Kepala BMKG Heran Peringatan Cuaca Kalah Heboh dari Nikahan Atta-Aurel

Masyarakat seharusnya lebih peka pada kondisi cuaca

Bandung, IDN Times - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan lembaganya hingga kini masih menghadapi tantangan terkait upaya penyebaran informasi peringatan dini agar masyarakat lebih waspada.

Dwikorita mengatakan, peringatan dini yang dikeluarkan BMKG tidak selalu menarik maupun mendapat perhatian masyarakat, contohnya saat mengeluarkan peringatan dini dampak Siklon Tropis Seroja.

"Ada pakar sosial media yang menganalisis saat peringatan dini dikeluarkan, menjadi tren yang naik. Tapi kemudian kalah dengan trendingnya pernikahan Atta-Aurel, jadi peringatan dini dianggap tidak menarik," kata Dwikorita dikutip dari ANTARA, Minggu (25/4/2021).

Kasus lainnya saat BMKG mengeluarkan peringatan dini akan cuaca ekstrem Jakarta, namun tidak mendapat perhatian masyarakat meski telah diumumkan baik seminggu sebelum maupun tiga hari sebelum hujan lebat terjadi.

"Tetapi begitu Kedutaan Amerika menggunakan data BMKG untuk memberikan peringatan dini dengan karena bahasa Inggris, semuanya tertarik," kata dia.

1. Waspada hujan dan kilat di Jawa Barat dan sejumlah provinsi

Kepala BMKG Heran Peringatan Cuaca Kalah Heboh dari Nikahan Atta-AurelIlustrasi Kilat. IDN Times/Mardya Shakti

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat disertai kilat hingga angin kencang yang dapat terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia pada Minggu.

Dalam peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang seperti di Aceh, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara.

Kemudian Maluku, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Sementara provinsi lainnya mayoritas cerah hingga cerah berawan.

Khusus di wilayah DKI Jakarta, BMKG memprediksi seluruh wilayah mulai dari Kepulauan Seribu hingga Jakarta Selatan cerah pada pagi hari dan mulai cerah berawan sejak siang hingga malam. Sementara di Jawa Barat berpotensi hujan disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi sebagian wilayah Garut, Bandung, Purwakarta, Sukabumi, dan Bogor pada siang hingga sore.

2. Gempa bumi jadi potensi bencana yang tren pada 2021

Kepala BMKG Heran Peringatan Cuaca Kalah Heboh dari Nikahan Atta-AurelTim SAR gabungan melakukan pencarian korban gempa bumi di Rumah Sakit Mitra Manakarra di Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

BMKG mengamati potensi atau tren kejadian gempa bumi di tahun 2021 meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan tinggi risiko terjadinya tsunami dari erupsi gunung api.

"Potensi atau tren kejadian gempa bumi baik di Indonesia maupun di dunia terutama di tahun 2021 ini gejalanya semakin meningkat. Ini sebabnya kita harus meningkatkan kewaspadaan," ujar Dwikorita.

3. Rata-rata gempat bmi terjadi 300-400 kali per bulan

Kepala BMKG Heran Peringatan Cuaca Kalah Heboh dari Nikahan Atta-AurelIlustrasi Gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Dwikorita mengungkapkan pada tahun 2021 selama tiga bulan terakhir, rata-rata kejadian gempa bumi di Indonesia menurut data mereka dapat terjadi 300-400 kali setiap bulan.

Di bulan Januari, gempa yang tercatat sebanyak 662 kali. Kemudian di bulan Februari terjadi sebanyak 526 kali, dan pada bulan Maret mencapai 920 kali.

Rata-rata keaktifan gempa bumi tersebut diprediksi jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan rerata kejadian pada tahun 2008-2020, menurut Dwikorita. Lebih jauh dijelaskan, jika dilihat rata-rata kejadian gempa bumi di Indonesia dari tahun 2008-2017 terjadi antara 5.000 hingga 6000 kali dalam satu tahun.

Baca Juga: Jika Hutan Sakral Baduy Rusak, Bencana Alam Intai Banten

Baca Juga: Kantor Gubernur Sulbar yang Roboh Akibat Gempa Mulai Dibangun

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya