Ketua Japnas Jabar: Perkembangan Industri TPT Alami Masa Sulit

Perkembangan teknologi sangat berpengaruh

Bandung, IDN Times - Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dalam beberapa tahun ke belakang mulai mengalami stagnasi dalam perkembangan bisnis. Bahkan, tak sedikit pabrik TPT yang gulung tikar karena pendapatan yang dihasilkan tiap tahunnya terus berkurang.

Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Barat Iwan Gunawan mengatakan, industri TPT saat ini memang tengah mengalami masa sulit. Pertumbuhan masyarakat yang signifikan nyatanya tak berdampak pada penyerapan konsumsi sandang yang seharusnya menjadi kebutuhan prioritas

1. Teknologi jadi pengaruh utama

Ketua Japnas Jabar: Perkembangan Industri TPT Alami Masa SulitIDN Times/Galih Persiana

Iwan menuturkan, perkembangan teknologi memang menjadi masalah paling dikhawatirkan para pelaku industri. Sebab kemajuan teknologi baik dari sisi produksi maupun pemasaran membuat industri TPT dalam negeri harus bersaing ketat.

Iwan mencontohkan, dalam memproduksi kaus kaki, industri produk tekstil yang sudah lama berdiri menggunakan rajutan untuk membentuk motif. Dalam satu kali membuat motif baru maka produksi yang dilakukan bisa mencapai ribuan.

Berbeda dengan kaus kaki sekarang yang motifnya bisa dibuat dengan cara cetak atau printing. Teknologi tersebut membuat produksi kaus kaki dengan motif tertentu bisa diproduksi dengan skala kecil, seperti 12 pasang.

"Ini baru salah satu. Jadi tantangannya tidak sedikit sekarang di industri teksil.

Dia menuturkan, dalam industri yang digelutinya sekarang, dalam tiga tahun terakhir omzet perusahaan telah turun mencapai 20 persen.

2. Masyarakat sekarang lebih banyak ingin barang murah dibandingkan berkualitas

Ketua Japnas Jabar: Perkembangan Industri TPT Alami Masa Sulitfashionbeans.com

Selain teknologi, Iwan menyebut daya beli masyarakat untuk bisa mempunyai barang yang berkualitas semakin menurun. Ini dirasakan dari banyak para penjual yang bekerja sama dengan perusahaan TPT meminta pelaku industri menurunkan harga walaupun harus mengurangi kualitas barang yang dihasilkan.

"Jadi, sudah mah teknologi, daya beli juga turun. Masyarakat sekarang yang penting ada aja dulu barangnya," papar Iwan.

Kondisi industri TPT yang anjlok semakin dirasakan tahun ini. Iwan yang memang bergelut dalam industri kaus kaki mengatakan, biasanya menjelang ibadah Haji sudah banyak pesanan kaus kaki. Namun tahun ini berbeda, karena order yang ada tidak banyak sehingga barang yang dipakai pun stok lama di gudang.

3. Upah buruh kian tinggi

Ketua Japnas Jabar: Perkembangan Industri TPT Alami Masa SulitPegawai pabrik (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Persoalan industri TPT saat ini juga terkait dengan kenaikan upah buruh setiap tahunnya yang terbilang tinggi. Dengan kondisi sekarang pelaku usaha sektor ini cukup kewalahan. Musababnya ketika upah dinaikan, produksi barang oleh pekerja tetap sama.

"Seharusnya kan kalau gaji naik produksi juga naik dan semakin bagus," papar Iwan.

Dia pun berharap ke depan pemerintah bisa membantu pelaku industri TPT untuk bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sektor ini sehingga upah yang dikeluarkan bisa sebanding dengan kinerja para SDM.

4. Industri TPT akan digeser ke sekitaran Majalengka

Ketua Japnas Jabar: Perkembangan Industri TPT Alami Masa SulitIDN Times/Andra Adyatama

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa menuturkan, untuk mengakali upah buruh yang semakin tinggi di kawasan industri TPT sekarang seperti Cimahi, Karawang, dan Bekasi, pemerintah daerah telah menyiapkan kawasan yang diharap bisa lebih baik dalam berbagai aspek, termasuk pengeluaran untuk upah buruh.

"Kita tawarkan ke industri TPT untuk relokasi ke daerah Majalengka sekitarnya dan masuk kawasan Segitiga Rebana yang tengah disiapkan," ujar Iwa.

Di daerah ini Pemprov Jabar sudah menyiapkan lahan sekitar 3.400 hektare untuk berbagai macam industri termasuk TPT. Tak hanya itu akses pengiriman barang pun sama mudahnya karena terdapat akses ke jalan tol, bandara hingga pelabuhan di Patimban.

Lahan seluas ini tak hanya digunakan untuk area pabrik semata. Di sana juga bisa dibangun perumahan bagi para pekerja sehingga mereka tidak harus jalan jauh ketika akan bekerja.

"Ini jadi areal tersendiri, bisa jadi kaya Bekasi lah," papar Iwa.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya