Ini Syarat Vaksin Sinovac Lolos Uji Klinis Tahap III

Pencarian vaksin COVID-19 lainnya juga dilakukan

Bandung, IDN Times - Calon vaksin COVID-19 yang didatangkan dari perusahaan Sinovac Biotech, Tiongkok, mulai diuji klinis sejak Selasa(11/8/2020). Pada hari pertama, terdapat 19 relawan yang sudah menerima suntikan vaksin ini. Bahkan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyaksikan langsung penyuntikan perdana tersebut.

Saat ini, sudah ada sekitar 1.200 relawan yang mendaftar. Belum semuanya disuntik vaksin karena pemeriksaan kesehatan sedang dilakukan secara bertahap. Sedangkan perekrutan relawan terus berlangsung hingga 31 Agustus, mendatang. 

Lantas bagaimana vaksin ini bisa dianggap layak untuk menangkal pandemik COVID-19?

Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Dr Eddy Fadlyana menuturkan, vaksin ini bisa dianggap layak ketika dalam pengujian tahap ketiga ini tidak banyak orang yang merasakan efek samping. Kemudian antibodi dari orang yang mendapat vaksin pun timbul di tubuhnya.

"Yang pertama dilihat apakah ada reaksi sakit atau tidaknya pada tubuh relawan. Kemudian kalau tidak ada efek samping dan tidak ada gangguan ketika mereka bekerja dan beraktivitas lainnya," ujar Eddy ketika dihubungi, IDN Times, Rabu (12/8/2020).

1. Antibodi bisa terlihat setelah 14 hari penyuntikan vaksin

Ini Syarat Vaksin Sinovac Lolos Uji Klinis Tahap III(Simulasi uji klinis vaksin sinovac COVID-19 di RSUP Unpad, Kota Bandung) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Dia mengatakan, antibodi COVID-19 sebenarnya bisa terlihat dalam waktu cepat yakni 14 hari. Namun, pemeriksaan bisa lebih maksimal setelah penyuntikan vaksin kedua yakni dua pekan setelah penyuntikan pertama.

Meski demikian, untuk lebih telat maka pemeriksaan kondisi relawan harus dilakukan dalam enam bulan ke depan. Dari sana bisa diketahui apakah antibodi yang didapat relawan masih kuat atau justru melemah.

"Jadi dalam enam bulan ini kita melihat bagaimana kondisi seluruh relawan apakah timbul antibodi atau tidak. Kemudian bagaimana kondisi badannya apakah menderita sakit atau tidak," papar Eddy.

2. Belum tentu seluruh relawan mendapat antibodi atau tidak sakit sama sekali

Ini Syarat Vaksin Sinovac Lolos Uji Klinis Tahap IIIPetugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020) (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Eddy menjelaskan, dalam pemberian vaksin ini bisa jadi ada relawan yang antibodinya tidak muncul atau justru mereka merasa kesakitan usai penyuntikan. Namun, hal seperti ini sudah lumrah karena pada uji klinis fase pertama dan kedua pun tidak berhasil 100 persen.

"Ada saja satu dua sampel yang tidak bagus. Fase 1 dan 2 saja hanya berhasil 90 persen. Tapi kan ini sudah lebih dari cukup karena mayoritas," paparnya.

3. BPOM tetap cari kemungkinan vaksin lain untuk atasi COVID-19

Ini Syarat Vaksin Sinovac Lolos Uji Klinis Tahap IIIPresiden Joko Widodo tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19, Selasa (11/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

PT Bio Farma dan FK Unpad tengah melakukan uji klinis calon vaksin COVID-19. Pengujian ini rencananya rampung pada Januari 2021. Meski demikian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat ini juga tengah mencari alternatif lain selain vaksin Sinovac yang didatangkan dari Tiongkok untuk menangani meredam penyebaran COVID-19 yang belum mereda.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, saat ini Indonesia memang bekerjasama dengan negara lain untuk meneliti vaksin. Namun pada saat yang sama, berbagai penelitian vaksin juga dikembangkan dari dalam negeri.

"Kita kan bekerja sama dengan negara lain, tapi dalam waku yang sama juga berbagai riset berkembang, ada di Universitas Airlangga, kemudian beberapa industri farmasi juga sudah mulai," kata Penny di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjajaran, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Selasa (11/8/2020).

4. Peluang vaksin lain cukup banyak

Ini Syarat Vaksin Sinovac Lolos Uji Klinis Tahap IIIPresiden Joko Widodo tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19, Selasa (11/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sehingga, kata dia, Indonesia memiliki berbagai peluang sumber vaksin untuk bisa diproduksi nantinya. Sebab pencarian vaksin virus corona ini bukan hanya dilakukan oleh Indonesia semata.

"Jadi semakin banyak kesempatan kita untuk berbagai alternatif, jadi seluruh dunia, kebutuhan vaksin sangat besar, kita akan berkompetisi," kata Penny.

Baca Juga: Sputnik V, Rusia Klaim Berhasil Temukan Vaksin COVID-19

Baca Juga: Pantau Penyuntikan Vaksin, Jokowi: Dalam Enam Bulan Bisa Selesai

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya