. Sedangkan untuk mandi, anak Deden mesti menunggu suplai air lebih.

Selama dilanda krisis air, ia mengaku rutin membeli air galon untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam sehari, ia bisa membeli lima galon dengan harga Rp4000 tersebut.

"Terkadang kami hanya satu kali (mandi), gara-gara kekurangan air," katanya.

1. Sulit mencuci baju

Krisis Air Bersih, Banyak Siswa di Cimahi Pergi ke Sekolah Tanpa MandiIDN Times/Debbie Sutrisno

Warga yang lainnya, Carbu (49), yang juga terdampak krisis air mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir dia kesulitan untuk mencuci pakaian keseharian. Terlebih untuk mencuci air yang dibutuhkan cukup banyak.

"Air sumur sudah mengering empat bulan kemarin hingga sekarang, biasanya kalau buat nyuci pakaian pakai air sumur sama harus ngantre" kata Carbun.

Sejak dilanda krisis air tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi melalui Dinas Pemadam Kebakaran juga sudah mengalirkan sejumlah bantuan air dengan sejumlah mobil tangki air.

Setiap harinya warga yang terdampak itu sudah mengantre untuk mendapat air bersih dari mobil tangki sejak jam 09.00 WIB. Para warga tersebut mengambil air sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Carbun berharap pemerintah dapat lebih sensitif dalam mengantisipasi krisis air tersebut. "(Pemerintah) Harus siap siaga, langsung turun langsung ke lapangan," katanya.

Baca Juga: Kemarau 2019, 166 Ribu KK Terdampak Kekeringan di Jawa Barat

2. BPBD Cimahi alirkan 30 ribu liter air bersih per hari

Krisis Air Bersih, Banyak Siswa di Cimahi Pergi ke Sekolah Tanpa MandiIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi menyiapkan sekitar 30 ribu liter air bersih per hari untuk mengatasi krisis air yang terjadi sejak empat bulan yang lalu.

Petugas BPBD Kota Cimahi, Gogot Sutarto, mengatakan, air tersebut disalurkan kepada warga terdampak krisis air menggunakan mobil tangki dari UPT Air Bersih serta Dinas Pemadam Kebakaran.

"Air bersih ini kita sebar ke warga yang memang alami krisis air," paparnya.

Dari total tiga kecamatan di Kota Cimahi, berdasarkan data yang ia himpun ada sebanyak 10 kelurahan yang dilanda krisis air akibat kemarau panjang.

10 kelurahan tersebut di antaranya yakni, Kelurahan Cibabat, Kelurahan Pasirkaliki, Kelurahan Cipageran, Kelurahan Cimahi, Kelurahan Cigugur Tengah, Kelurahan Setiamanah, Kelurahan Baros, Kelurahan Cibeber, Kelurahan Leuwi Gajah, dan Kelurahan Utama.

Dari data tersebut, Kecamatan Cimahi Tengah memiliki empat kelurahan yang dilanda krisis air. Namun Kecamatan Cimahi selatan yang paling banyak membutuhkan distribusi air.

"Hingga kini kita sudah mendistribusikan sekitar 865 ribu liter air kepada warga yang terdampak krisis," katanya.

Dengan demikian ia mengimbau kepada masyarakat agar efisien dalam menggunakan air. Sebab, kata dia, musim kemarau diprediksi akan berlangsung panjang.

"Semoga kemarau ini tidak berkepanjangan, masyarakat diharapkan dapat menggunakan air se-efisien mungkin," kata dia.

Baca Juga: Atasi Kekeringan, Ridwan Kamil Bakal Bagi Air Irigasi untuk Warga

3. Pemprov Jabar masih mengkaji membuat hujan buatan

Krisis Air Bersih, Banyak Siswa di Cimahi Pergi ke Sekolah Tanpa MandiDok. Pribadi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terus memonitor kondisi kekeringan yang ada di seluruh daerah Jawa Barat. Selama ini dia juga aktif berkomunikasi dengan pimpinan di setiap kabupaten/kota untuk mengecek kebutuhan air warga dan daerah mana saja yang memang mengalami krisis air paling parah.

"Kami persiapan untuk melakukan rekayasa cuaca jika memang hujan masih belum turun," ujar Ridwan Kamil ketika melakukan kunjungan di Sukabumi.

Baca Juga: Alami Kekeringan, Puluhan Juta Jiwa Terancam Berbagai Bencana

Baca Juga: 31 Desa di Kabupaten Bogor Terdampak Kekeringan Akibat Musim Kemarau

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya