Hadapi Revolusi 4.0, Tenaga Kerja Akuntan Wajib Tingkatkan Skill 

64% perusahaan rintisan tak paham dalam laporan keuangan

Bandung, IDN Times - Perkembangan revolusi industri 4.0 tidak hanya berdampak pada pekerjaan yang berhubungan langsung dengan mesin. Revolusi ini mampu memberikan berbagai kemudahan kepada masyarakat dalam setiap aktivitas.

Perkembangan lini bisnis yang berkaitan dengan Era Revolusi ini pun membuat para akuntan harus menyesuaikan diri dengan meningkatkan pengetahuan serta skill. Terlebih sekarang semakin banyak bermunculan start up yang sistem perusahaannya sangat berbeda dengan perusahaan konvensional. Alhasil manajemen laporan keuangannya tak sama dengan apa yang selama ini ada.

Angggota DSAK Ikatan Akuntan Indonesia, Ersa Tri Wahyuni, mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan perkembangan start up posisi kedua di dunia menjadi kabar baik bagi semua pihak. Hal ini menandakan kreatifitas dan minat pelajar, mahasiswa maupun anak muda Indonesia di bidang bisnis digital kian menggeliat.

Ersa mencontohkan, Facebook memiliki nilai valuasi yang tinggi dikarenakan transaksi digital yang tinggi. "Namun, rata-rata perusahaan digital memiliki masalah dalam menyusun laporan keuangan, dikarenakan adanya beberapa transaksi dan aset yang bingung dalam proses pencatatan laporan keuangannya," ujar Ersa diskusi bertema Akuntasi di Era Revolusi Industri 4.0, Rabu (19/6).

1. Banyak start up tak paham laporan keuangan yang baik

Hadapi Revolusi 4.0, Tenaga Kerja Akuntan Wajib Tingkatkan Skill Pixabay.com/Rawpixel

Dalam riset yang dilakukan olehnya, Ersa menemukan 64 persen kalangan start up mengakui kesulitan dalam penyusunan laporan keuangan dan menganggap laporan keuangan sebagai isu yang krusial. Dia menilai perusahaan rintisan ditinjau ditinjau dari sudut pandang akuntansi dan proses penyusunan laporan keuangan adalah depelovement cost yang dapat dikapitalisasi dan tidak harus di expand asal memenuhi persyaratan yang cukup ketat sebagaimana diatur dalam PSAK untuk aset tak berwujud.

Saat ini PSAK 19 membatasi pengakuan aset tak berwujud yang dibangun sendiri kecuali berhasil memenuhi syarat yang ketat. Selain dari itu proses ‘bakar uang’ yang dilakukan oleh perusahaan rintisan dalam pencatatannya bisa dikapitalisasi dengan syarat adanya kepastian dan keyakinan bahwa cara ini akan menghasilkan pendapatan.

2. Pengetahuan mengenai analisa data keuangan jadi hal penting

Hadapi Revolusi 4.0, Tenaga Kerja Akuntan Wajib Tingkatkan Skill Google

Menurut Ersa, akuntan harus terus berusaha membuat dirinya relevan untuk masyarakat dan entitas bisnis. Selama akuntan mampu memberikan nilai dan berkontribusi kepada masyarakat, maka selamanya profesi ini akan terus ada.

“Fungsi utama seorang akuntan adalah dia harus mampu mengkomunikasikan keadaan ekonomi perusahaan kepada decision maker. Akuntan harus memahami bahwa tools yang dipakai dalam bekerja itu sudah beragam danup-to-date," ujarnya.

Selain itu, para akuntan harus paham penggunanaan big data analytic dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh sebab itu akuntan harus mengerti dan belajar penggunaan, pemanfaatan dan mengkomunikasikan hasil analisis big data keuangan.

3. Inovasi menjadi kunci dalam persiangan revolusi 4.0

Hadapi Revolusi 4.0, Tenaga Kerja Akuntan Wajib Tingkatkan Skill Pixabay/jarmoluk

Dosen Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Adis Iman Munandar, menuturkan, setiap orang yang bekerja dalam setiap sektor wajib berinovasi dan beradaptasi untuk bisa bertahan. Hal ini penting karena kecanggihan mesin dan ilmu yang semakn mudah didapat bisa membuat seorang ahli pun tersisihkan jika tidak menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman.

Contoh terlambatnya adaptasi dalam revolusi 4.0 adalah nilai ekonomi perusahaan Bluebird yang mampu dilampaui Gojek maupun Grab dalam waktu singkat. Padahal perusahaan taksi tersebut bisa dibilang sebagai salah satu perusahaan besar yang sudah lama bercokol di Indonesia.

"Penemuan bisnis model yang relatif baru mengharuskan setiap orang dari profesi apapun harus menjawabnya dengan perubahan paradigma dalam menyelesaikan masalah termasuk dalam bidang akuntansi," ujarnya.

Baca Juga: Jatim Big Data & Millenial Job Center, Transformasi Jawa Timur 4.0

Baca Juga: Pemindahan Ibu Kota Indonesia Harus Menerapkan Pemerintahan 4.0

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya