Hindari Uang Palsu, BI Ajak Masyasrakat Transaksi dengan QR Code

Jual-beli pakai nontunai meminimalisir peredaran uang palsu

Bandung, IDN Times - Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat mengimbau agar masyarakat mulai menggunakan QRIS dalam transaksi jual beli. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah standar nasional pembayaran dengan QR code yang disusun oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan digunakan untuk memfasilitasi transaksi pembayaran retail di Indonesia.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jabar Herawanto mengatakan, standarisasi QR Code pembayaran Indonesia merupakan bentuk dukungan BI terhadap proses integrasi ekonomi keuangan digital nasional. Ini juga merupakan salah satu visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, di mana para pelaku usaha dan pemerintah merupakan beberapa komponen penting. Saat ini, terdapat 27 Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang sudah memiliki izin penyelenggaraan QRIS.

"QRIS di Jawa Barat saat ini telah digunakan oleh pedagang mikro, kecil, menengah dan besar seperti di pasar tradisional, pasar modern, mal, online shop, universitas, sekolah, kantin, koperasi dan lainnya. Selain itu, QRIS juga dapat digunakan untuk keperluan lain seperti zakat, infak, sedekah, iuran kas dan palang merah," ujar Herwanto dalam diskusi Pekan QRIS di Bandung, Senin (2/3).

1. Sudah ada 612 ribu tenan menggunakan QRIS

Hindari Uang Palsu, BI Ajak Masyasrakat Transaksi dengan QR CodeIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Herwanto, Jabar cukup responsif dengan kehadiran QRIS di mana tenant yang ikut serta mencapai 612.883 atau 23 persen dari total jumlah tenant nasional. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan QRIS di Jawa Barat tercatat tinggi namun masih terdapat peluang untuk ditingkatkan kembali mengingat besarnya jumlah penduduk di provinsi ini.

Meski demikian, implementasi QRIS masih memiliki beberapa kendala. Persoalan utama yang muncul adalah pemahaman QRIS oleh masyarakat relatif masih rendah. Hal itu tidak terlepas dari tingkat pemahaman masyarakat termasuk tenant, terhadap financial dan digital literacy yang beragam.

"Maka Bank Indonesia akan melaksanakan Pekan QRIS Nasional 2020 secara serentak di seluruh Indonesia via 46 kantor cabang Bank Indonesia (KPwDN) pada tanggal 9 -15 Maret 2020. Pekan QRIS Nasional membawa tagline “Ayo Pake QRIS!” yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan QRIS dengan sasaran masyarakat dan merchant komunitas untuk dapat memastikan penggunaan QRIS dapat meluas," papar Herwanto.

2. Edukasi pun dilakukan ke mahasiswa dan pelaku UMKM

Hindari Uang Palsu, BI Ajak Masyasrakat Transaksi dengan QR CodePuluhan Mahasiswa ikuti bimtek dan simulasi penyerahan syarat minimal dukungan calon perseorangan (IDN Times/istimewa)

BI dan perbankan saat ini berupaya terus memberikan informasi terkait dengan manfaat penggunaan QRIS. Salah satu yang disasar adalah mahasiswa, karena mereka merupakan masyarakat millennial yang bisa menyebarkan informasi ini dari mulut ke mulut maupun memanfaatkan media sosial.

Terlebih mahasiswa adalah segmen populasi masyarakat yang aktif dan melek teknologi. Sehingga mereka bisa lebih mudah menyampaikan keberadaan QRIS kepada masyarakat lainnya.

"Kedua adalah UMKM, termasuk di sini ada di pasar-pasar. Karena di sana banyak pelaku UMKM yang bisa diajak bekerja sama," kata Herwanto.

Di sisi lain, BI Jabar juga akan coba merangkul pesantren-pesantren yang tersebar di provinsi ini, agar bisa menyampaikan program itu kepada masyarakat yang ada di pedesaan.

3. Penggunaan uang nontunai bisa membuat hidup gak ribet

Hindari Uang Palsu, BI Ajak Masyasrakat Transaksi dengan QR CodeIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, perwakilan dari Bank BRI Hendro Padmono mengatakan, ke depan penggunaan uang nontunai atau cashless sudah pasti lebih digemari. Cara ini membuat masyarakat tidak harus repot membawa uang tunai dalam dompet ketika akan berbelanja di mana pun.

"Dengan QRIS ini juga akan lebih efisien. Cukup dengan barcode (kode batang) kita tidak harus transaksi. Perbankan pun tidak harus menginvestasikan masing-masing cukup dalam satu program ini (QRIS)," kata Hendro.

Dengan penggunaan QRIS atau uang nontunai lainnya, ini bisa mencegah dalam penyebaran uang palsu. Di era teknologi sekarang uang palsu yang dibuat bisa sangat mirip dengan uang asli.

"Kita kan agak susah membedakan apalagi masyarakat awam yang memang tidak bisa mendeteksi mana uang asli dan mana uang palsu," kata dia.

Demi kemudahan transaksi dan meminimalisir uang palsu, yuk mulai gunakan nontunai.

Baca Juga: Yang Pertama di Indonesia, Madrasah di Semarang ini Pakai QRIS

Baca Juga: BI Pastikan QRIS tak Akan Hentikan Peredaran Uang Logam dan Kertas 

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya