Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Pangandaran

Bandung, IDN Times - Sebuah kapal nelayan hilang kontak ketika berada di perairan Pangandaran. Kapal tersebut membawa dua nelayan atas nama Suhaeli dan Dede Suheman.
Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansah mengatakan, Kantor SAR Bandung awalnya menerima informasi pukul 09.30 WIB dari Kepala Unit Siaga SAR Pangandaran, Edwin Purnama, bahwa telah terjadi kecelakaan kapal, kapal Pabuaran Indah hilang kontak di perairan Pangandaran.
Berdasarkan keterangan yang didapat, kapal hilang kontak pada Senin (15/02/2021) pukul 14.00 WIB di perbatasan perairan Pangandaran dan Cilacap. Kapal Pabuaran Indah dengan 2 POB (Person On Board) berangkat melaut pada Senin (15/02) Pukul 04.00 WIB dan memasang alat rawe di sekitar Perbatasan Peraiaran Pangandaran dan Cilacap namun hingga Pukul 17.00 WIB kapal tersebut tak kunjung kembali.
1. Keluarga sudah coba menghubungi tapi hasilnya nihil

Dia menuturkan, pihak keluarga sejauh ini sudah mencoba menghubungi salah satu nelayan, Suhaeli. Namun, hingga saat ini belum ada informasi lanjutan dari yang bersangkutan.
"Atas informasi ini, kantor SAR Bandung kemudian berkoordinasi dengan pos angkatan laut Pangandaran, Potensi SAR Baracuda dan nelayan setempat. Pukul 09.48 WIB Tim Rescue Unit Siaga SAR Pangandaran bergeser menuju lokasi kejadian," ujar Deden, Selasa (16/2/2021).
2. Waspada perairan ini berpotensi terjadi gelombang setinggi 4 meter

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia. Gelombang tinggi berpotensi terjadi pada 12-14 Februari 2021.
"Terdapat sirkulasi di Samudera Hindia Barat Aceh, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bergerak dari Utara-Timur Laut dengan kecepatan angin 5-20 knot," tulis BMKG melalui siaran pers, Jumat (12/2/2021).
Menurut sumber tersebut, pola langin di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, perairan barat Lampung, dan Laut Jawa.
Berikut ini wilayah-wilayah perairan yang berpotensi gelombang sedang 1,25 sampai 2,5 meter:
- Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Nias
- Samudra Hindia Barat Aceh hingga Nias
- Selat Sunda Bagian Selatan
- Perairan Selatan NTT
- Selat Sumba Bagian Barat
- Perairan Selatan Pulau Sawu – Pulau Rotte
- Samudra Hindia Selatan NTT
- Perairan Kep. Anambas – Natuna
- Laut Natuna
- Selat Karimata
- Perairan Bintan hingga Lingga Bagian Timur
- Selat Gelasa
- Laut Jawa
- Selat Makasar Bagian Selatan
- Perairan Timur Kepulauan Sitaro – Bitung
- Laut Maluku Bagian Utara
- Perairan Barat – Utara – Timur Kepulauan Halmahera
- Laut Halmahera
- Perairan Utara Papua Barat hingga Papua
- Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua
3. Wilayah perairan yang berpotensi gelombang tinggi 2,5 sampai 4 meter

Berikut ini wilayah-wilayah perairan yang berpotensi gelombang tinggi 2,5 sampai 4 meter:
- Perairan Barat Kepulauan Mentawai
- Perairan Pulau Enggano
- Perairan Barat Lampung
- Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung
- Laut Natuna Utara
- Perairan Selatan Jawa hingga NTB
- Selat Bali - Alas - Lombok Bagian Selatan
- Samudra Hindia Selatan Jawa hingga NTB
4. Peringatan keselamatan pelayaran untuk para nelayan

BMKG mengingatkan para nelayan serta masyarakat yang beraktivitas di laut agar memperhatikan keselamatan pelayaran.
- Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m
- Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m)
- Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m)
- Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tulisnya.