IDI Jabar Minta Tolong Pelaku Konveksi Perbanyak Membuat APD
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat (Jabar) meminta para pelaku usaha konveksi bisa memperbanyak membuat alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis. Sebab, APD yang dibutuhkan jumlahnya tidak sebanding dengan yang ada di pasaran. Sehingga, kebutuhan ini sangan sulit didapatkan.
Ketua IDI Jabar Eka Mulyana menuturkan, kebutuhan APD untuk tenaga medis di Jawa Barat memang sangat terbatas. Meski sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah, tapi jumlahnya sedikit dan bisa habis dalam hitungan minggu.
Dengan adanya pembuatan APD secara mandiri dari sejumlah konveksi, diharapkan pemenuhan alat untuk tenaga medis di fasilitas kesehatan di bawah level rumah sakit bisa terpenuhi.
"Pembuatan APD sekarang di konveksi sudah mulai banyak dan sesuai standar minimal sehingga bisa digunakan para tenaga medis," kata Eka saat dihubungi, Selasa (7/4).
1. Jangan lambungkan harga APD-nya
Di sisi lain, Eka pun mengingatkan kepada para pelaku konveksi bisa memberikan harga lebih manusiawi untuk produk APD yang mereka produksi. Jangan sampai harga APD ikut mahal dan itu membuat tenaga medis di fasilitas kesehatan sulit mendapatkannya.
"Memohon juga sekarang banyak oknum yang mengambil uang secara komersil dengan melambungkan harga APD. Tolonglah beritikad baik," kata dia.
2. APD harus disediakan tanpa batas
Menurut Eka, penyediaan APD di saat pandemi corona sudah menjadi kewajiban pemerintah. Dengan APD yang lengkap diharap virus itu tidak menyebar dengan leluasa di fasilitas kesehatan bahkan sampai menimpa tenaga kesehatan yang juga memberikan pelayanan kepada banyak pasien.
Dia mengatakan, di Jawa Barat dari seluruh rumah sakit rujukan stok APD-nya tidak banyak. Bahkan di rumah sakit hasan sadikin (RSHS) Bandung yang menjadi rujukan terbesar di Jabar alat pengaman diri untuk tenaga medis hanya cukup dalam dua minggu ke depan.
"Padahal dokter dan tenaga medis ini menjadi garda terdepan dalam pengentasan COVID-19," papar Eka.
3. Gugus Tugas COVID-19 sebut Indonesia sudah bisa produksi APD sendiri
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengklaim, Indonesia telah mampu memproduksi alat perlindungan diri (APD) lokal bersertifikat Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Alhamdulillah, nanti kami laporkan, kita sudah bisa ke depan memproduksi APD dengan bahan baku lokal berdasarkan sertifikat dari WHO,” kata Doni dalam rapat kerja virtual bersama Komisi VIII DPR, Senin (6/4).
Doni menjelaskan, saat ini sejumlah tenaga ahli dari Gugus Tugas, dibantu oleh beberapa peneliti dari beberapa Perguruan Tinggi, IDI, dan Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan WHO untuk memproduksi APD dengan bahan lokal.
“Tadi sudah kami perlihatkan kepada Bapak Presiden bahwa ini standar dan ini aman digunakan oleh para dokter,” ucap dia.
5. Alat kebutuhan lainnya juga sedang dibuat
Selain APD, kata Doni, saat ini pihaknya tengah melakukan pengadaan alat kesehatan lainnya. Di antaranya ventilator, kit reagen, dan rapid test.
“Memang tidak mudah bapak pimpinan, karena ternyata hampir semua negara besar saat ini rebutan masker, rebutan APD, rebutan rapid test, rebutan apa saja karena ternyata barang-barang yang selama ini kita pikir negara maju ikut punya, ternyata mereka tidak memiliki,” ucap dia.