Hanya Ada Tujuh Kampus Swasta di Jabar-Banten Terakreditasi Unggul 

Manajemen kampus harus berusaha tingkatkan akrediasi 

Bandung, IDN Times - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah Jawa Barat telah melakukan pendataan perguruan tinggi yang memiliki akreditasi. Berdasarkan data tersebut hanya ada 54 dari 4.593 perguruan tinggi di Indonesia yang telah memperoleh akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Ketua APTISI Jawa Barat Eddy Jusuf mengatakan, untuk di Jawa Barat dan Banten terdapat 453 perguruan tinggi swasta, tapi baru tujuh yang memperoleh akreditasi unggul.

"Ini tentu PR (pekerjaan rumah) besar bagi kita semua untuk mencapai target ke unggul. Kampus harus bisa melakukan adaptasi tak terkendala besar atau kecilnya kampus tersebut," ujar Eddy melalui siaran pers dikutip IDN Times, Minggu (9/4/2023).

1. Kampus harus memiliki sistem digital yang mudah diakses

Hanya Ada Tujuh Kampus Swasta di Jabar-Banten Terakreditasi Unggul ilustrasi digital nomad (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurutnya, akreditasi sangat penting bagi perguruan tinggi, karena menjadi bukti mutu sekaligus jaminan repurtasi kampus tersebut kepada masyarakat. Untuk itu harus ada langkah yang diambil manajemen kampus agar bisa meningkatkan mutu perguruan tingginya.

Salah satunya adalah dengan memiliki sistem berbasis digital yang dapat mengintegrasikan seluruh kebutuhan perguruan tinggi. Sistem digital yang ada menurutnya juga harus mampu membuat laporan yang tepat dan akurat kepada Pemerintah, karena terkait dengan pemantauan mutu dan akreditasi.

2. Manajamen kampus harus gotong royong perbaiki kualitas

Hanya Ada Tujuh Kampus Swasta di Jabar-Banten Terakreditasi Unggul Kampus MDP Buat Aplikasi Mengantre Vaksinasi Cegah Kerumunan (IDN Times/Dok. Kampus MDP)

Perguruan tinggi terdiri atas ratusan hingga puluhan ribu orang. Tiap orang pastilah memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda. Perbedaan menurut Eddy, jangan sampai menjadi ego yang dapat menghambat kemajuan perguruan tinggi. Antar insan perlu bergotong royong dan menyingkirkan ego pribadi.

"Kita para civitas akademika, para ilmuwan, jihadnya dengan pena. Tidak usah angkat senjata. Jihadnya tentu harus berjilid-jilid dengan buku bahkan dengan jurnal. Ini tidak bisa dilakukan seorang diri, kita semua wajib berkolaborasi," kata dia.

3. Gunakan dana sebaik mungkin dalam peningkatan mutu

Hanya Ada Tujuh Kampus Swasta di Jabar-Banten Terakreditasi Unggul Ilustrasi kampus (IDN Times/Mardya Shakti)

Perguruan tinggi tentu sangat erat dengan proses penerimaan mahasiswa baru. Proses ini sangat vital karena dapat memengaruhi kemampuan finansial sekaligus mutu perguruan tinggi. Semakin tinggi kualitas dan jumlah mahasiswa baru yang didapat suatu perguruan tinggi, maka semakin baik pula mutu institusi kampus tersebut.

Direktur Kemitraan SEVIMA Ridho Irawan menuturkan,
kampus dengan jumlah mahasiswa yang banyak dan juga pintar, akan menjamin mutu di perguruan tinggi tersebut. Aspek finansial perguruan tinggi juga dapat terjaga, karena perguruan tinggi dapat mengelola dana yang cukup untuk meningkatkan fasilitas kampus sekaligus menggaet talenta-talenta terbaik bangsa sebagai dosen dan staf.

"Kehabisan bensin (dana kampus) akibat pengelolaan perguruan tinggi dan penerimaan mahasiswa baru yang belum maksimal, menjadi keluhan di banyak perguruan tinggi. Jadi pengelolaan perlu berbasis data, dengan analisa dan target yang jitu, agar setiap sen dana yang kampus gunakan dapat impactful (berdampak maksimal) untuk peningkatan mutu," kata dia.

Baca Juga: Ryura Assyifa, Murid SMA yang Diterima di 10 Kampus Luar Negeri!

Baca Juga: 7 Manfaat Penting Ikut Organisasi di Kampus, Mahasiswa Wajib Tahu!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya