Jabar Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Hingga 25 November 2021

Kondisi ini akan terjadi hingga puncak hujan pada Januari

Bandung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau adanya anomali Suhu Muka Laut (SST) di wilayah pengamatan Nino 3,4 yang menunjukkan nilai untuk memenuhi prasyarat terjadinya La Nina, dan sudah berlangsung selama dua dasarian terakhir.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu menuturkan, Indeks ENSO pada pertengahan dasarian II November tercatat sebesar -1,07, yang berarti La Nina dalam kondisi lemah. BMKG dan sebagian besar pusat layanan iklim internasional lainnya memprediksikan kondisi La Nina lemah ke netral akan berlangsung hingga Mei 2022.

"Dampak La Nina akan mulai dirasakan pada bulan November dan puncaknya akan terjadi pada periode Desember 2021 hingga Maret 2022," ujarnya melalui siaran pers dikutip, Rabu (24/11/2021).

1. Dampak La Nina di Jabar curah hujan bisa capai 70 persen

Jabar Berpotensi Alami Cuaca  Ekstrem Hingga 25 November 2021Ilustrasi Hujan. IDN Times/Sukma Shakti

Dampak yang ditimbulkan oleh La Nina pada wilayah Jawa Barat, lanjut Teguh, pada umumnya adalah mengubah pola curah hujan secara volume dan temporal. Berdasarkan data empiris yang dimiliki oleh BMKG sejauh ini, La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20 persen hingga 70 persen.

Kondisi sifat hujan seperti demikian akan memicu peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Barat dan juga Bandung Raya. Potensi kejadian bencana yang mungkin terjadi adalah banjir atau banjir bandang, tanah longsor, hingga angin puting beliung.

2. Seluruh wilayah di Jabar terdampak La Nina

Jabar Berpotensi Alami Cuaca  Ekstrem Hingga 25 November 2021Ilustrasi musim hujan tiba (ANTARA FOTO/Rahmad)

Seluruh wilayah di Jawa Barat akan terdampak oleh kejadian La Nina dengan tingkat korelasi sebesar 0,7. Dengan demikian seluruh wilayah Jawa Barat dan juga khususnya wilayah Bandung Raya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kejadian La Nina.

Berdasarkan analisis data yang dimiliki, daerah terdampak kuat di wilayah Jawa Barat, adalah wilayah Jawa Barat sebelah Timur dan wilayah Jawa Barat bagian tengah.

"Selain itu wilayah Jawa Barat pada umumnya perlu berhati-hati pada kejadian La Nina lag ke 2 dan ke 4. Atau sekitar bulan Januari dan Maret 2022," kata dia.

Wilayah Bandung Raya termasuk yang diprediksi memasuki musim hujan lebih awal 1 hingga 2 dasarian. Bersamaan dengan hal tersebut, potensi bencana hidrometeorologi juga diprediksi akan meningkat untuk wilayah Jawa Barat, termasuk wilayah Bandung Raya.

"Daerah aglomerasi ini sudah memasuki musim peralihan (pancaroba) pada dasarian II September 2021 hingga awal dasarian II Oktober 2021. Kondisi curah hujan musim peralihan (pancaroba) tahun 2021 ini diprediksi akan mengalami peningkatan dari kondisi normalnya, yang juga akan meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Bandung Raya," ungkap Teguh.

3. Bandung raya masih hujan ringan

Jabar Berpotensi Alami Cuaca  Ekstrem Hingga 25 November 2021Ilustrasi Suasana Hujan di Perkotaan (IDN Times/Besse Fadhilah)

Selain kejadian La Nina, yang perlu diwaspadai adalah pengaruh global lain dan regional terhadap pola curah hujan di Jawa Barat.

Pengaruh global yaitu IOD Negatif perlu diwaspadai, pada saat ini indeks IOD sudah mencapai -0,39. Apabila pada 1 bulan ke depan semakin negatif, maka variabilitas curah hujan akan semakin membesar. Potensi dampak dari pengaruh regional berupa MJO dan Gelombang Ekuatorial akan menambah besar curah hujan di wilayah Jawa Barat dan Bandung Raya.

Untuk hari ini, kondisi cuaca wilayah Bandung Raya pada pagi hingga siang hari pada umumnya berawan hingga hujan ringan, pada siang hingga sore hari pada umumnya berawan hingga hujan ringan. Sedangkan prakiraan untuk malam hari umumnya berawan. Sedangkan pada dini hari cerah berawan.

Suhu berkisar antara 20,6 - 28,0 derajat celcius kecuali untuk daerah Lembang dan sekitarnya berkisar antara 18,0–23,7 derajat Celcius, sementara kelembapan berkisar antara 60-88 persen. Angin pada umumnya barat daya hingga barat laut dengan perkiraan kecepatan maksimum antara 16-18 km/jam.

Sementara untuk Kamis, 25 November, kondisi cuaca wilayah Bandung Raya pada pagi hingga siang hari pada umumnya cerah berawan, pada siang hingga sore hari pada umumnya berawan hingga hujan ringan-sedang.

Sedangkan prakiraan untuk malam hari umumnya cerah berawan hingga berpotensi hujan ringan, sementara pada dini hari umumnya cerah berawan. Suhu berkisar antara 20,0 - 27,5 derajat celcius kecuali untuk daerah Lembang dan sekitarnya berkisar antara 17,6 - 24,6 derajat celcius. Kelembapan berkisar antara 58-92 persen. Angin pada umumnya Barat Daya hingga Barat Laut dengan perkiraan kecepatan maksimum antara 14 - 16 km/jam.

Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir/banjir bandang, berlaku tanggal 25 November 2021, tidak ada potensi dampak dengan status siaga di wilayah Jawa Barat.

Sedangkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir/banjir bandang, berlaku tanggal 25 November 2021, terdapat potensi dampak dengan status waspada untuk wilayah Jawa Barat:

1. Cianjur: Gekbrong, Warungkondang, Cugenang,Cianjur, Cilaku,Cibeber, Campaka, Sukaluyu, Mande, Karangtengah, Bojongpicung,Ciranjang, Haurwangi, Campaka Mulya, Cikalongkulon, Sukaresmi, Cipanas, Melo,

2. Waduk Cirata: Waduk Cirata,

3. Purwakarta : Cibatu, Wanayasa, Kiarapedes,

4. Bandung Barat: Cipeundeuy, Rongga, Gununghalu, Cihampelas, Cililin,Waduk, Cipongkor, Sindangkerta, Cipatat, Saguling, Batujajar, Padalarang, Lembang,

5. Bandung: Arjasari, Ciparay, Pacet, Paseh, Ibun, Majalaya, Solokan Jeruk,Baleendah, Bojongsoang, Rancaekek, Cileunyi, Cikancung, Cicalengka,Nagreg, Cilengkrang, Cimenyan,

6. Kota Bandung: Gedebage, Rancasari, Buahbatu, Arcamanik, Cinambo,Panyileukan, Cibiru, Ujung Berung, Mandalajati, Antapani, Cibeunying Kidul,Kiaracondong,

7. Purwakarta: Maniis, Tegal Waru, WadukJatiluhur, SukasariKarawang : Pangkalan, Tegalwaru,

8. Bogor: Cariu, Jonggol, Tanjungsari, Sukamakmur, Cisarua,Megamendung, Babakan Madang, Kelapa Nunggal,

9. Garut: Cibatu, Cibiuk, Leuwigoong, Kadungora,Leles, BluburLimbangan, Selaawi,

10. Sumedang: Jatinangor, Cimanggung,Tanjungsari, Pamulihan, Cibugel,SumedangSelatan, Darmaraja, Cisitu, Situraja, Rancakalong, SumedangUtara, Cimalaka, Cisarua, Ganeas, Paseh, Conggeang, Buahdua, Tanjungkerta, Tanjungmedar, Sukasari, Surian,

11. Subang: Tanjungsiang, Cisalak, Ciater, Serangpanjang, Cipeundeuy,Pabuaran,Kalijati, Purwadadi, Dawuan, Sagalaherang, Jalancagak,Kasomalang, Subang, Cijambe, Cibogo, Cipunagara, Compreng,Binong,Pagaden, PagadenBarat, Cikaum, Tambakdahan,

12. Indramayu: Terisi, Gantar, Kroya, Haurgeulis,

13. Tasikmalaya: Jatiwaras, Cikatomas, Salopa, Karangjaya, Cineam,Gunungtanjung, Manonjaya, Sukaraja, Tanjungjaya, Pagerageung, Sukaresik,Kadipaten, Ciawi, Jamanis, Sukahening, Cisayong, Rajapolah, Sukaratu,Padakembang, Leuwisari, Singaparna, Sukarame, Mangunreja,

14. Kota Tasikmalaya : Tamansari, Kawalu, Indihiang, Cipedes, Bungursari,Mangkubumi, Cihideung, Tawang, Purbaratu, Cibeureum,

15. Pangandaran: Langkaplancar, Cigugur,

16. Ciamis: Cidolog, Kawali, Cipaku, Lumbung, Panjalu, Sadananya,Cihaurbeuti, Cikoneng, Panumbangan, Sindangkasih, Ciamis, Baregbeg,Cijeungjing, Cimaragas.

4. Waspada bencana hingga Januari 2022

Jabar Berpotensi Alami Cuaca  Ekstrem Hingga 25 November 2021Ilustrasi Longsor (IDN Times/Mardya Shakti)

BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi mulai bulan September (musim peralihan) hingga masuk pada puncak hujan pada bulan Januari. Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan, sekitar DAS Citarum, dan bahkan perkotaan diharap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian banjir, tanah longsor, hujan es, dan angin kencang/puting beliung.

Selain itu masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kesehatan agar tingkat imunitas tetap terjaga di masa pandemi COVID-19. Masyarakat juga diimbau untuk tidak memaksakan berkendara, apabila sedang terjadi hujan lebat disertai angin kencang untuk meminimalisir resiko kecelakaan lalu lintas.

Selain itu, memasuki musim hujan tahun ini diharapkan dapat melakukan manajemen air dengan baik, seperti dengan menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau dan badan air lainya yang berguna untuk periode musim kemarau tahun depan.

"Bagi masyarakat yang tinggal ataupun berkepentingan mengunjungi kawasan pesisir selatan Jawa Barat untuk selalu waspada dan berhati-hati karena potensi gelombang tinggi masih mungkin terjadi hingga akhir bulan ini. Selain itu, perlu diwaspadai juga kejadian seperti abrasi dan kerusakan infrastruktur pantai lainnya yang disebabkan oleh gelombang tinggi dan angin kencang," kata Teguh.

Baca Juga: BMKG: Siklon Tropis Paddy Jadi Penyebab Angin Kencang di Jakarta

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Bakau, Ternyata Bisa Melindungi dari Tsunami!

Baca Juga: 3 Kendala Mitigasi dan Ancaman Tsunami di Pacitan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya