Kisah Warga Bandung yang Jadikan Teras Rumah dan WiFi Gratis untuk Siswa PJJ

Jangan persulit anak belajar karena itu adalah hak mereka

Bandung, IDN Times - Tiga siswi sekolah dasar sudah bergelut dengan buku tulis dan bolpoin sejak Senin(10/8/2020) pagi. Ponsel pintar pun tak lepas dari genggaman mereka yang duduk bersila.

Di sebuah teras rumah, mata mereka silih berganti melirik ponsel dan buku tulis. Sesekali mereka bercengkrama satu sama lain. Tiga siswi ini melihat layar ponsel untuk melihat instruksi guru yang mengajar dari jarak jauh.

Tiga siswi itu ternyata belajar di Warnet COVID-19 RW 09 Kelurahan Lingkar Selatan. Warnet dadakan dengan fasilitas internet gratis itu berada di wilayah Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.

Teras rumah warga berukuran 3x4 meter ini yang dijadikan lokasi belajar jarak jauh (PJJ). Teras yang sejatinya kerap dijadikan tempat jemuran itu disulap menjadi tempat belajar siswa-siswi dari berbagai tingkatan sekolah.

Menawarkan akses internet gratis, tempat ini pun dijadikan alternatif belajar untuk siswa-siswi yang tidak memiliki kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).

1. Berawal dari curhatan ibu-ibu yang belanja di toko

Kisah Warga Bandung yang Jadikan Teras Rumah dan WiFi Gratis untuk Siswa PJJSiswa sekolah dasar belajar secara online di RW 09 Kelurahan Lingkar Selatan, Kota Bandung, Senin (10/8/2020). IDN Times/Debbie Sutrisno

Imam Sumantri (45), penginisiasi warung internet (warnet) gratis menuturkan, pemberian internet gratis untuk siswa dan orang tua siswa berawal ketika ibu-ibu yang sering berbelanja ke toko listriknya mengeluh dengan proses belajar jarak jauh. Sebab, selain harus menghemat karena pandemik COVID-19, mereka justru wajib mengeluarkan dana lebih untuk pembelian kuota internet.

"Curhat (curahan hati) ibu-ibu kan banyak orang tua yang hanya dapat gaji 50 persen karena kerjanya di shift. Ada juga yang malah kena PHK (putusan hubungan kerja). Nah sekarang harus tambah beli kuota internet buat belajar anak. Itu yang mereka keluhkan," ujar Imam ditemui IDN Times ketika ikut mengawasi siswa belajar di warnet yang dia dirikan, Senin (10/08/2020).

Menurut Imam, saat ini untuk satu anak bersekolah secara daring (online) setidaknya bisa menghabiskan dana Rp50 ribu sampai Rp150 ribu setiap bulan. Ketika satu keluarga punya dua anak yang bersekolah atau kuliah maka anggaran bulanan mereka jelas bertambah.

"Dari sini saya coba untuk memberikan internet secara gratis kepada siswa yang ada di lingkungan rumah dan memang membutuhkannya untuk sekolah daring," ujar Imam.

2. Sebelumnya harus belajar di dalam rumah secara gantian

Kisah Warga Bandung yang Jadikan Teras Rumah dan WiFi Gratis untuk Siswa PJJSeorang ibu di RW 09 Kelurahan Lingkar Selatan, Kota Bandung, ikut mengawasi siswi ketika belajar online, Senin (10/8/2020). IDN Times/Debbie Sutrisno

Dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada awal April 2020, Imam tidak bisa memberikan internet gratis dengan belajar di depan rumah atau ruangan taman yang ada di seberang. Dia pun coba mengakalinya dengan mengajak siswa belajar di dalam rumah.

Jumlahnya tidak banyak, untuk satu kali belajar maksimal hanya empat orang saja karena memang keterbatasan tempat. Mereka yang belajar kemudian silih berganti.

Misalnya, ketika shift pertama sudah selesai belajar mereka kemudian pulang dan digantikan dengan siswa yang lainnya untuk memanfaatkan akses internet yang memang sudah terpasang di rumahnya.

"Jadi yang masih ada internet di ponselnya mereka tidak ke sini. Kalau sudah habis internet mereka datang ke rumah untuk belajar," kata Imam.

3. Manfaatkan teras rumah tetangga

Kisah Warga Bandung yang Jadikan Teras Rumah dan WiFi Gratis untuk Siswa PJJIDN Times/Debbie Sutrisno

Ketika ada pelonggaran kegiatan di mana sekarang masuk ke fase adaptasi kebiasaan baru (AKB), maka dalam sebulan ke belakang pembelajaran mulai dilakukan di luar ruangan. Salah satu tempat yang dimanfaatkan adalah teras rumah tetangga.

Imam mengatakan, sebelumnya teras ini digunakan untuk menjemur pakaian. Setelah berbincang dengan tetangganya dan memberi tahu manfaat sekolah di sini bagi siswa, sang tetangga pun memberi izin.

Sekarang di teras ini terdapat sedikitnya enam meja kecil yang bisa digunakan setiap siswa. Mereka bisa belajar dengan tenang tanpa khawatir kehabisan kuota internet .

"Pokoknya saya bantu semaksimal mungkin. Semua fasilitas disediakan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun," kata dia.

Selain di teras rumah tetangga, Imam pun mengubah taman yang ada di depan rumahnya sebagai tempat belajar untuk siswa SMP dan SMA. Mereka dipersilakan mengakses internet gratis jika memang masih terjangkau wilayahnya.

4. Protokol kesehatan COVID-19 tidak dikendorkan

Kisah Warga Bandung yang Jadikan Teras Rumah dan WiFi Gratis untuk Siswa PJJIDN Times/Debbie Sutrisno

Meski siswa-siswi yang datang ke warnet ini bisa dari mana saja, termasuk luar Kelurahan, Imam memastikan proses belajar dengan memanfaatkan internet gratis ini tetap memerhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Misalnya, dalam satu meja hanya diperbolehkan satu siswa yang belajar. Kemudian, mereka pun diharuskan tetap memakai masker atau face shield ketika berada di warnet.

Sebelum masuk ke ruangan belajar, siswa pun diharuskan mencuci tangan dengan benar. Lalu, Imam pun menyediakan penyanitasi tangan (hand sanitizer) untuk meminimalisir penyebaran virus dari satu orang ke orang lain lewat pelantara tangan.

"Pokoknya kita sangat menjaga agar mereka bisa mematuhi aturan kesehatan walau belajar di sini. Apalagi daerah sini masuk zona hijau kecamatan, semoga tidak ada penularan," papar Imam.

5. Berharap Pemkot Bandung sediakan internet gratis di taman untuk siswa belajar

Kisah Warga Bandung yang Jadikan Teras Rumah dan WiFi Gratis untuk Siswa PJJnovateus.com

Di saat pandemik COVID-19 dan ketidakpastiaan kapan siswa bisa belajar normal, Imam dan sejumlah orang tua yang ada di RW 09 ini berharap ada kemurahan hati dari Pemkot Bandung untuk kembali menyediakan akses internet gratis di taman bermain. Dengan adanya internet tersebut diharap siswa tidak lagi kebingungan ketika harus belajar jarak jauh.

Pada era Wali Kota Ridwan Kamil, taman di RW ini sudah sempat memiliki akses internet gratis. Namun akses tersebut kemudian dicabut seiring dengan penerapan PSBB. Dengan peralihan ke masa AKB ini, dia berharap internet di taman bisa dihidupkan kembali agar siswa tidak kelimpungan ketika harus belajar online.

"Jangan persulit pendidikan karena itu sudah tercantum dalam Undang-undang Dasar (UUD). Kalau kita tidak sediakan akses untuk belajar maka kita melanggar UUD yang sudah ada sejak lama," pungkasnya.

Baca Juga: Kesulitan Internet Alasan Pemprov Jabar Keukeuh Buka Sekolah Tatap Muka

Baca Juga: 4 Desa di Nusa Penida Bertahun-tahun Tidak Ada Sinyal Internet

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya