KPU: Media Sosial Bantu Angka Partisipasi Pemilu di Jabar Meningkat

Diprediksi angka partisipasi Pemilu 2019 capai 77 persen

Bandung, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat memprediksi angka partisipasi pemilihan umum pada 2019 di Provinsi Jawa Barat mencapai 75 persen. Angka ini berhasil meningkat dibandingkan pelaksanaan pemilu pada 2014 yang berada di kisaran angka 71,3 persen.

"Angka partisipasi sekarang mencapai 75 persen. Tapi kemungkinan kita bisa capai target 77 persen (kalau semua data sudah masuk)," kata Ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok, di kantornya, Jumat (19/4).

Rifqi memprediksi, meningkatnya angka partisipasi masyarakat Jabar dalam Pemilu kali ini salah satunya disebabkan faktor media sosial. Sebab selama ini lini masa media sosial baik itu Twitter, Instagram dan Facebook banyak yang membahas terkait pemilihan umum khususnya pemilihan presiden dan wakilnya.

"Kelihatannya ini, pertarungan di media sosial. Jadi diskusi di medsos juga punya dampak bagus untuk partisipasi pemilih," ujarnya.

1. Sosialisasi KPU pun dilakukan lebih masif

KPU: Media Sosial Bantu Angka Partisipasi Pemilu di Jabar MeningkatInstagram.com/gritteagathaa

Rifki mengatakan, upaya sosialisasi yang dilakukan KPU bersama berbagai pihak baik unsur pemerintah daerah maupun masyarakat juga berhasil menarik minat masyarakat untuk ikut berpartisipasi menyukseskan pesta demokrasi kali ini

"Selain sosialisasi juga masyarakat sekarang partisipasi tinggi ya. Sampai C1 juga dicari-cari. Kawal C1. Jadi sekarang gara-gara viral jadi pengen tahu," ujarnya. 

Dia juga bersyukur pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan di Jabar berjalan lancar dan aman. Hanya memang ada beberapa kekurangan tapi secara keseluruhan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 

2. Gubernur Jabar prediksi pemilu serentak ikut dongkrak partisipasi

KPU: Media Sosial Bantu Angka Partisipasi Pemilu di Jabar MeningkatIDN Times/Debbie Sutrisno

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, berdasarkan berbagai laporan terjadi peningkatan di Jawa Barat. Pada pilpres 2014 angka partisipasi ada di angka 70 persen. Tapi pada Pemilu 2019 partisipasi masyarakat di atas 75 persen. “Artinya partisipasi masyarakat sudah sangat tinggi,” sebut Emil.

Hal ini, lanjut dia, kemungkinan disebabkan pilpres dibarengi dengan pileg sehingga banyak caleg yang rajin berpromosi, sosialisasi, serta menarik masyarakat agar turut di pesta demokrasi ini. "Saya pernah ke Amerika, di sana partisipasi 30 persen sudah bangga. Di sini 70 persen mereka terheran- heran," katanya.

3. Terdapat sejumlah kendala terkait pemilu

KPU: Media Sosial Bantu Angka Partisipasi Pemilu di Jabar MeningkatIDN Times/Mela Hapsari

Dalam pemilu kali ini, Ridwan Kami menuturkan terdapat sejumlah persoalan yang menjadi masukan kepada pemerintah pusat. "Ada sedikit permasalahan seperti ada TPS yang kekurangan surat suara, tapi petugas setempat langsung berupaya mengambil dari TPS lain untuk menambal TPS yang kekurangan," ujar Gubernur.  

Kendala lain yakni ada sejumlah TPS yang kesulitan menyimpan logistik pemilu seperti kotak suara karena jumlahnya banyak yakni lima kotak.  "Sehingga saya bersama Kapolda Jawa Barat mengambil keputusan yaitu dahulu kan penyimpanan kotak pilpres di kecamatan," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Selain evaluasi penyelenggaraan pemilu, Emil juga memberi masukan ke Kemendagri yang bersifat administrasi. Ini terkait dengan keluhan mahasiswa yang merantau tidak bisa menggunakan hak pilihnya akibat tidak punya formulir A5 atau surat pindah dari tempat asal.

Menurut Gubernur, para mahasiswa rantau ini tidak sempat atau tidak punya ongkos untuk pulang kampung sehingga dihadapkan pada situasi serba sulit. Emil berharap kepada Kemendagri agar hadir peraturan yang membuat masyarakat bisa mencoblos di mana saja dengan bekal e-KTP.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya