Kemenperin: Industri Tekstil Masih Kekurangan SDM Ahli Setiap Tahunnya

Tiap tahun ada 628 ribu kebutuhan lulusan kampus vokasi

Bandung, IDN Times - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sektor industri dari sekolah vokasi masih kurang. Dari kebutuhan di angka 682 ribu kebutuhan, sekolah vokasi baru mampu menyumbang lima persen saja untuk sektor industi.

Kepala PPPVI-BPSDMI Kementerian Perindustrian Emmy Suryandari mengatakan, dari 22 sekolah vokasi di bawah Kementerian Perindustrian, pihaknya baru bisa memenuhi lima persen kebutuhan tenaga di sektor industri. Jumlah ini jauh dari kebutuhan yang diharapkan para pelaku industri setiap tahunnya.

"Khusus industri tekstil sendiri setiap tahunnya ini dari Politeknik STTT sendiri kebutuhannya mencapai 500 orang, tapi setia tahunnya hanya bisa mensuplai 300 orang saja," kata Emmy dalam wisuda Politeknik STTT Bandung di Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung pada Sabtu (25/11/2023).

1. Mahasiswa yang lulus bisa langsung terserap industri

Kemenperin: Industri Tekstil Masih Kekurangan SDM Ahli Setiap TahunnyaKepala PPPVI-BPSDMI Kementerian Perindustrian Emmy Suryandari (kiri) dan Direktur Politeknik STTT Bandung Tina Martina (kanan) dalam acara wisuda kampus Poltek STTT, Sabtu (25/11/2023). Debbie Sutrisno/IDN Times

Dengan perbandingan tersebut, artinya masih ada 200 sumber daya manusia (SDM) ahli yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi dibutuhan industri tekstil nasional.

Kondisi ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk bisa meningkatkan jumlah mahasiswa sehingga ke depannya kebutuhan tersebut bisa terpenuhi.
Menurutnya, dari 309 mahasiswa lulus tahun ini sudah ada 82 persen di antaranya terserap di industri. Melihat fakta tersebut, ia meyakini STTT Bandung dapat memenuhi kebutuhan industri tekstil dalam hal penyerapan tenaga kerja.

"Kalau kita bicara secara suplai, suplai kita saat ini cukup, hampir bisa memenuhi semua anak yang lulus artinya bisa langsung terserap ke industri," ucap Emmy.

Meski begitu, ia tetap mendorong kepada STTT Bandung untuk bisa meluluskan mahasiswanya dengan jumlah kebutuhan pasar saat ini.

"Kita melihat bahwa kebutuhan ini masih sangat tinggi dan ini adalah tugas dari STTT Bandung bagaimana menyusun strategi ke depannya sehingga jumlah mahasiswa bisa ditambah dan akhirnya jumlah lulusan pun akan bisa bertambah," terangnya.

2. Targetkan ada 400 mahasiswa baru setiap tahunnya

Kemenperin: Industri Tekstil Masih Kekurangan SDM Ahli Setiap Tahunnyafreepik

Sementara itu, Direktur Politeknik STTT Bandung Tina Martina mengaku siap menjawab tantangan yang diberikan Kemenperin. Dalam penerimaan mahasiswa baru tahun depan, manajemen kampus bakal meningkatkan jumlah mahasiswa.

Ditargetkan akan ada 400 lebih mahasiswa yang diterima dan diharapkan jumlah itu juga merata saat wisuda, empat tahun kemudian.

"Kami akan menambah kuantitas untuk jumlah mahasiswa di (tahun) 2024. Kami ada target di atas 400 bisa mendapatkan mahasiswa, sehingga nanti sejatinya jumlah 400 ini minimal akan menjadi lulus," terangnya.

3. Perbanyak mahasiswa dari Jateng dan Jatim

Kemenperin: Industri Tekstil Masih Kekurangan SDM Ahli Setiap TahunnyaIlustrasi mahasiswa (freepik.com/drobotdean)

Tina pun mengakui, belum seluruhnya mahasiswa lulus tepat waktu. Bila dipersentasekan, baru 91,87 persen mahasiswa yang lulus dalam waktu 4 tahun.

"Ada beberapa mahasiswa yang tertinggal, ini menjadi catatan untuk bisa melihat bagaimana kurikulum kebutuhan atau sumber daya mahasiswanya, untuk kami baca dan bisa lulus tepat waktu 100 persen," tuturnya.

Di sisi lain, Tina pun berharap para mahasiswa dari Politeknik STTT nantinya bisa datang dari berbagai daerah khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebab kedua provinsi ini menunjukkan pertumbuhan industri tekstil sehingga kebutuhan SDM ahlinya pasti meningkat.

Baca Juga: 25 Potret Sejarah Toyota, Ternyata Dulunya Pabrik Tekstil

Baca Juga: 150 Pabrik Garmen Ditutup, Takut Diamuk Buruh yang Demo

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya