Gempa Banten Rusak Rumah dan Masjid di Tiga Daerah Jawa Barat

BPBD Sukabumi mencatat jumlah rumah rusak terus bertambah

Bandung, IDN Times - Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu, mengatakan, gempa yang terjadi di Banten juga terasa hingga ke Jawa Barat. Di beberapa daerah bahkan getarannya terasa cukup kencang dan membuat sejumlah rumah rusak.

Dari hasil pemantauan Pusdalops PB BPBD Provinsi Jawa Barat, sampai 3 Agustus 2019 pukul 07.48 WIB, data sementara yang terdampak di wilayah Jawa Barat yang ditimbulkan dari dampak gempa Banten sebagai berikut:

1. Kabupaten Bandung Barat
Yang terdampak: 3 Kecamatan
- 4 Unit Rusak Ringan (RR)
- 1 Unit Rusak Sedang (RS)
- 1 Unit Rusak Berat (RB)

2. Kabupaten Sukabumi:
Yang terdampak: 6 Kecamatan
- 4 Unit Rusak Ringan (RR)
- 6 Unit Rusak Sedang (RS)
- 1 Unit Rusak Berat (RB)
- 1 Unit Fasilitas Umum (RR) berupa masjid

3. Kabupaten Garut
Yang terdampak: 3Kecamatan
- 1 Unit Rusak Ringan (RR)
- 3 Unit Rusak Sedang (RS)

Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan seluruh Kabupaten/kota di Jawa Barat untuk mendata jika ada kerusakan susulan dampak gempa. Hasil monitoring BMKG hingga saat ini menunjukkan tidak berpotensi Tsunami.

"Untuk itu kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti arahan BPBD dan informasi BMKG atau PVMBG," ujar Budi, Sabtu (3/8).

1. Gempa susulan sempat terjadi di Sukabumi

Gempa Banten Rusak Rumah dan Masjid di Tiga Daerah Jawa BaratYoutube

Usai diguncang gempa bermagnitudo 6,9 yang berpusat di Sumur, Banten, warga Sukabumi, Jawa Barat dikejutkan dengan gempa susulan magnitudo 4,4 yang pusatnya di Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi sekitar pukul 00:22, Sabtu (4/8) dini hari. Pusat gempa berada di 49 km barat daya Sukabumi dengan kedalaman mencapai 27 km. Gempa ini pun dirasakan sebagian masyarakat di Pangandaran dan Pelabuhan Ratu.

2. Jumlah rumah rusak di Sukabumi terus bertambah

Gempa Banten Rusak Rumah dan Masjid di Tiga Daerah Jawa BaratIDN Times/Toni Kamajaya

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat hingga Sabtu, pukul 01.00 WIB, jumlah rumah yang rusak akibat gempa Banten bermagnitudo 6,9 pada Jumat, (2/8), pukul 19.03 WIB, bertambah menjadi 26 unit.

"Jumlah rumah yang rusak terus diperbaharui dan kemungkinan masih bertambah dan hingga kini relawan dan petugas BPBD masih melakukan pendataan di lokasi yang terdampak gempa," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, dilansir Antara.

Puluhan rumah yang rusak tersebut tersebar di 15 kecamatan, yakni Parakansalak, Cikembar, Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Sukaraja, Waluran, Warungkiara, Cireunghas, Cisolok, Cicantayan, dan Ciemas.

Untuk jumlah rumah rusak berat tiga unit, rusak ringan 16 unit, dan rusak sedang tujuh unit. Fasilitas lainnya, seperti bangunan majelis taklim di Kampung Sayang, RT01/RW01, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja juga rusak akibat gempa tersebut.

Ia mengatakan total warga mengungsi mencapai sembilan jiwa, karena rumahnya rusak berat. Di antarnya satu keluarga berjumlah empat jiwa warga Kampung Wanamukti RT02/RW13, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak.

Selain itu, satu keluarga beranggotakan tiga jiwa warga Kampung Samelang, RT01/RW02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, dan satu keluarga beranggotakan dua jiwa warga Kampung Cihuni, RT03/RW07, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas juga harus mengungsi karena rumahnya rusak berat.

3. Warga mulai diungsikan untuk sementara

Gempa Banten Rusak Rumah dan Masjid di Tiga Daerah Jawa BaratDokumentasi/PB Kecamatan Nagrak

Warga yang rumahnya rusak berat untuk sementara diungsikan ke tempat keluarganya terdekat maupun kerabat. Bantuan darurat mulai disalurkan BPBD, seperti alat perlengkapan makan, tidur, mandi, dan makanan siap saji untuk korban gempa Banten itu.

"Untuk kerugian masih dalam penghitungan, karena saat ini kami fokuskan untuk mendata rumah maupun fasilitas umum lainnya yang rusak. Data yang masuk ke kami pun statusnya masih sementara dan akan terus kami perbarui serta dievaluasi, khususnya terkait kategori kerusakan," katanya.

Daeng mengimbau warga tidak mempercayai informasi maupun berita yang belum jelas asal-usulnya dan sumbernya,Warga juga diminta untuk tetap siaga dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

"Tapi diharapkan tidak ada lagi gempa selanjutnya," katanya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya