Kebutuhan Meningkat, Harga Telur di Kota Bandung Naik

Harga telur sudah mencapai RP32.000 per kilogram

Bandung, IDN Times - Harga sejumlah kebutuhan pokok termasuk telur merangkak naik di Kota Bandung. Kenaikan ini sudah terjadi dalam beberapa pekan ke belakang.

Salah satu pedagang di Pasar Kosambi, Ali menuturkan bahwa harga telur sekarang berada di kisaran Rp31.000 per kilogram (kg) hingga Rp32.500 per kg. Harga ini terbilang naik signifikan di mana sebelumnya sempat menyentuh angka Rp27.000 per kg.

"Kalau sekarang kan menjelang natal, kedua banyak donasi buat Cianjur. Seenggaknya distribusi untuk ke pasar berkurang," kata Ali, Senin (5/12/2022).

1. Pemkot Bandung komunikasikan kenaikan ini dengan distributor

Kebutuhan Meningkat, Harga Telur di Kota Bandung Naikilustrasi menyimpan telur (vecteezy.com/seksanwangjaisuk565138)

Terkait hal ini, Kepala Bidang Distribusi, Perdagangan, dan Pengawasan Kemeterologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengungkapkan, faktor penyebab kenaikan harga beberapa komoditas pangan di Kota Bandung diakibatkan cuaca dan kebutuhan yang meningkat jelang natal dan tahun baru (nataru)

"Hasil pantauan kamis kemarin, harga sayuran dan cabaian relatif sama stabil dari pekan kemarin gak ada kenaikan. Kalo sayuran masih mahal itu tomat, tapi cabai stabil," ujarnya.

Menurutnya, saat ini memang ada kenaikan harga telur ayam. Meski demikian Disdagin sudah berkoordinasi dengan distributor dan menyebut harganya perlahan bakal turun seiring penambahan stok.

2. Mendag klaim harga pangan stabil

Kebutuhan Meningkat, Harga Telur di Kota Bandung NaikMendag, Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan peluncuran MinyaKita dilakukan pada Rabu (6/7/2022). (dok. Humas Kemendag)

Sementara itu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan harga barang dan ketersediaan kebutuhan pokok seperti pangan jelang memasuki libur Natal dan Tahun Baru 2023 dipastikan aman. Ia menyebut bila ditemukan ada gejolak harga, maka pemerintah bakal langsung bertindak dengan memberikan subsidi. 

"Harga (bahan pokok) stabil, aman untuk Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Stoknya tersedia cukup," ungkap Zulkifli ketika berbincang bersama pengacara kondang Hotman Paris Hutapea seperti dikutip dari kantor berita ANTARA pada Senin, (5/12/2022).

Ia memaparkan sejumlah harga produk pangan yang dipantaunya usai melakukan sidak di sejumlah pasar di Semarang, Jawa Tengah. "Saya sudah keliling ke Semarang bersama Pak Erick (Thohir) dan Pak Ganjar (Pranowo). Kami cek-cek harga. Ada yang murah sekali, itu ayam. Jadi, ayam itu terlalu murah. Kalau di pagi hari harganya Rp32 ribu, turun lagi Rp30 ribu di jam 09:00 WIB, lalu turun lagi menjadi Rp28 ribu di siang hari," kata dia. 

Sementara telur, ujar Zulkifli mengalami kenaikan hingga Rp30 ribu yang seharusnya Rp29 ribu. "Jadi, ada yang harganya turun, tapi ada juga yang naik. Secara umum inflasi kita mencapai 5,42 persen, jadi turun. Secara umum dan keseluruhan harga stabil," tutur dia lagi. 

Di sisi lain, pria yang akrab disapa Zulhas itu masih menerima aduan terkait kenaikan harga minyak goreng. Ia pun merespons bahwa masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng curah dengan merek 'Minyakita'.

"Harganya Rp14 ribu per liter," ujarnya. 

3. Harga pangan diperkirakan meroket karena nilai tukar rupiah tersungkur

Kebutuhan Meningkat, Harga Telur di Kota Bandung Naikilustrasi daging sapi (pixabay.com/ReinhardThrainer)

Sementara, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Per 1 Desember 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp15.538.

Melemahnya mata uang rupiah perlu diwaspadai semua pihak. Menurut Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto, pergerakan nilai tukar bisa memengaruhi harga pangan yang masih diimpor.

"Pengaruh pergerakan nilai tukar ini akan mempengaruhi pasokan (pangan) yang masih impor," ungkap Setianto ketika memberikan keterangan pers pada (1/12/2022).

Salah satu produk makanan yang berpotensi mengalami kenaikan yakni produk olahan seperti tahu dan tempe. Sumber protein yang paling terjangkau masyarakat ini berpotensi mengalami kenaikan harga karena mayoritas kedelai masih impor.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Dorong Papua Selatan Jadi Lumbung Pangan Nasional

Baca Juga: Kenaikan Harga Pangan Jadi Siklus Tahunan, Warga Diminta Tak Khawatir

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya