Kemarin, 34.589 Kendaraan Pemudik Keluar dari DKI Jakarta

Masih niat pada mudik yah?

Bandung, IDN Times - Puluhan ribu kendaraan masih mencoba keluar dari Jakarta. Hingga sehari sebelum perayaan Lebaran atau Idulfitri 1441 Hijriah tercatat 34.589 kendaraan meninggalkan Jakarta melalui akses tol di bagian timur, barat, dan selatan.

Sedangkan berdasarkan perhitungan dari H-7 hingga H-1 Lebaran total ada 465.582 kendaraan yang berniat meninggalkan Ibu Kota. Angka ini turun 62% dari lalu lintas (lalin) di periode Lebaran tahun 2019.

"Untuk distribusi lalu lintas di ketiga arah adalah sebesar 39% dari arah Timur, 34% dari arah Barat dan 27% dari arah Selatan, dengan rincian sebagai berikut," ujar Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga Dwimawan Heru melalui siaran pers, Minggu (24/5).

1. Puncak arus lalin di tol terjadi ada H-4

Kemarin, 34.589 Kendaraan Pemudik Keluar dari DKI JakartaDok. Humas Polda Banten

Untuk lalu lintas harian sejak H-7 s.d H-1 Lebaran 2020, Jasa Marga mencatat lalu lintas tertinggi untuk kendaraan yang meninggalkan Jakarta dari ketiga arah tersebut terjadi pada H-4 Lebaran tahun 2020, yaitu sebesar 92.668 kendaraan.

Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk berpartisipasi aktif dalam mencegah penularan COVID-19, dengan tidak mudik dan tidak piknik di Lebaran Tahun 2020.

"Selain itu batasi perjalanan dan jaga jarak, keluar rumah hanya untuk keadaan yang mendesak serta wajib mengenakan masker jika harus beraktivitas di luar rumah," ujar Dwimawan.

2. Ridwan Kamil imbau warga Jabar tidak mudik ke kampung halaman

Kemarin, 34.589 Kendaraan Pemudik Keluar dari DKI JakartaIDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Perayaan hari raya Idulfitri tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena dalam situasi pandemi COVID-19. Untuk mencegah penularan dan membatasi ruang gerak SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meminta warga merayakan hari kemenangan di rumah masing-masing.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil merekomendasikan salat Idulfitri dilaksanakan di rumah, bukan di lapangan maupun tempat terbuka lain, mengingat di Jabar tidak ada daerah yang berada di level 1 atau zona hijau kewaspadaan COVID-19.

“Mari kita ibadah di rumah saja dan melaksanakan ketaatan kita sesuai dengan para ulama dengan fatwa-fatwanya, dan ketaatan kepada arahan pemimpin,” kata Emil.

3. Mari menunda keinginan untuk bersilaturahmi ke keluarga di kampung

Kemarin, 34.589 Kendaraan Pemudik Keluar dari DKI JakartaPixabay

Di tengah pandemi COVID-19, perayaan Idulfitri tahun ini tentu akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Umat Islam mesti beradaptasi dan menunda tradisi-tradisi di hari kemenangan. Yang terpenting saat ini, kata Emil, warga Jabar harus memastikan keluarga, baik di rumah dan kampung halaman, dalam kondisi berbeda.

“Hari raya Idulfitri bukan tentang belanja baju baru, bukan tentang mudik untuk silaturahmi. Karena pada masa pandemi COVID-19 ini, pertemuan orang per orang sebaiknya dilakukan dari jarak jauh. Walaupun silaturahmi mengandung nilai ibadah dan kemuliaan, tetapi mencegah nyawa, menyelamatkan nyawa, itu lebih utama dan mulia di situasi seperti ini,” ucapnya.

Baca Juga: H-2 Lebaran, 367 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta untuk Mudik?

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya