Gunakan Teknologi, TPPAS Lulut Nambo Ubah Sampah Jadi Biogas

Gubernur Ridwan Kamil ingin semua TPPAS hasilkan energi

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui BUMD Jasa Sarana telah menentukan mitra untuk pengelolaan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo di Kabupaten Bogor. Mitra tersebut berasal Jerman, yaitu EUWELLE Environmental Technology GmbH, perusahaan yang dinilai berpengalaman dalam pengelolaan sampah berbasis ramah lingkungan.

Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq, mengatakan, EUWELLE Environmental Technology GmbH telah menerapkan teknologi MYT (Maximum Yield Technology) di beberapa Negara asia seperti China dan Thailand. Saat ini EUWELLE siap bekerja sama dengan Indonesia untuk menerapkan teknologi tersebut khususnya pada proyek Lulut-Nambo.

"Penggunaan Teknologi MYT dipilih karena kelebihannya dalam memanfaatkan secara maksimal proses daur ulang limbah sampah rumah tangga atau perkotaan, sehingga menghasilkan potensi energi maksimum yang dikombinasikan melalui inovasi teknologi tinggi dan terdiri dari lima tahap," kata Hanif melalui siaran pers, Rabu (24/3/2021).

Lima tahap ini adalah Waste Intake, Mechanical Processing, Biological Stage, Biological Drying, dan Mechanical Material Separation.

1. Energi akan dihasilkan dari tempat pengolahan sampah ini

Gunakan Teknologi, TPPAS Lulut Nambo Ubah Sampah Jadi Biogasledgerinsights.com

TPPAS Nambo adalah tempat pengelolaan sampah yang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare dengan kapasitas sampah 1.800 ton per hari, diperuntukkan mengelola sampah dari beberapa daerah Jawa Barat, di antaranya Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.

Beberapa hasil dari pengelolaan sampah rumah tangga tersebut, katanya, berupa Refused Derived Fuel (RDF), Bulir Pupuk, dan Biogas. Produk RDF akan dijual sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk pabrik semen seperti Indocement dan Bulir Pupuk dapat dijual ke PT Pupuk Indonesia atau masyarakat sesuai harga pasar.

Hasil ekstraksi berupa Biogas pun dapat menjadi sumber energi terbarukan untuk pembangkit listrik demi menunjang tarif listrik EBTK yang lebih kompetitif melalui PLN.

2. Investor sebelumnya ternyata wanprestasi

Gunakan Teknologi, TPPAS Lulut Nambo Ubah Sampah Jadi BiogasIDN Times/Debbie Sutrisno

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, pembangunan TPPAS Lulut Nambo ini sempat menemui jalan yang berliku, konsursium PT Jabar Bersih Lestari (JBL) yang diamanahkan untuk mengembangkan TPPAS mengalami wanprestasi. Alhasil rencana investasi dari perusahaan tersebut dihentikan.

"Ternyata wanprestasi, sehingga saya belajar dengan teliti, kita jangan terbuai dengan hal-hal yang terkesan luar biasa, ternyata ujung-ujungnya eh enggak punya duit, eh teknologinya ngaco dan lain sebagainya. Nah kita belajar dari situ, yang menang adalah teknologi dari Jerman namanya Euwell," ujar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (23/3/2021).

Dengan adanya investor baru ini, pembangunan TPPAS Lulut Nambo diharap bisa rampung pada 2021. Konsep tempat ini pun ke depannya adalah mengolah sampah menjadi energi.

3. TPPAS lain yang akan dibangun harus ikuti konsep Lulut Nambo

Gunakan Teknologi, TPPAS Lulut Nambo Ubah Sampah Jadi Biogassampah di TPA Cipeucang Tangsel (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Konsep ini pun, lanjut Emil, akan coba diterapkan di TPPAS Lengok Nangka yang menjadi pusat pembuanan sampah di Bandung Raya bisa menerapkan hal serupa.

"Nah yang belum itu Ciayumajakuning dan regional Bekasi, Karawang, Purwakarta. Kita butuh tiga sampai empat proyek skala besar ini, saya kira itu perspektifnya, sehingga Jabar dikenal sebagai provinsi yang sangat ramah lingkungan, tidak ada lagi sampah yang tidak terdaur ulang," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtyas mengatakan, tipping fee yang dibebankan kepada daerah yang memanfaatkan Lulut Nambo sebesar Rp125 ribu per ton. Ia menegaskan tidak ada subsidi dari Pemprov Jabar terkait besaran tipping fee tersebut.

"Untuk tipping fee masih akan kita rundingkan, dan untuk operasionalnya ditargetkan bisa akhir tahun 2021, dan beroperasi penuh pada 2022," ujar Prima.

Baca Juga: Gaet Investor Baru, TPPAS Lulut Nambo Ditarget Rampung 2021

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya