Kreasi Kain Goni Berkeliling Penjuru Negeri

UMKM harus berani berinovasi di kala pandemik

Bandung, IDN Times - 'Percuma ganteng atau cantik kalau masih pakai kantung plastik'. Tulisan ini terpampang jelas di salah satu sudut toko Rumah Karung Goni, Kota Bandung. Menggunakan kain goni berwarna merah setinggi dua meter, tulisan ini menjadi pengingat bahwa kain ini bisa menjadi pengganti berbagai produk berbahan dasar plastik.

Terletak di Jalan Kawung Picis, Sukaluyu, toko Rumah Karung Goni berada di salah satu rumah pendirinya, Muhammad Fariz Adisukmawan. Berbagai produk berbahan dasar goni terpajang rapi di setiap sudut. Ada juga tas ransel, pounch (kantung kecil), tas jinjing, hingga berbagai aneka kraft ditata di dua rak kayu bertingkat.

Fariz menceritakan, Rumah Karung Goni berawal dari ketertarikannya dengan produk ini setelah salah satu temannya menjual kain tersebut di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Fariz dan dua sahabatnya lantas memulai berjualan kain tersebut secara langsung maupun daring (online) sejak 2014.

Lambat laun peminat kain goni mulai bermunculan. Selain ingin membeli kain, banyak juga konsumen yang meminta agar bahan tersebut dibuat menjadi barang kraft lainnya, seperti pounch atau tas.

"Kita justru terinspirasi dari yang ingin beli. Sempat kita tolak (order sesuai pesanan), tapi karena permintaannya banyak akhirnya kita coba cari penjahit dan membuat produk sesuai orderan. Custom (sesuai pesanan) gitu lah," kata Fariz ketika berbincang dengan IDN Times, Rabu (24/11/2021).

Untuk produksi awal, Rumah Karung Goni coba membuat pounch yang sangat simpel. Kemudian ada juga permintaan membuat karung besar sebagai tempat menyimpan biji kopi, yang disablon sesuai keinginan pembeli. Hingga saat ini setidaknya ada 50 produk dari kain goni yang berhasil dibuat baik desain sendiri maupun sesuai orderan.

Peminat produk berbahan kain goni terus bertambah

Kreasi Kain Goni Berkeliling Penjuru NegeriBerbagai produk berbahan dasar kain goni di Rumah Karung Goni. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sejak 2014, Fariz menyebut makin banyak masyarakat berminat menggunakan produk berbahan dasar goni. Dia belum bisa memastikan angka pastinya, tapi peningkatan itu terlihat dari permintaan yang terus meningkat setiap tahunnya.

Karena mulai dikenal masyarakat, sebelum pandemik Rumah Karung Goni sempat menjadi salah satu UMKM yang meramaikan Sea Games Jakarta-Palembang. Berbagai produk kreatif dari Rumah Karung Goni dioder sebagai cinderamata. Pascaacara tersebut, permintaan kreasi dari kain goni tidak surut. Bahkan orderan dari berbagai daerah meningkat.

Produk dari Rumah Karung Goni sekarang sudah merambah tanah Papua hingga Sumatera Utara sebagai produk yang diperjualbelikan di sana. "Pandemik sekarang tidak terlalu berdampak pada kami. Permintaan masih tinggi sama seperti sebelum pandemik," ujarnya.

Dengan perkembangan e-commerce (pasar daring) di Indonesia seperti Shopee, masyarakat makin mudah menemukan produk dari Rumah Karung Goni. Selain di dalam negeri, Fariz pun sudah menjajalkan dagangannya di laman e-commerce internasional. Peminatnya memang belum banyak, setiap bulan baru 5 hingga 10 item produksi Rumah Karung Goni melenggang ke luar negeri. Mulai dari Amerika, Kanada, Australia, hingga Malaysia menjadi pasar penjualan.

Pengembangan ke ranah perdagangan digital membuat pendapatan Rumah Karung Goni berhasil stabil meski pandemik menerjang Indonesia. Setiap bulan omzet UMKM ini berada di angka Rp200 juta hingga Rp300 juta.

Produksi yang mampu stabil turut memberikan dampak baik pada para pekerja. Sejauh ini Rumah Karung Goni mampu mempekerjakan sekitar 20 orang di dua kantor. Selain itu, ada 10 hingga 15 orang yang bekerja di tempat produksi.

"Kita sekarang mengerjakan penjahit lainnya skala industri rumahan. Nah yang menarik Rumah Karung Goni sekarang membuat kain sendiri dengan dua pabrik di Bandung. Jadi semakin banyak yang termanfaatkan dengan adanya produk ini," kata Fariz.`

Tak hanya mencari cuan, Rumah Karung Goni pun memiliki misi meminimalisir penggunaan berbagai barang yang selama ini memakai bahan dasar plastik agar bisa diganti dengan kain goni. Selain fesyen yang lebih kekinian, pemakaian barang dari bahan goni pun ramah lingkungan dibandingkan plastik.

Meraup cuan optimalkan pasar digital

Kreasi Kain Goni Berkeliling Penjuru NegeriIlustrasi e-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Seiring dengan pagebluk COVID-19, masyarakat mulai memaksimalkan pembelian barang kebutuhan secara daring. Pemanfataan e-commerce pun tidak terelakan. Alhasil peralihan sistem penjualan dari luring (offline) menjadi daring sangat perlu dilakukan pelaku usaha, tak terkecuali UMKM.

Akademisi dari Universitas Padjadjaran Yudi Azis mengatakan, pandemik setidaknya menghadirkan empat peralihan besar dalam perilaku konsumen, yakni kemunculan solidaritas sosial, digitalisasi (go virtual), kecenderungan bekerja dari rumah, dan masyarakat yang fokus untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Perubahan perilaku konsumen bekerja dari rumah dan berkembangnya sistem digital memunculkan sistem perekonomian baru, yakni low touch economy atau pembelian barang minim interaksi secara langsung.

Dalam hal digitalisasi, pemanfaatan akses tersebut semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Digitalisasi ini adalah sebuah keniscayaan, walaupun harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti segmen, target, dan juga pembeli.

“Semakin besar usaha, dan jangkauan luas, serta konsumen tidak terlalu loyal maka perlu dilengkapi dengan channel tambahan digital. Tentu dengan asumsi harus ada resources (sumber daya) yang disiapkan. Jangan sampai ketika (UMKM) tidak siap malah menjadi boomerang,” ujar Yudi.

Menurutnya, dalam perkembangan digitalisasi UMKM pemerintah harus memberi dukungan penuh. Mereka bisa membantu dalam penguatan promosi maupun pembiayaan. Selain itu juga dukungan dari sisi peningkatan literasi digital dan penguatan kompetensi para pelaku UMKM.

“Meski secara umum sudah mengenal e-bisnis tapi untuk menjadi pelaku e-bisnis ada kompetensi tambahan yang harus dipahami. Jangan sampai e-bisnis ini menjadi beban tambahan atau masalah baru karena kekurangan kompetensi,” papar Yudi.

Untuk menunjang literasi digital, perusahaan e-commerce Shopee mulai gencar melakukan edukasi, salah satunya melalui Kampus UMKM Shopee Ekspor yang juga sudah berdiri di Kota Bandung.

Head of Public Affair Shopee Redynal Nataprawira mengatakan, fasilitas ini merupakan komitmen perusahaan untuk membangun kemudahan bagi pelaku UMKM untuk berkembang termasuk dalam pemasaran produk hingga ke luar negeri.

"Kita berkomitmen untuk membangun 100 ribu UMKM Jabar agar bisa ekspor pada 2022," ujar Redynal.

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat, jumlah UMKM mencapai 85 persen dari total unit usaha. Adapun serapan tenaga kerja dari UMKM mencapai 74,63 persen atau sekitar 8,5 juta pekerja. Diproyeksikan jumlah UMKM di Jabar pada 2021 mencapai 6,25 juta unit usaha.

Sebagai salah satu daerah dengan populasi terbanyak di Indonesia, Jawa Barat memiliki segudang potensi dalam perkembangan UMKM. Keunikan pelaku usaha di Tanah Sunda mampu menjadi daya jual kepada konsumen baik dalam dan luar negeri.

Dengan kehadiran Kampus UMKM Ekspor Shopee, pelaku usaha di Bandung dan sekitarnya bisa memanfaatkan berbagai akses yang ada di fasilitas ini untuk membangun usahanya hingga dikenal banyak orang.

Bertempat di Jalan BKR Nomor 27, banyak hal bisa dilakukan di Kampus Shopee. Mulai dari tempat etalase produk UMKM, ruangan video dan pemotretan, hingga ruang untuk siaran langsung memperkenalkan produk kepada konsumen.

Semua fasilitas ini gratis tidak dipungut biaya. UMKM tinggal datang dan mendaftar atau melakukan pendaftaran secara daring. "Jadi yang ingin foto produk kita ada ruangannya. Juga buat yang mau buat video tempatnya ada dan alat penunjang disiapkan," papar Redynal.

Per Maret 2021, perusahaan ini sudah mampu mengekspor produk UMKM mencapai 1,5 juta item. Penjualan ini menjangkau enam negara tujuan ekspor, yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan yang terbaru pasar Brasil. Jutaan produk itu diekspor lewat kanal Kreasi Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global. 

Baca Juga: Digitalisasi, Upaya Strategis Dorong Performa UMKM di Masa Pandemik

Bela negara dengan memakai produk dalam negeri

Kreasi Kain Goni Berkeliling Penjuru NegeriProduk Rumah Karung Goni mejeng di Kampus UMKM Shopee Ekspor Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Berdasarkan data Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, perkembangan ekonomi digital di Tanah Pasundan sangat menggembirakan. Kondisi tersebut salah satunya tercermin dari pertumbuhan nilai transaksi e-commerce oleh warga Jabar pada pertengahan triwulan III-2021 yang tumbuh 59,03 persen dibandingkan 2020. Tercatat dari 10 provinsi dengan pangsa pasar transaksi terbesar di Indonesia, baik pembelian maupun penjualan melalui pasar digital (marketplace).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto menuturkan, Total transaksi pada pertengahan triwulan III-2021 tercatat mencapai Rp 15,02 triliun. “Ini menunjukkan Jabar memiliki peluang yang sangat baik dalam digitalisasi. Tentu harus dilanjutkan untuk memastikan sektor bisnis di berbagai level, termasuk UMKM untuk bertransformasi bisnis secara end to end,” katanya.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan, provinsi ini merupakan daerah yang paling siap untuk menghadapi era digitalisasi mulai dari kota hingga desa. Dengan banyaknya pelaku usaha tersebar di 27 kabupaten/kota, Jabar harus mampu menjadi provinsi yang memperluas pasar ekspor ketimbang mengimpor barang.

Guna mendorong pembelian produk lokal, hampir setiap hari Emil melakukan kampanye agar masyarakat bisa membeli secara langsung produk UMKM dalam negeri demi dan meminimalisir pemakaian barang impor. Dia berharap dengan berbagai upaya perekonomian bisa membaik tahun ini.

"Mari semua pihak untuk melakukan bela negara dengan belanja di kegiatan-kegiatan khusus. Mudah-mudahan kita bisa menggeliat (ekonominya) seiring vaksinasi yang berhasil," ungkap Emil.

Mantan Wali Kota Bandung ini bahkan mempersilakan namanya dipakai masyarakat untuk merek produk UMKM. Hal ini sebagai bentuk dukungannya dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan.

Tidak ada royalti yang harus dibayarkan, hanya saja ada dua syarat bagi UMKM yang akan menggunakan namanya. Pertama, harus memberitahu dirinya dulu. Kedua, bisnisnya harus yang sesuai dengan etika syariah.

Menurutnya, ekonomi Jabar bukan ekonomi konglomerat melainkan ekonomi UMKM yang persentasenya mencapai 90 persen. "Makanya setiap kegiatan UMKM saya selalu dukung lahir batin buat karena menggerakkan ekonomi kerakyatan," ujarnya.

Tetap aman saat belanja lewat e-commerce

Kreasi Kain Goni Berkeliling Penjuru NegeriGedung kampus UMKM Shopee Ekspor di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Perilaku daring menjadi lekat dengan masyarakat, terutama perihal berbelanja di tengah pandemik COVID-19. Belanja melalui marketplace atau e-commerce menjadi satu hal yang sering masyarakat lakukan selama pembatasan kegiatan dan mobilitas.

Kendati sudah menjadi kebiasaan, tetap ada hal-hal yang perlu kamu perhatikan agar belanja daring tetap aman dan nyaman. Direktur Shopee Indonesia, Handika Jahja menyampaikan beberapa tips agar belanja daring tetap aman.

Tips pertama adalah tidak memberikan kode one time password (OTP) ke siapapun dengan alasan apapun. Kode OTP adalah kunci kedua yang tak kalah pentingnya dari kata kunci akun seseorang.

OTP adalah kunci akses unik yang dibuat secara otomatis oleh sistem ketika ingin masuk ke akun di situs atau aplikasi daring. Dengan kata lain, OTP adalah pelindung akun pribadimu.

"Sesuai kepanjangannya, sejatinya OTP adalah kata kunci yang harus dirahasiakan dan tidak boleh dibagikan ke siapapun. Tidak akan ada pihak yang meminta OTP-mu. Jika ada pihak yang mengatasnamakan entitas atau aktivitas tertentu dan menanyakan OTP-mu, maka janji manisnya patut dicurigai," ujar Handika.

Kemudian, pembeli pun wajib mengganti kata sandi akun secara berkala. Membuat kata sandi yang berbeda di setiap akun juga bisa dilakukan untuk lebih terjaga.

Tips ketiga yakni mengaktifkan verifikasi dua langkah. Cara ini menjadi pengaman ganda saat oknum penjahat mencuri data. Dalam berbelanja daring, kamu juga mesti mewaspadai penipuan dengan modus phishing.

Phishing mengacu pada upaya penipuan untuk melakukan tindak kriminal, mulai dari pencurian identitas, perusakan data, hingga pencurian uang. Para penipu akan mendesain pesannya sehingga tampak berasal dari perusahaan sungguhan ataupun sumber yang terpercaya.

"Berawal dari disebarkannya email dan teks tiruan, lampiran atau unduhan palsu, spam kalender, bahkan diperkuat dengan panggilan telepon tipuan untuk mengecoh agar kamu sebagai korban rela memberikan informasi seperti password, OTP, nomor rekening, atau nomor kartu kredit," papar Handika.

Terakhir, konsumen bisa berbelanja di laman e-commerce yang tepat. Pastikan laman atau aplikasi jual beli tersebut tidak menyuruh agar melakukan transaksi di luar aplikasi dengan alasan apapun.

Baca Juga: 5 Transformasi Ekonomi Digital Ini Jadi Solusi Tepat Bagi UMKM

Baca Juga: Cara Mudah Tingkatkan Penjualan Lewat Kampus UMKM Ekspor Shopee

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya