Indonesia-Australia Gelar Dialog Lintas Agama di Kota Bandung

Toleransi dan keharmonisan membangun negara jadi isu utama

Bandung, IDN Times - Pemerintah Indonesia dan Australia menggelar dialog lintas agama dan budaya sebagai bentuk kerja sama untuk meminimalisir konflik antarmasyarakat baik berkaitan dengan agama maupun kebudayaan. Pertemuan ini diadakan di Hotel De Paviljoen, Kota Bandung, pada Rabu(13/3) dan Kamis (14/3) dengan menghadirkan sejumlah pembicara lintas agama.

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cecep Herawan mengatakan, Indonesia dan Australia memiliki keberagaman baik dari segi agama dan budaya yang mirip.

Menurutnya, dialog lintas agama yang dilakukan ini sebenarnya bukan yang pertama kali. Pertemuan kali ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Joko "Jokowi" Widodo tahun lalu yang berharap kedua negara bisa menumbuhkembangkan dialog dalam rangka meningkatkan toleransi.

1. Sikap toleransi harus dicangkan sejak usia dini

Indonesia-Australia Gelar Dialog Lintas Agama di Kota BandungInstagram.com/senangfotofoto

Cecep mengatakan, yang menjadi tantangan kedua negara, tak terkecuali negara lain adalah mencanangkan sikap toleransi kepada masyarakat sejak usia dini. Pesan ini penting agar masyarakat mudah bisa mengetahui pentingnya menjaga toleransi dan belajar membangun keharmonisan.

"Kita (Indonesia-Australia) harus menciptakan masyarakat yang lebih toleran, masyarakat yang mengedepankan keharmonisan dalam membangun bangsa," ujar Cecep.

2. Kota Bandung dipilih karena mempunyai iklim toleransi yang tinggi

Indonesia-Australia Gelar Dialog Lintas Agama di Kota BandungIDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, lanjut Cecep, dipilih karena kota ini menjadi salah satu daerah yang memiliki iklim toleransi yang sangat tinggi. Ini bisa dilihat dari sejarah Kota Bandung yang dijadikan kota penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955, lalu.

Selama ini Bandung pun menjadi kota yang multikultur dan agama di mana banyak masyarakat dari berbagai daerah datang ke Bandung. Ribuan mahasiswa dari kota lain datang ke kota ini untuk belajar membuat masyarakat di sini semakin mengenal budaya orang lain.

"Ini lah contoh kehidupan yang harmonis. Karena masyarakatnya sangat toleran kepada yang lain," ujar Cecep.

3. Pertemuan membicarakan sejumlah isu

Indonesia-Australia Gelar Dialog Lintas Agama di Kota BandungIDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam pertemuan ini, perwakilan dari Indonesia dan Australia membicarakan sejumlah isu yang menjadi perhatian kedua negara, yakni demokrasi, agama dan kemajemukan, kebebasan berekspresi, penyebaran pesan damai dan memerangi penyalahgunaan media, serta memperkuat kerja sama advokasi.

Pembicara yang mewakili Indonesia pada Dialog Lintas Agama tersebut antara Iain Wakil Staf Khusus Presiden untuk isu Keagamaan Internasional Dr. Pradana Boy; Peneliti Senior pada Center for Security and Peace Studies UGM Dr. Ahmad Munjid; Pemimpin Redaksi IDN Times Zulfiani Lubis; Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama Dr. Saefudin Syafi’l; dan Ketua Prajaniti Hindu Indonesia K.S. Arsana.

Sementara itu, pembicara yang menjadi delegasi dari Australia antara lain Ketua Bidang Hubungan Lintas Agama pada Gereja Anglikan Australia Pendeta Samuel Green;  Tokoh Hindu pada Universitas Queensland Umesh Chandra; dan Biarawati Elizabeth Vaag .

Selain forum dialog, pada Kamis (14/3), besok juga dilakukan kegiatan Kuliah Umum dan pemutaran film serta kunjungan lapangan ke situs-situs keagamaan. Dr. Zuleyha Keskin, Direktur pada Islamic Sciences and Research Academy (ISRA) cabang Melbourne, dijadwalkan memberikan Kuliah Umum di Universitas Kristen Maranatha dengan tema the Use of Social Media for Interfaith Dialogue and Spreading Peace.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan pemutaran dan diskusi film dokumenter pendek berjudul Da’wah yang disutradarai oleh sutradara asal ltalia, ltalo Spinelli, dan berkisah tentang kehidupan sehari-hari di pesantren di Indonesia.

Setelah itu, dilakukan kunjungan lapangan ke Gang Ruhana (Desa Toleransi) dan Masjid Lautze di Jalan Tamblong, Kota Bandung. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kepada delegasi Australia kondisi nyata kehidupan antar umat beragama di Indonesia.

4. Indonesia dan Australia harus menjaga keharmonisan di Asia Pasifik

Indonesia-Australia Gelar Dialog Lintas Agama di Kota BandungIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan menuturkan, penting bagi kedua negara saling belajar dari pengalaman dan praktik-praktik terbaik yang telah dilaksanakan dalam menjaga keharmonisan dalam keberagaman di masing-masing negara. Sebagai negara berpengaruh di kawasan, Indonesia dan Australia juga berkepentingan untuk menjaga keharmonisan di Asia Pasifik.

Masyarakat Australia, lanjut Gary, menjunjung tinggi nilai persatuan dalam kemajemukan dan menyadari bahwa pengakuan dan penghargaan terhadap keyakinan dan budaya yang berbeda-beda justru memperkuat masyarakat, bukan memperlemah.

“Australia dan lndonesia memahami bahwa demokrasi yang maju dan kuat yang saat ini dinikmati oleh kedua negara adalah berkat kemajemukan masyarakatnya,” lanjutnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya