Indonesia Kaya akan Obat Hebal, tapi Belum Maksimal Dimanfaatkan

Obat herbal bisa ditanam di pekarangan rumah

Bandung, IDN Times - Ketersediaan bahan alam di Indonesia yang bisa dijadikan obat sangat melimpah. Sayangnya belum banyak pelaku industri yang mampu mengolah bahan alam tersebut ahar bisa dikonsumsi masyarakat secara masif.

Ketua Bidang Riset dan Kerjasama Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia, Prof. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D mengatakan, salah satu ketahanan farmasi adalah dari ketersediaan obat-obatan. Menurutnya, di Indonesia banyak baham alam yang sebenarnya bisa dipakai untuk menggantikan obat konvensional atau bahan dasar kimia seperti yang sekarang banyak dikonsumsi.

"Secara faktual kita sudah tidak asing dengan obat alam. Di Indonesia ini ada jamu, godokan, seduhan, da lainnya. Jadi secara historis suda panjang dan memang bisa menggunakannya," kata Ketut dalam di Bandung, Minggu (25/2/2024).

1. Tak banyak industri berkecimpung pada pengembangan obat alam

Indonesia Kaya akan Obat Hebal, tapi Belum Maksimal DimanfaatkanIDN Times/Debbie Sutrisno

Namun, nyatanya penggunaan obat alam masih kurang. Tidak banyak pelaku industri berkecimpung pada sektor ini sehingga ketersediaan berbagai macam obat belum bisa terpenuhi.

Kondisi ini pula yang penggunaan obat alam sebagai resep dari dokter masih sangat minim. Jaminan keamanan dalam penggunaan obat tersebut pun seperti pengawasan obat konvensional.

"Harus ada sistem yang lebih baik dari mulai penelitian, pembuatan, pengawasan, hingga penggunaan oleh masyarakat. Semua harus dibuat sistematis dan mengikuti perkembangan medis secara global," kata dia.

Jaminan untuk hak cipta pada pengembangan obat alam pun masih belum rinci. Padahal untuk membuat obat alam investasinya bisa jadi lebih mahal karena bergantung pada kondisi alam. Hal ini yang membuat hanya segelintir pihak mau berinvestasi pada produksi obat herbal.

2. Obat alam harus jadi rujukan ketika masyarakat sakit

Indonesia Kaya akan Obat Hebal, tapi Belum Maksimal DimanfaatkanIDN Times/Debbie Sutrisno

Farmalkes Kemenkes RI, apt. Anwar Wahyudi, S.E., S.Farn., MKM. menjelaskan bahwa penggunaan obat kimia sekarang memang mendominasi dibandingkan obat berbahan dasar alami. Dengan banyaknya obar herbal dari Indonesia yang bisa dikonsumsi dan sudah terbukti kekhasiatannya, maka dokter seharusnya bisa memberikan rujukan pada pemakain obat tersebut.

"Ini yang harus kita dorong bersama agar kekuatan farmasi Indonesia pun makin kuat," kata Anwar.

Layanan kesehatan pun harus mulai mau memasukan obat herbal pada pilihan obat untuk pasien yang sakit. Artinya dokter harus berani memberikan obat herbal yang memang sudah teruji, tidak hanya memanfaatkan obat berbahan dasar kimia.

"Karena kalau obat-obat herbal yang sedikit dipakai, maka industri juga ga akan mau masuk. Mereka ngapain masuk kalau tidak menguntungkan kan," ungkap Anwar.

3. Kolaborasi harus diperkuat antarinstitusi

Indonesia Kaya akan Obat Hebal, tapi Belum Maksimal Dimanfaatkanilustrasi obat herbal (unsplash.com/Igor Miske)

Sementara itu, Ketua STFI Adang Firmansyah menuturkan bahwa kolaborasi setiap kampus farmasi, industri, dan pemerintah harus bersama-sama menggarap kemandirian farmasi khususnya dalam pemenuhan obat herbal untuk masyarakat. Selama ini banyak peneliti atau kampus yang bekerja sendiri-sendiri dalam pengembangan obat. Meski obat tersebut dianggap manjur, tapi kurang bisa terdistribusi secara masif karena berbagai hal yang belum dilengkapi.

Ke depannya, STFI sangat membuka ruang kepada berbagi pihak untuk berkolabrasi dalam menghadirkan obat herbal berkualitas di Indonesia. Harapannya, obat-obatan alami yang selama ini sudah dipakai di rumahan bisa didistribusikan ke berbagai daerah di dalam negeri.

"Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, sehingga riset dan produk yang ada tujuannya lebih jelas untuk apa. Karena tidak mungkin ada perguruan tinggi atau industri yang bergerak sendirian," kata dia.

Baca Juga: Punya 110 Jenis Obat Keluarga, RW di Bandung Punya Lahan Obat Herbal

Baca Juga: 8 Ide Minuman Herbal Latte, Auto Buka Cafe Sendiri

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya