Kemenperin Ajak Masyarakat Perbanyak Pakai Produk Tekstil Lokal

Kurangi barang impor agar perekonomian RI melonjak

Bandung, IDN Times - Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo mengajak masyarakat untuk bisa lebih banyak menggunakan tekstil dan produk tekstil (TPT) yang diproduksi perusahaan dalam negeri. Penggunaan tersebut diharap bisa mengerek perekonomian Indonesia di tengah gejolak ekonomi dunia.

Dia menuturkan, saat ini pasar dalam negeri masih dibanjiri produk luar negeri seperti Cina. Dengan harga yang lebih murah masyarakat kemudian terbuai menggunakan produk dari negeri tersebut.

"Jaga jangan sampai kita kebanjiran terus produk luar. Masa batik saja kita masih ambil dari Cina, semua dari Cina. Ini jangan kejadian terus menerus," kata Dody dalam penutupan Indonesia Textile Summit 2022 di Politeknik STTT Bandung, Sabtu (30/7/2022).

1. Kementerian dan lembaga diharap kurangi produk tekstil impor

Kemenperin Ajak Masyarakat Perbanyak Pakai Produk Tekstil LokalPerempuan berprofesi sebagai tentara. (Shutterstock/Christina Desitriviantie)

Dody menuturkan, saat ini industri TPT masih masuk dalam lima besar penyumbang perekonomian terbesar di Indonesia. Untuk menjaga posisi tersebut selain memperbesar keras ekspor, pasar dalam negeri pun harus bisa dipenuhi.

Salah satu langkah yang dilakukan di mana Kemenperian telah melakukan kerja sama dengan Kementerian Pertahanan agar seluruh produk tekstil yang digunakan aparat bisa diproduksi perusahaan tekstil Indonesia.

Selain itu, Kemenperin pun mengajak seluruh kementerian dan lembaga agar kebutuhan tekstil dan produk tekstil bisa memanfaatkan keberadaan industri dalam negeri saja. Jangan ada lagi produk tekstil yang didatangkan secara impor.

"Kalau kita sendiri tidak menghargai produk dalam negeri jangan harap kita bisa bertahan dengan pertumbuhan ini. Makanya industri tekstil itu penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia" kata Dody.

2. Perbesar jumlah perjualan ke luar negeri

Kemenperin Ajak Masyarakat Perbanyak Pakai Produk Tekstil Lokalilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Di tengah gejolak ekonomi sejumlah negara, Dody justru melihat adanya peluang ekonomi. Dia pun mengajak seluruh perusahaan TPT bisa memperbesar jumlah nilai ekspor yang sekarang pasarnya membesar dengan adanya negara yang sedang kurang baik dalam memproduksi tekstil.

Berdasarkan data Kemenperin, industri TPT saat ini telah memberikan sumbangsih dalam produk domestik bruto (PDB) mencapai 6,35 persen. Jika dinominalkan, nilai ekspor sektor ini sudah berhasil mencapapai 13 miliar dolar AS dengan jumlah tenaga kerja di seluruh industri sekitar 3,56 juta.

"Sebenarnya sekarang masih ada peluang kita memenuhi produk sandang negara yang memang sedang kurang baik. Jadi pemenuhan dalam dan luar negeri bisa paralel agar pendapatan kita (industri TPT) meningkat," kata dia.

3. Targetkan jumlah kenaikan pekerja sektor TPT

Kemenperin Ajak Masyarakat Perbanyak Pakai Produk Tekstil LokalSuasana pabrik tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo Jawa Tengah. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Di sisi lain, hingga 2030 Kemenperin menargetkan jumlah pekerja sektor ini mencapai 5 hingga 6 juta. Saat ini jumlah pekerja di seluruh industri sekitar 3,56 juta. Namun, itu semua tidak terlepas dari kerja sama semua pemangku kebijakan mulai dari komunitas, lembaga pendidikan, hingga sektor reserch and development.

Direktur Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Tina Martina menyebut, sumber daya manusia (SDM) yang unggul coba dicetak di kampus ini. Itu sejalan dengan tekad pemerintah untuk menciptakan tenaga kerja yang siap bersaing di dunia industri TPT.

Dengan adanya program magister di kampus ini, lanjut Tina, pihaknya ingin agar SDM sektor TPT bukan hanya bisa bekerja di dalam negeri, tapi sampai ke luar negeri.

"Makanya kami punya target untuk menyiapkan akreditasi internasional. Itu cara kami menyiapkan lulusan terbaik dari kampus," ungkapnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya