Jaga Ketahanan Pangan, Pemkot Bandung Genjot Program Buruan SAE

Program Buruan Sae bisa jadi ajang berbagi pangan

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk terus menggenjot program Buruan SAE (Pekarangan Sehat, Alami, Ekonomis). Program ini dinilai mampu menjaga ketahanan pangan di lingkungan warga dengan hasil pangan seperti sayuran yang dilakukan di pekarangan rumah atau buruan.

Wali Kota Bandung Oded M Danial menyebutkan, program Buruan SAE bisa menjadi salah satu langkah mengatasi krisis pangan di lingkungan sekitar. Sebab, melalui program ini masyarakat bisa saling berbagi sayuran yang mereka tanam kepada siapa saja yang membutuhkan. Jika tidak, mereka bisa bertukar produk tanaman satu sama lain.

"Ini merupakan acara untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Kota Bandung. Jadi saling bantu hasil tani melalui Buruan Sae," ujar Wali Kota Oded M Danial, Jumat (9/4/2021).

1. Menghadirkan upaya ketahanan pagan

Jaga Ketahanan Pangan, Pemkot Bandung Genjot Program Buruan SAEIDN Times/Humas Bandung

Dengan adanya program ini, masyarakat perlahan diajak untuk ikut serta aktif dalam menghadirkan ketahanan pangan minimal bagi keluarganya sendiri. Tercatat sekarang sudah ada sekitar 190 kelompok tani dari masyarakat yang ikut dalam program Buruan Sae.

Semakin banyak kelompok tani semakin bagus karena harapannya masyarakat tidak melulu bergantung pada hasil pangan orang lain atau petani, melainkan bisa memenuhinya secara mandiri.

"Meningkat dari Buruan Sae kemudian mereka berbagi membantu hasil tani. Ke depan ekonominya bagaimana agar surplus masing-masing rukun warga. Sekarang mencukupi kebutuhan sendiri dulu," papar Oded.

2. Bertani di rumah bisa mengakali kelangkaan suatu produk pertanian

Jaga Ketahanan Pangan, Pemkot Bandung Genjot Program Buruan SAEHari Irawanto saat melihat kebun hidroponik yang ia kembangkan. IDN Times/Alfi Ramadana

Sebagai salah satu negara agraris, Indonesia kerap mengalami kelangkaan suatu produk pertanian, semisal cabai. Harga cabai ketika musimnya jelek bisa mencapai Rp130 ribu per kilogram (kg).

Nah, dengan program ini masyarakat bisa didorong menanam tanaham seperti cabai sehingga ketika harga di pasaran naik, warga tidak kelimpungan. Kondisi ini pun sudah dialami sejumlah warga Bandung yang ikut menanam cabai.

"Banyak masyarakat yang menanam cengek (cabai). Mereka info ke saya bahwa tidak terlalu bermasalah dengan masalah cengek," ungkap Oded.

3. Yuk bantu Indonesia untuk naikkan ketahanan pangan

Jaga Ketahanan Pangan, Pemkot Bandung Genjot Program Buruan SAEIlustrasi penerima bantuan pangan non tunai. (ANTARA News/Ahmad Fikri)

Posisi Indonesia dalam Indeks Ketahanan Pangan Global 2020 (Global Food Security Index 2020) turun dari posisi 62 ke posisi 65, dari total 113 negara. Tidak hanya posisi dalam indeks, posisi Indonesia dalam beberapa indikator juga tidak terlalu bagus.

Indonesia berada di posisi ke-55 pada indikator keterjangkauan, posisi ke-34 pada kategori ketersediaan serta posisi ke-89 pada kategori kualitas dan keamanan. Negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam berada di posisi 20, 43, 51 dan 63.

"Turunnya posisi Indonesia dalam indeks ini mencerminkan masih perlunya upaya keras untuk mencapai ketahanan pangan," ungkap Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta dalam keterangan tertulis, Minggu (14/3/2021).

Pandemik COVID-19 menyebabkan perubahan pada pola interaksi manusia. Hal ini menyebabkan disrupsi pada sektor ekonomi lantaran sebagian masyarakat kehilangan mata pencahariannya.

"Untuk memastikan masyarakat dapat mengakses komoditas pangan dengan harga terjangkau, ketersediaan pasokan yang cukup perlu jadi fokus pemerintah," kata Felippa.

Posisi Indonesia dalam Global Food Security Index mengindikasikan belum terpenuhinya beberapa pilar dalam ketahanan pangan. Berdasarkan definisi Food and Agriculture (FAO), terdapat empat pilar dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, akses atau keterjangkauan (baik secara fisik dan ekonomi), utilisasi atau keragaman (gizi, nutrisi dan keragaman) dan stabilitas atau keberlangsungan.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya