Konsumsi Oksigen di RSHS Naik 3 Kali Lipat, Tapi Suplai Sedikit 

Pemprov Jabar gandeng BUMN untuk pengadaan oksigen ini

Bandung, IDN Times - Menipisnya pasokan oksigen di rumah sakit semakin meluas di Kota Bandung. Kali ini giliran Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang mengeluhkan minimnya suplai gas oksigen.

Pelaksana tugas Direktur Utama RSHS Bandung, dr Irayanti mengatakan, kelangkaan oksigen terjadi untuk pasien khususnya yang terpapar COVID-19. Sementara, kondisi pasien COVID-19 yang datang ke RSHS terus bertambah.

"Kalau kami liat konsumsi oksigen sekarang sudah tiga kali lipat lebih banyak dari biasanya," ujar Iriyani, Senin (5/7/2021).

Meski demikian, pihak RSHS terus berkoordinasi dengan semua pihak yang selama ini memproduksi agar bisa memasok lebih cepat. Sebab, sekarang 1x24 jam harus ada tambahan oksigen baru.

1. RSHS jemput bola untuk dapatkan pasokan oksigen

Konsumsi Oksigen di RSHS Naik 3 Kali Lipat, Tapi Suplai Sedikit Ilustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Menurutnya, sekarang pihak RSHS pun harus mendatangi para produsen untuk mendapatkan gas. Tidak seperti biasanya, saat ini giliran rumah sakit yang langsung datang untuk menukarkan tabung kosong dengan gas berisi.

"Sampai sekarang masih terpenuhi, mudah-mudahan sebagaimana kita tahu RSHS adalah rumah sakit rujukan tertinggi di Jabar, jadi kami berharap tetap dipasok oleh aneka gas," ujarnya.

Baca Juga: Stok Oksigen Menipis, Disdagin Sebut Pasien COVID-19 Bandung Melonjak

2. Jabar gandeng BUMN siapkan pengadaan oksigen untuk medis

Konsumsi Oksigen di RSHS Naik 3 Kali Lipat, Tapi Suplai Sedikit Ilustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan sejumlah langkah taktis guna memenuhi tingginya kebutuhan oksigen dan tabung oksigen di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jabar Taufiq BS mengatakan strategi peningkatan distribusi dan pengadaan diyakini bisa menjawab tantangan keperluan oksigen medis di Jawa Barat. "Saat ini sedang dilakukan tindak lanjut dari strategi untuk mengatasi persoalan suplai oksigen dan suplai tabung," kata Yaufiq

Guna menjalankan strategi pihaknya mengoptimalkan peran seluruh pihak mulai pemerintah kabupaten/kota, swasta, BUMN, BUMD hingga BAZNAS. Salah satu upaya kolaboratif yakni dengan meningkatkan distribusi, dukungan transportasi dan SDM terutama untuk kebutuhan sopir dan tenaga angkut tabung.

"Untuk distribusi ini kami perkuat kolaborasi pemprov, kabupaten/kota, produsen hingga agen, karena penguatan distribusi butuh sistem kerja bersama. Saat ini posko oksigen saat ini sedang dibentuk di kabupaten/kota," ujar dia.

Langkah lain yang lebih strategis adalah pengadaan tabung gas baru untuk medis sebanyak 300 tabung baru berisi gas oksigen 6 meter kubik dan 100 tabung baru berisi gas oksigen 1 meter kubik. Menurutnya Pemprov Jabar akan menggunakan dana BAZNAS yang pengadaannya akan difasilitasi BUMD PT Jasa Sarana.

"Ini akan disingkronkan dengan penyiapan buffer stok tabung gas oksigen," katanya.

Baca Juga: IDI Jabar Minta Pemprov Jabar Perhatikan Pasokan Oksigen Rumah Sakit

3. Targetkan bisa mengadakan 9.000 tabung baru untuk kekurangan oksigen

Konsumsi Oksigen di RSHS Naik 3 Kali Lipat, Tapi Suplai Sedikit Ilustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Pemprov juga menaruh perhatian serius pada penyiapan kebutuhan oksigen untuk masyarakat terutama yang tengah menjalani isolasi mandiri. " Ini sedang dibahas lebih teknis karena untuk masyarakat yang isoman dan jauh dari fasyankes butuh fasilitasi tabung oksigen kecil," kata dia.

Taufiq juga memastikan langah kerjasama penting dengan BUMN PT Krakatau Steel lewat PT Krakatau Natural Resources. Kerjasama yang tengah dilakukan BUMD PT Migas Hulu Jabar ini memastikan Jawa Barat mendapat kuota pengisian oksigen sebanyak 150 tabung 6 meter kubik per hari.

"Kami juga melakukan penjajakan dengan BUMN lain termasuk Pusri dan Pertamina, kerjasama ini sudah dimulai dengan PT Krakatau Natural Resources," paparnya.

Pemprov Jabar juga menurutnya sudah menghitung kebutuhan oksigen medis hingga akhir Juli 2021. Pihaknya menargetkan upaya dan kerja keras yang sudah disusun ini bisa memenuhi 10 persen kekurangan yang mencapai 9.000 tabung baru.

Baca Juga: Luhut: Oksigen Kurang karena Distribusinya Tersendat

Baca Juga: Warga Keluhkan Masih Ada Pungli di TPU Cikadut Khusus COVID-19 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya