Kemenperin: Lulusan Lembaga Vokasional Siap Penuhi Kebutuhan Industri

Jumlah SDM untuk masuk industri masih minim

Bandung, IDN Times - Kementerian Perindustrian ikut memantau perkembangan sumber daya manusia (SDM) yang belajar di sekolah menengah kejuruan (SMK) dan politeknik agar bisa memenuhi kebutuhan industri. Saat ini industri di Indonesia mulai beralih dari padat karya ke padat modal.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan mengatakan, untuk menyediakan SDM berkualitas industri dalam negeri ada beberapa pendekatan berbeda dalam pendidikan siswa dan mahasiswa yang belajar di bawah lembaga pendidikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Selain melihat kebutuhan apa yang diminta industri, saat belajar mereka akan menggunakan sistem ganda atau dual system.

"Di mana kami juga 70 persen adalah praktik termasuk praktik di industrinya langsung. Sedangkan 30 persen lainnya adalah teori. Kita juga jalin kerja sama dengan industri dari luar negeri untuk pengembangan skil SDM," kata Masrokhan dalam kegiatan Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) di Politeknik STTT Bandung, Kamis (2/5/2024).

1. Keahlian lulusan sekolah Kemenperin mudah bekerja

Kemenperin: Lulusan Lembaga Vokasional Siap Penuhi Kebutuhan IndustriKepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan . IDN Times/Debbie Sutrisno

Dia menuturkan, Kemenperin saat ini memiliki 22 satuan kerja baik SMK dan Politeknik untuk calon sarjana. Dari data yang ada, hampir 100 persen lulusan dari lembaga pendidikan tersebut bisa diserap oleh industri.

Sehingga, siswa atau mahasiswa yang menempuh pendidikan di lembaga vokasional ini tidak usah khawatir tidak bisa mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Sebab, keahlian yang diajarkan telah menyesuaikan dengan kebutuhan industri ke depan.

"Kita mengikuti arahan terkait dengan kebutuhan industri, agar kita juga menyiapakn SDM dengan jumlah yang masih, banyak sekali," ujarnya.

2. Siapkan ribuan kursi tampung siswa dan mahasiswa

Kemenperin: Lulusan Lembaga Vokasional Siap Penuhi Kebutuhan IndustriIDN Times/Debbie Sutrisno

Saat ini Kemenperin tengah membukan Jarvi untuk tahap kelima guna menyiapkan sumber daya manusia (SDM), yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

Melalui program ini, Kemenperin membuka kuota penyerapan 4.796 mahasiswa baru pada tingkat politeknik dan akademisi komunitas untuk lulusan SMA/SMK/MA/MAK.

Kemudian, untuk Jarvis SMK, Kemenperin menyediakan daya tampung sebesar 2.730 siswa/siswi lulusan SMP sederajat yang ingin masuk ke SMK/SMAK/SMTI di lingkungan Kementerian Perindustrian.

"Pada 2024, kami menargetkan penerimaan siswa dan mahasiswa baru melalui JARVIS sebanyak 7.526 orang atau meningkat 906 orang dibandingkan tahun 2023 sebanyak 6.620 orang," kata dia.

Menurutnya, penerimaan siswa baru melalui JARVIS akan dilaksanakan di seluruh unit pendidikan Kemenperin yang meliputi sembilan sekolah menengah kejuruan (SMK), 11 politeknik, dan dua akademi komunitas. Adapun pendaftaran JARVIS pada tahun ini telah dibuka sejak 22 April 2024 dan ditutup pada 31 Mei 2024.

3. Industri masih kekurangan SDM siap bekerja

Kemenperin: Lulusan Lembaga Vokasional Siap Penuhi Kebutuhan IndustriIlustrasi pabrik. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Sementara itu, dalam paparannya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menuturkan, pemerintah dalam rancangan RPJPN telah menetapkan visi Indonesia Emas Tahun 2045, dengan target untuk menjadi salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia dan menjadi High Income Country.

Infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) yang unggul adalah dua pilar utama yang harus dipenuhi untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Industri Pengolahan diharapkan sebagai pilar pembangunan untuk mewujudkan visi Indonesia Maju 2045 tersebut.

Kementerian Perindustrian menyadari betul pentingnya peran SDM dalam mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing. Untuk itu, Kemenperin terus memperkuat dan mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menghasilkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi dipersiapkan dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan Industri.

Dari data Kemenperin, jumlah lulusan yang dapat dihasilkan dari satuan pendidikan dan pelatihan vokasi Kemenperin saat ini tidak lebih dari 6000 orang per tahun (Jumlah lulusan mencapai 5673 orang pada tahun 2023), masih sangat jauh dari kebutuhan industri yang mencapai 682 ribu orang per tahun.

Untuk itu, tahun ini Kemenperin menargetkan seluruh unit pendidikan meningkatkan jumlah penerimaan siswa dan mahasiswanya, setidaknya meningkat 50 persen dalam waktu dua tahun, dan mempersingkat masa tunggu serapan lulusan SMK dan Politeknik kurang dari 4 bulan.

"Tentunya dengan tetap mempertahankan kualitas pendidikan yang unggul dan terjaga dengan baik. Saya berharap, melalui peluncuran JARVIS Bersama pada hari ini, akan terjaring SDM muda potensial yang akan dididik dan dilatih untuk mengisi kebutuhan sektor industri manufaktur dan menjadi akselerator pertumbuhan industri ke depannya," ujarnya.

Baca Juga: Apindo Jabar Keluhkan Sulitnya Cari Tenaga Kerja Berkualitas

Baca Juga: Jokowi dorong Peningkatan SDM Kesehatan di Mamasa Sulbar

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya