2. Isu sumber daya alam sangat krusial

Instagran.com/greenpeace

Menurut Yunma, isu yang diangkat pada debat capres malam nanti cukup krusial khususnya mengenai sumber daya alam yang di dalamnya termasuk energi dan pangan, karena semua itu merupakan hasil alam Indonesia.

Selama ini, lanjut Yunma, banyak yang bilang bahwa sumber daya alam kita banyak dimanfaatkan negara lain dan juga dikerjakan oleh orang asing. Hal kaya gini yang harus diperhatikan karena sebenarnya sumber daya manusia (SDM) kita juga mampu mengolahnya.

"Kata siapa kita kurang pintar? Kalau dicari banyak ko yang bisa mengolah ini. Jadi sumber daya alam kita bisa dimanfaatkan oleh kita sendiri kan," paparnya.

Baca Juga: Lokasi Debat Capres Kedua Bakal Dijaga 200 Paspampres Nanti Malam

3. Cari solusi mengoptimalkan sumber daya alam

IDN Times/Irma Yudistirani

Jika memang selama ini sumber daya alam kita dikuasi pihak luar, Yunma yang juga bagian dari Women's March Bandung, berharap pemerintah bisa mencari solusi konkrit agar sumber daya alam ini bisa sepenuhnya dimilii masyarakat kita. Ini yang paling penting.

Pemerintah jangan hanya menggaungkan bahwa Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam besar, kalau pada kinerjanya nanti sumber daya alam ini tidak bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa

4. Jangan fokus infrastruktur besar saja

ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan

Millennial lainnya, Vika(21) menyebutkan, pembangunan infrastruktur sebenarnya sudah baik dilakukan pemerintah sekarang. Tapi, selain membangun infrastruktur yang besar, pemerintah juga harus mendorong perbaikan infrastruktur di daerah seperti di perkotaan. Misalnya, akses penunjang untuk masyarakat difabel.

"Ya sekarang banyak juga kan di kota besar saja yang jalan untuk penyandang disabilitas tidak ada, atau kurang banyak. Tiba-tiba ada di sini, tiba-tiba ada di sana. Nah infrastruktur kaya gini juga harus diperhatikan," kata Vika.

5. Milenials berharap presiden ikut sertakan anak muda

IDN Times/Debbie Sutrisno

Pada 2030 Indonesia disebut akan masuk dalam tahap bonus demografi. Untuk menyongsong tahap tersebut, Vika meminta pemerintah lebih akif mengajak anak muda yang memiliki jiwa kreatif dalam membangun negeri dalam mengambil sejumlah kebijakan.

Selama ini pemerintah hanya beretrorika dekat dengan anak muda, tapi mereka tidak terjun langsung bersosialisasi dan dekat secara langsung dengan pemuda. Padahal hal ini harus dilakukan agar pemerintah tahu apa yang sebaiknya dipersiapkan sebelum tahap bonus demografi tersebut.

"Jadi bukan sekedar dekat yah, tapi mewadahi, mengerti, mendengarkan. Jangan hanya sekedar sekedar kalau mereka menaungi," papar Vika.

Untuk menyuarakan aspirasi pemuda yang nantinya akan menjadi bagian dalam masyarakat produktif, maka keberadaan pemuda di parlemen, misalnya, atau pemerintahan merupakan sesuatu yang seharusnya dilakukan.

Baca Juga: Segmen Debat Terbuka, Jokowi-Prabowo Bakal Diberi Kebebasan Waktu

6. Bangun industri kreatif lebih banyak dan besar

Sumber Gambar: mondessinnumero1.wordpress.com

Sementara itu, Arief, pemuda 22 tahun, berharap pemerintahan ke depan bisa lebih banyak bersentuhan dengan industri kreatif. Walaupun sekarang sudah ada lembaga yang menayni itu, tapi perkembangan industri ini lebih cepat dari yang diperkirakan.

Maka untuk membuat negara ini bisa berkembang lebih cepat, persoalan industri kreatif harus bisa dipecahkan agar sektor ini mampu menjadi salah satu penunjang perekonomian Indonesia.

"Salah kalau industri ini malah dikekang. Industri kreatif ini harus ditunjang dan didampingi pemerintah kalau mau terus berkembang," paparnya.

Baca Juga: 5 Masalah dan Solusi Pangan yang Menarik Dibahas saat Debat Pilpres