Harga Melambung, Pedagang Daging di Bandung Tidak akan Mogok Berjualan

Mereka tetap berjualan meski harga daging naik

Bandung, IDN Times - Isu akan ada mogok berjualan pada pedagang daging sapi menyeruak usai harga daging segar maupun yang bekul perlahan melonjak. Data Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, harga daging sapi potong di Kota Bandung merangkak naik sejak awal 2022.

Harga per kilogram yang semula berada di kisaran Rp125 ribu per kilogram (kg), kini naik menjadi Rp130 ribu per kg. Harga daging diperkirakan naik bahkan mencapai Rp150 per kg pada saat Lebaran 2022.

Terkait hal ini, Ketua DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Barat, Nang Sudrajat mengatakan, hingga sekarang belum ada informasi para pedagang daging sapi akan mogok masal.

"Kalau untuk mogok massal sepertinya tidak, karena dari asosiasi juga sudah ada imbauan agar tidak ada mogok. Artinya tetap harus berjualan," ujar Nang saat dihubungi, Minggu (27/2/2022).

1. Kekurangan stok daging sapi masih tinggi

Harga Melambung, Pedagang Daging di Bandung Tidak akan Mogok BerjualanANTARA FOTO/Arnas Padda

Nang menuturkan, kebutuhan stok daging sapi baik yang segar atau beku di Jabar masih tinggi. Sayangnya suplai daging masih kurang. Karena pedagang pun harus menyiapkan cadagang jika ada lonjakan permintaan menjelang puasa dan perayaan Idul Fitri.

"Untuk menjaga stabilitas harga daging, dari sisi kebutuhan sapi potong, harusnya rencana impor 2000 ekor sapi potong dari australia akhir bulan ini harus sudah datang. Dari rencana impor sapi potong masih belum mencukupi, dan kekurangannya masih cukup besar," kata dia.

2. Impor daging kerbau pun harus disegerakan

Harga Melambung, Pedagang Daging di Bandung Tidak akan Mogok BerjualanIlustrasi penjualan daging sapi dan daging kerbau. (ANTARA FOTO/Rahmad)

Selain daging sapi beku, Nang berharap pemerintah segera mengimpor daging kerbau beku yang selama ini juga banyak digunakan masyarakat. Daging ini relatif lebih murah sehingga bisa terjangkau masyarakat atau pedagang kecil yang membutuhkan.

"Ini harus segera (impor daging kerbau beku). Itu biasanya dari negara Asia Selatan seperti India," ujarnya.

3. Pasokan impor sapi dari Australia memang berkurang

Harga Melambung, Pedagang Daging di Bandung Tidak akan Mogok Berjualanpexels

Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Asnawi mengatakan pasokan sapi impor ex Australia yang berkurang memicu kenaikan harga daging sapi di beberapa wilayah di Indonesia.

"Pasokan sapi impor ex Australia kurang. Sedangkan, kebutuhan sapi siap potong di tiga provinsi yaitu Jakarta, Banten dan Jawa Barat 93 persen pasokan sapi dari Australia, 7 persen sapi lokal," kata Asnawi dikutip dari ANTARA.

Sementara itu, Asnawi mengatakan bahwa di Australia, terjadi pengurangan kapasitas ekspor dari 80 persen menjadi 44 persen. Hal itu dikarenakan produksi sapi di Australia. belum pulih 100 persen, di mana pertumbuhan sapi .

Dengan pasokan sapi di Australia berkurang, harga sapi impor mengalami kenaikan.  Diketahui, Asnawi menyampaikan bahwa pemotongan dan pedagang sapi di bawah JAPPDI menyatakan tidak jadi mogok jualan karena tuntutan sudah dipenuhi oleh pemerintah.

"Alhmdulillah akhirnya ditemukan solusi-solusi yang saling menguntungkan semua pihak" ujar Asnawi.

Khusus terkait sapi siap potong, di tingkat feedloter Rp53.000-Rp54.000 per kilogram (kg) bobot hidup dan akan diupayakan turun hingga Rp51.000-Rp52.000 per kg bobot hidup.

"Untuk itu, dengan ini kami DPP JAPPDI menginstruksikan kepada seluruh anggota agar tidak mogok memotong dan berdagang," tukas Asnawi.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Intervensi Harga Kedelai Ketimbang Beri Stimulus

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya