Jualanan di Medsos, Tiga Kawanan Pengedar Tembakau Gorila Diciduk

Mereka memanfaatkan jasa ekspedisi saat menjual

Bandung, IDN Times - Kepolisian Reserse Kota Besar Bandung baru saja menciduk tiga orang yang kerap menjual tembakau sintetis atau gorila ketikan menjalankan modusnya di dalam kos-kosan, di Jalan Lapangan Tembak, Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Masing-masing berinisial AS, L, dan AS.

Kasat Narkoba Polrestabes Bandung AKBP Irfan Nurmansyah mengatakan, pengungkapan kasus ini telah dilakukan beberapa waktu lalu. Ketiganya melakukan aksi pembuatan tembakau sintetis dalam dua kamar yang berbeda dalam satu rumah.

Satu kamar yang disewa digunakan untuk membuat gorila. Sedangkan kamar yang lainnya dipakai untuk membungkus barang yang kemudian dikirim kepada pembeli.

"Penangkapan ini berawal dari informasi warga di mana mereka sering beraktivitas malam hari. Dari laporan itu kemudian anggota kepolisian melakukan penelusuran dan menemukan bahwa mereka merupakan pembuat tembakau sintetis," ujar Irfan, Rabu (26/2), dalam rilis yang diterima IDN Times.

1. Amankan 8,8 kg tembakau sintesis

Jualanan di Medsos, Tiga Kawanan Pengedar Tembakau Gorila DicidukIDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam penangkapan ini, kepolisian berhasil mendapati 8,8 kilogram (kg) tembakau sintesis yang siap diracik akan diedarkan ke pembeli yang ada di Bandung maupun luar kota.

Irfan mengatakan, cara berjualan dan mengirim barang haram ini dengan modus baru di mana mereka menjualnya menggunakan media sosial dan kemudian mengirimkannya dengan perusahaan jasa pengiriman.

"Jadi mereka membungkus tembakau dengan tulisan Tokopedia. Kemudian dilapis dengan kacang sehingga saat diperiksa petugas jasa pengiriman bisa mengelabui. Kan suka ditanya kirim apa, nah bilangnya kirim kacang," papar Irfan.

2. Sudah berjualan sejak tahun lalu

Jualanan di Medsos, Tiga Kawanan Pengedar Tembakau Gorila DicidukIDN Times/Debbie Sutrisno

Berdasarkan keterangan dari para pelaku, mereka sudah berjualan sejak tahun lalu. Kos-kosan yang digunakan pun sudah cukup lama, meski baru terdapat satu kamar.

Kemudian baru beberapa bulan terakhir mereka menyewa kamar yang berdekatan yang digunakan untuk mengemas tembakau sintetis tersebut.

"Sekarang mereka statusnya adalah pengangguran. Sedangkan yang menyewa atas nama Lukman," ujarnya.

3. Tembakau sintetis memilik efek lebih bahaya dari narkoba

Jualanan di Medsos, Tiga Kawanan Pengedar Tembakau Gorila DicidukIDN Times/Debbie Sutrisno

Irfan pun mengimbau agar masyarakat tidak tertarik ketika ada pihak yang menjajakan tembakau sintetis seperti ini. Sebab, produk gorila ini menggunakan campuran bahan kimia yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kesehatannya. Dengan berbagai bahan campuran, tembakau seperti ini justru bisa menimbulkan efek lebih berbahaya ketimbang narkoba.

"Bahan kimianya itu yang kita tidak tahu apa saja yang dipakai. Kalau kadarnya tinggi kan nanti bisa bahaya ke pengguna. Bisa-bisa mereka skip (meninggal)," papar Irfan.

4. Pencarian jaringan penjual tembakau sintetis cukup sulit

Jualanan di Medsos, Tiga Kawanan Pengedar Tembakau Gorila DicidukIlustrasi tembakau yang mulai dibeli anak muda. IDN Times/Daruwaskita

Polrestabes Bandung pun telah berupaya mencari jejaring lain dari tiga tersangka ini. Kepolisian menilai mereka tidak bekerja sendiri dan ada pihak lain yang membantu.

Namun saat polisi coba menelusuri jaringan salah satunya di Surabaya, jejaring tersebut langsung memutus kontrak sehingga sulit dicari. "Kami sudah coba mungkin ada kaitannya dengan Surabaya," kata dia.

Baca Juga: Oknum Driver Ojek Online di Sleman Nyambi Jualan Tembakau Gorila

Baca Juga: Kasus Vicky Buka Jalan Penangkapan Pengedar Vape Tembakau Gorila

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya