ITB Lakukan Uji Hampar Bioaspal Gunakan Limbah B3 Industri Oleokimia

Harus ada ekonomi sirkular dalam setiap lini usaha industri

Bandung, IDN Times - Tim peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB melaksanakan aktivitas uji hampar bioaspal berbasis limbah glycerine pitch (GP) di area ITB Kampus Jatinangor. Aktivitas uji hampar ini merupakan implementasi riset pemanfaatan limbah GP yang didanai oleh Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Pelaksanaan uji hampar juga disaksikan oleh Ketua Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN)

Tim peneliti yang diketuai Dr. Eng. Ir. Jenny Rizkiana dari Program Studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi, melaksanakan penelitian intensif terkait pemanfaatan limbah yang menjadi salah satu permasalahan besar di industri oleokimia karena jumlahnya terus meningkat seiring pertumbuhan industri biodiesel dan juga dikategorikan sebagai limbah B3. Sebelum melaksanakan uji hampar, tim peneliti sudah memastikan bahwa tidak ada zat berbahaya yang terkandung dalam GP sehingga aman untuk diaplikasikan di lingkungan.

"Kita sedang melaksanakan uji hampar secara penuh dari penelitian penggunaan limbah glycerine pitch dari industri oleokimia. Limbah ini kami manfaatkan sebagai ekstender atau pengganti sebagian aspal minyak untuk campuran beraspal,” jelas Dr. Atmy Verani Rouly Sihombing, anggota tim peneliti yang juga merupakan staf pengajar di Politeknik Negeri Bandung, melalui siaran pers dikutip IDN Times, Senin (28/8/2023).

1. Tidak ditemukan zat bahaya bagi lingkungan pada aspal

ITB Lakukan Uji Hampar Bioaspal Gunakan Limbah B3 Industri OleokimiaVeneta System

Perwakilan APOIN, Norman Fajar Wibowo menuturkan, GP yang selama ini dianggap sebagai limbah B3 kita upayakan bagaimana pemanfaatannya sehingga bahan ini tidak selalu harus dibuang tetapi juga dapat dimanfaatkan dan meningkatkan nilai tambahnya. Apalagi dari hasil uji toksikologi yang dilakukan, tidak ditemukan adanya zat-zat berbahaya bagi lingkungan.

Menurutnya, industri oleokimia senantiasa berkomunikasi khususnya dengan kalangan ilmuwan, dalam hal ini ITB untuk mencari solusi yang terbaik.

"Supaya GP ini bisa dimanfaatkan menjadi produk bernilai tambah tinggi," kata dia.

2. GP Jadi solusi tambahan aspal

ITB Lakukan Uji Hampar Bioaspal Gunakan Limbah B3 Industri Oleokimiailustrasi pengaspalan jalan menggunakan aspal lama (unsplash.com/splashgautam)

Sementara itu, perwakilan BPDPKS Udin Hasanudin mengatakan, GP ini adalah limbah dari industri oleokimia yang selama ini dikategorikan sebagai limbah B3. Hasil penelitian di laboratorium pun sudah menunjukkan hasil yang sangat positif untuk bisa dimanfaatkan sebagai campuran aspal.

"Mudah-mudahan ke depan limbah B3 ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Bahkan limbah yang semula nilainya negatif bisa menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi,” ujarnya.

3. Harapkan ada ekonomi sirkular di industri oleokimia

ITB Lakukan Uji Hampar Bioaspal Gunakan Limbah B3 Industri Oleokimiahttps://www.gurupendidikan.co.id/ilmu-kimia/

Sementara itu, Ketua Tim peneliti, Jenny mengatakan bahwa penelitian ini belum usai. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan.Uji hampar ini hanya merupakan pembuktian awal bahwa limbah GP ini masih memiliki nilai manfaat yang cukup besar.

"Setelah ini masih banyak pekerjaan berikutnya hingga penelitian ini benar-benar bisa diimplementasikan secara luas,” ujarnya.

Jenny menambahkan bahwa penelitian masih harus dilanjutkan untuk mencari potensi nilai manfaat yang lebih tinggi lagi dari limbah GP ini.

“Pemanfaatan lain dari GP ini masih terus kami kaji. Pada akhirnya, kami ingin mengubah persepsi bahwa GP tidak lagi dipandang sebagai limbah, melainkan sumber daya yang masih bisa dimanfaatkan. Dengan demikian, dapat terbangun ekonomi sirkular di industri oleokimia Indonesia,” pungkasnya.

Baca Juga: Limbah: Pengertian dan Karakteristik Limbah

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya