Hanya Ada 6 Daerah di Jabar Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan 

Kawasan perkotaan banyak yang BABS sembarangan

Bandung, IDN Times - Persoalan sanitasi yang berkaitan dengan buang air besar sembarangan (BABS) masih menghantui Provinsi Jawa Barat (Jabar). Dari data Dinas Kesehatan baru enam daerah yang berhasil bebas dari masalah ini.

Ketua Tim Kerja Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olahraga, Dinas Kesehatan Jabar, Yuntina Erdani mengatakan dari 27 kota/kabupaten di Jabar masih sedikit daerah yang berhasil hidup bersih lewat dari BABS.

"Masih banyak memang yang belum terbebas dari BABS, terbukti dari 27 kota dan kabupaten di Jabar, masih ada 21 kota dan kabupaten yang masyarakatnya belum terbebas BABS. Yang sudah bebas BABS adalah Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, dan Kota Depok," kata Yuntina di Gedung Sate, Jumat (18/11/2022).

1. Pembangunan septictank di perkotaan sulit dilakukan

Hanya Ada 6 Daerah di Jabar Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan Mheim3011 via self.com

Berbagai kendala dihadapi kawasan perkotaan dalam memberantas praktek buang air besar sembarangan. Terutama keterbatasan lahan untuk membangun septictank pribadi atau komunal sekalipun.

Di Kota Bandung misalnya, untuk daerah Cihampelas masih banyak yang membuang limbah toiletnya secara langsung ke Sungai Cikapundung. Meski demikian, berbagai solusi coba dilakukan pemerintah. Seperti mencanangkan pembangunan septictank di bawah bangunan rumah, seperti yang sudah dilakukan di Cipedes, Pajajaran.

"Upaya menggali septictank dicoba di lokasi di Cipedes. Mereka biasamya buang ke Sungai Citepus, tapi kini sudah membuat septictank di bawah kamar atau ruang tamu sekalipun, saluran udaranya dialirkan keluar," katanya.

2. Ada 15 persen warga Jabar masih BABS

Hanya Ada 6 Daerah di Jabar Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan Google

Ahli Madya Tata Bangunan dan Perumahan Dinas Perumahan dan Permukiman Jabar Lucky Ruswandi menuturkan, pemerintah memang harus serius melakukan pendampingan ke kota dan kabupaten di Jabar supaya semuanya terbebas BABS.

Pada 2018 tercatat 28 persen warga Jabar masih melakukan BABS, tapi kini tercatat tinggal 15 persen. Namun demikian, amgka itu masihlah besar jika dibandingkan dnegan jumlah penduduk Jabar yang hampir 40 juta jiwa.

"Dibutuhkan total Rp 20 triliun untuk menyediakan toilet aman bagi semua masyarakat Jabar. Atau Rp 16 triliun untuk toilet yang layak," katanya.

3. Masalah BABS kurang menarik, tapi harus diutamakan

Hanya Ada 6 Daerah di Jabar Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan sering buang air kecil menjadi salah satu gejala atrofi vagina (freepik.com/gpointstudio)

Sementara itu, Duta Water.org Ikke Nurjanah mengatakan, BAB memang masalah sulit diberantas. Hal ini pun masih saja terjadi di kota-kota besar di Indonesia.

Ikke menceritakan, dia memang pelaku BABS saat masih kecil,di tempat tinggalnya di Pademangan, DKI Jakarta. Ia selalu BAB di sungai karena berjarak 100 meter dari rumahnya. Kemudian ia malu melakukannya ketika beranjak dewasa dan tergugah untuk mengajak masyarakat meninggalkan BABS.

"Sanitasi memang hal yang kurang seksi, aku selalu bilang ini urusan belakang yang jadi urusan di depan. Saya pun akhirnya konsen secara pribadi yang mengompori daerah-daerah, untuk bisa memprovokatori supaya sanitasi sehat," katanya.

Ia berharap masyarakat tergugah bahwa BABS mencemari lingkungan dan membahayakan orang sekelilingnya. Ia pun mengapresiasi banyak masyarakat yang memilih mendirikan toilet di rumahnya daripada mempercantik rumahnya atau membeli barang-barang konsumtif.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya