Komponen Laptop Merah Putih Tidak Mungkin Seluruhnya dari Indonesia

Pengembangan laptop bisa meningkatkan ekonomi negera

Bandung, IDN Times - Pemerintah menggandeng empat perguruan tinggi negeri untuk membuat laptop Merah Putih. Pembuatan laptop ini dilakukan karena kebutuhannya semakin tinggi, tapi produk di dalam negeri mayoritas masih impor.

Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah Ph.d mengatakan, untuk spesifikasi laptop akan ditentukan sesuai dengan kebutuhan proses pendidikan yang memiliki level pendidikan berbeda antara kebutuhan pelajar di sekolah dasar dengan mereka yang menempuh ilmu di perguruan tinggi.

Selain itu spesifikasi pun memperhitungkan situasi infrastruktur daerah siswa yang berbeda, misal antara daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan) yang tidak memiliki infrastruktur internet, bahkan beberapa listrik juga sulit.

"Menentukan spesifikasi ini bagian dari kegiatan yang akan dilakukan konsorsium ini, dan bisa jadi spesifikasi produknya bisa lebih dari satu, sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai dengan inovasi PTN BH masing-masing," ujar Reini, Selasa (27/7/2021).

1. Indonesia belum bisa produksi komponen penting dalam sebuah laptop

Komponen Laptop Merah Putih Tidak Mungkin Seluruhnya dari Indonesiaengadget.com

Meski namanya laptop Merah Putih, Reini menuturkan bahwa komponen produk tersebut tidak bisa seluruhnya didapat dari dalam negeri. Sebab, di dunia ini tidak ada produk elektronika yang semua komponennya dibuat oleh satu negara, bahkan di Tiongkok sekalipun.

Prosesor komputer sampai hari ini masih dikuasai oleh Amerika Serikat. Demikian juga platform sistem operasi. Memori masih dibuat oleh Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan, juga LCD dan komponen lain dikerjakan sejumlah negara.

"Jadi produk semacam laptop ini adalah produk dengan komponen dari mancanegara. Nah, Indonesia akan membuat bagian yang bisa dikerjakan, dan pasti tidak semua," papar Reini.

Untuk pembuatan laptop menggunakan produk dalam negeri ini akan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan industri dalam negeri
dalam memproduksi hasil penelitian dari tim konsorsium.

2. Pembuatan laptop dalam negeri untuk sebuah transformasi digital

Komponen Laptop Merah Putih Tidak Mungkin Seluruhnya dari IndonesiaIlustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Menurut Reini, program pembuatan laptop Merah Putih diinisiasi dengan adanya keperluan perangkat digital seperti laptop dan tablet untuk proses pembelajaran digital oleh pemerintah.

Bukan hanya untuk menjawab kebutuhan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang selama ini menjadi satu-satunya cara untuk meneruskan proses pendidikan dalam kondisi pandemik COVID-19, tetapi juga menjawab rencana Kemendikbudristek untuk melakukan transformasi digital dalam proses pembelajaran sesuai dengan arahan pak Presiden Joko Widodo.

"Jadi, pengguna terbesar adalah pemerintah untuk kebutuhan pembelajaran digital dalam proses pendidikan," ujar Reini.

3. Program ini diharap bisa meningkatkan kompetensi Indonesia dan membuka lapangan kerja baru

Komponen Laptop Merah Putih Tidak Mungkin Seluruhnya dari IndonesiaIlustrasi pelatihan kerja (ANTARA FOTO/Rahmad)

Manfaat pembuatan laptop dalam negeri ini bukan hanya pada kemajuan pendidikan di Indonesia, pemerintah pun berharap ada dampak pada industri dalam negeri yang kompetensinya meningkat untuk memproduksi perangkat digital.

"TKDN naik, tumbuhnya ekosistem (supply chain) industri perangkat digital di Indonesia, serta inovasi perguruan tingg terkait dengan pembelajaran digital akan dimanfaatkan oleh pemerintah pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya," papar Reini.

Aktifitas ini juga diharapkan akan membuka lapangan kerja dalam bidang rekayasa (engineering) di produk digital, dan lulusan perguruan tinggi, politeknik, dan SMK di bidang teknologi elektronika dan informatika akan terserap oleh lapangan kerja ini.

"Ekonomi nasional akan tumbuh sejalan dengan tumbuhnya industri dan lapangan kerja di Indonesia," ungkapnya.

Ke depanya, diharapakan industri dalam negeri bisa memproduksi perangkat digital untuk pasar nasional bahkan pasar internasional. Indonesia bisa menjadi pusat produksi perangkat digital ASEAN.

"Semoga ini dapat tercapai," pungkas Reini.

Baca Juga: Masuk Konsorsium Laptop Merah Putih, ITB Siapkan Tim Terbaik

Baca Juga: Minta Impor Laptop dan Software Disetop, Luhut: Sudah, Cukuplah Itu!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya