Kendaraan Listrik Makin Diminati, Pemerintah Tawarkan Investasi

Presiden Jokowi mendukung ekonomi hijau

Bandung, IDN Times - Masyarakat Indonesia semakin minat untuk memakai kendaraan listrik. Sejumlah perusahaan otomotif pun satu per satu mulai mengeluarkan kendaraan listrik berbagai model.

Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Kukuh Achmad menuturkan, saat ini pihaknya mulai kebanjiran perusahaan yang ingin mendapat sertifikat nasional Indonesia (SNI) untuk kendaraan listriknya.

BSN hingga saat ini sudah menetapkan 34 SNI terkait kendaraan listrik, yang 14 SNI di antaranya adalah SNI untuk Sistem Charging Kendaraan Listrik. SNI terbaru yang dirilis BSN adalah delapan SNI terkait baterai kendaraan listrik.

"Ke depan bahan bakar yang biasa kita pakai sekarang seperti bensin akan habis. Maka kendaraan berbahan bakar fosil akan berubah menjadi bahan bakar listrik," ujar Kukuh, ditemui di pameran E-Vehicle Expo 2021 di Cihampelas Walk, Selasa (2/11/2021).

IEV Expo yang pertama diselenggarakan BSN ini adalah sebagai bentuk dukungan BSN dan pemangku kepentingan terhadap implementasi Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Pameran ini pun diharap memberikan informasi terkait kendaraan listrik sehingga menambah literasi masyarakat tentang kendaraan listrik yang aman dan nyaman.

1. Indonesia punya potensi dalam pengembangan kendaraan listrik

Kendaraan Listrik Makin Diminati, Pemerintah Tawarkan InvestasiIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Kukuh, Indonesia saat ini juga tengah menarik sejumlah investor yang mau membangun perangkat kendaraan listrik termasuk pembuatan baterainya. Dengan cadangan nikel yang ada, Indonesia bisa jadi negara pengembanan kendaraan tersebut.

"Ini modal besar agar ke depan semua kendaraan bisa memakai listrik sebagai bahan bakar utama," kata dia.

Sementara itu, Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmadja menuturkan, Jawa Barat sekarang jadi salah satu daerah pengembangan pabrik baterai listrik. Pabrik tersebut diharap bisa memudahkan perusahaan kendaraan listrik dalam memproduksi.

Jabar sendiri dengan jumlah masyarakat yang besar mencapai 50 juta jiwa bisa menjadi pasar untuk penjualan kendaraan listrik. Perubahan penggunaan kendaraan fosil ke listrik pun diharap bisa memperbaiki bauran energi terbarukan di Jabar.

"Kita ingin ikut serta dalam menurunkan emisi gas rumah kaca termasuk dengan penggunaan kendaraan listrik," kata dia.

2. Standarisasi kendaraan listik penting dalam pengembangan sektor ini

Kendaraan Listrik Makin Diminati, Pemerintah Tawarkan InvestasiIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Direktur PT Volta, Willty Awan menuturkan, jumlah peminat kendaraan listrik memang bertambah setiap tahunnya. Yang harus diperhatikan dalam perkembangan sektor ini adalah standariasai kendaraan termasuk bagian dalam setiap kendaraan seperti baterai.

Standarisasi ini penting agar masysarakat lebih percaya dengan produk yang ditawarkan. "Standarisasi ini sudah menjadi keharusan agar produk bisa dipercaya masyarakat. Karena selama ini masyarakat masih awam dengan kendaraan listrik," kata dia.

Volta sendiri saat ini tengah membangun industri di Semarang. Tahap awal produksi kendaraan listrik mencapai 3.000 unit per bulan. Ke depannya dengan permintaan yang terus meningkat, produksi di pabrik ini akan menjadi 10.000 per bulan.

"Saya optimistis dengan produksi karena permintaan kendaraan listrik di Indonesia naik," ujarnya.

3. Indonesia tawarkan investor agar mau berinvestasi untuk kendaraan listrik

Kendaraan Listrik Makin Diminati, Pemerintah Tawarkan InvestasiIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, keinginan pemerintah untuk mendulang investor agar mau berinvestasi dalam pengembangan kendaraan listrik dilakukan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam pertemuan CEOs Forum sebelum menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26.

Dalam pertemuannya dengan para investor itu, Jokowi menekankan pembahasan investasi di bidang ekonomi hijau.

“Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy,” ujar Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini juga menjelaskan, Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik, karena kekayaan mineral yang dimiliki seperti nikel, tembaga, dan bauksit/alumunium.

“Saat ini sudah ada 35 miliar dolar AS investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik,” kata dia.

Baca Juga: PLN Siap Suplai Listrik Tanpa Kedip ke Pabrik Baterai Mobil Listrik

Baca Juga: Perbedaan Mobil Listrik Hyundai Ioniq dan Hyundai Kona

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya