Jika Terjadi Resesi, Ridwan Kamil Sudah Siapkan Strategi Perekonomian 

Resesi oh resesi, perekonomian kita kok gini amat

Bandung, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu negatif selama pandemik COVID-19 diprediksi sejumlah pihak bakal mengalami resesi. Untuk mengatasi hal terburuk, pemerintah telah mempersiapkan berbagai strategi agar perekonomian kembali membaik.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku telah mempersiapkan sejumlah langkah yang diharap bisa menjaga iklim perekonomian di provinsi yang dia pimpin.

Emil saat ini masih menunggu kabar resmi dari pemerintah pusat tentang status resesi yang menimpa Indonesia akibat pandemi COVID-19. Meski demikian, dia optimistis karena Pemprov Jabar masih fokus dalam proyek pembangungan, serapan anggaran hingga daya beli bisa tetap terjaga.

“Misalkan besok disebut resesi, ya disebut resesi tidak resesi kerja kita tidak berubah. Kita akan terus mencari upaya meningkatkan produktivitas. Salah satunya daya beli, makanya bantuan tunai buat yang gaji di bawah enam juta, umkm yang ada di (Bank) bjb terus kita dorong. Itu didorong tidak berubah kecepatannya walaupun disebut resesi,” kata dia di Gedung Pakuan, Selasa (1/9/2020) petang.

1. Penggunaan anggaran akan naik di akhir tahun

Jika Terjadi Resesi, Ridwan Kamil Sudah Siapkan Strategi Perekonomian Instagram.com/ridwankamil

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di Jabar tidak akan menurun secara drastis hingga akhir tahun nanti. Karena sejumlah belanja pemerintah berupa proyek pembangunan akan masif di akhir tahun.

“Kalau sampai bulan ini paling belanja-belanja barang apa memang sedikit, mayoritasnya kan ada bayar kontraktor yang, skala infrastrutur itu kan paling besar dan rata rata numpuknya di akhir tahun. Itulah kenapa kita kelihatannya lompat (pertumbuhan perekonomiannya) di akhir tahun,” imbuhnya.

Arahan mengenai pemulihan ekonomi pun, menurut dia sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas (ratas) melalui videoconference. Emil berharap bulan depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terjun bebas.

“Tapi kalaupun ada (resesi), kita hadapi sama sama. Dan hasil prediksi di akhir tahun semoga benar bisa positif meskipun angkanya tidak besar," kata dia.

2. Investasi masih masuk ke Jabar

Jika Terjadi Resesi, Ridwan Kamil Sudah Siapkan Strategi Perekonomian Pixabay/nattanan23

Di Jabar arus investasi masih berjalan cukup baik. Berbagai proyek nasional bahknn segera diresmikan. Salah satunya pada Oktober nanti akan ada groundbreaking di kawasan rebana (Cirebon, Subang, Majalengka).

Kemudian Novembernya peresmian pelabuhan Patimban juga. "Mudah mudahan memberikan pesan bahwa Jabar sudah siap dengan ekonomi,”ia melanjutkan.

3. Resesi kemungkinan terjadi akhir bulan ini

Jika Terjadi Resesi, Ridwan Kamil Sudah Siapkan Strategi Perekonomian Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan terkait perekonomian nasional di masa pandemi COVID-19 di Jakarta, Rabu (5/8/2020) (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Sebelumnya, Menkopolhukam Mahfud MD mengakui jika Indonesia sedang berada diambang resesi akibat hantaman pandemi Covid-19. Untuk mengantisipasinya, semua daerah harus berjalan beriringan.

Menurut dia, di masa pandemi ini ada dua arah dalam kehidupan bernegara. Pertama, dalam kebijakan fokusnya tetap memerangi atau menanggulangi COVID-19 dengan sekuat-kuatnya. Yang kedua memulihkan secara pelan-pelan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat dengan seluruh aspek kehidupan baik itu ekonomi, politik, agama atau sosial.

"PC adalah Penanggulangan COVID-19 dan PEN adalah Pemulihan Ekonomi Nasional. Objektif saja dan tidak bisa disembunyikan, kita ini sedang diambang resesi, kalau secara logika ilmu dan kecenderungan metodologis yang ada, bulan September atau sesudah bulan September atau awal Oktober akhir, September kita itu akan memasuki apa yang dimaksud resesi ekonomi, tidak bisa terhindarkan," katanya.

Meski demikian Mahfud mengingatkan jangan terlalu paranoid dengan resesi. Resesi itu adalah istilah teknis dari satu situasi. Resesi itu tidak sama dengan krisis. Resesi adalah suatu keadaan di mana suatu negara secara berturut-turut dalam dua kuartal, pertumbuhan ekonominya itu minus atau di bawah satu atau juga di bawah nol.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya