Dulu Ramai, Ini Nasib Wisata Selfie di Kota Bandung 

Wisata yang hanya mengikuti tren bisa jadi tak bertahan lama

Bandung, IDN Times - Kota Bandung menjadi salah satuju tujuan wisata masyarakat di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Beragam tempat wisata hadir menjejelali setiap sudut perkotaan Bandung maupun yang berada di sekitar Kabupaten Bandung.

Sebelum pandemik COVID-19, salah satu wisata yang digandrungi wisatawan adalah keberadaan tempat berswafoto (selfie) di dalam ruangan. Desain yang unik, menarik, dan berwarna-warni mampu memikat masyarakat bertandang dan berswafoto di sana.

Beberapa tempat wisata yang bermunculan seperti Upsidedown Bandung, This Is Me, Rabbit Town, dan Centrum Million Balls. Setiap tempat mempunyai keunikan sendiri yang bisa menarik wisatawan bermain dan berswafoto.

Namun, pandemik COVID-19 yang menerjang sejak 2020 memberi dampak negatif pada tempa wisata tak terkecuali yang menawarkan tempat swafoto. Di Kota Bandung, setidaknya ada dua tempat yang dulunya ramai jadi tempat tujuan wisata, sekarang justru padam.

1. Bangunan wisata harus dijual

Dulu Ramai, Ini Nasib Wisata Selfie di Kota Bandung Sebuah gedung yang sempat dijadikan tempat wisata selfie tutup dan asetnya jadi milik perbankan. IDN Times/Debbie Sutrisno

Ketika IDN Times bertandang ke Upsidedown Bandung di Jalan H Wasid, bangunan ini sudah terbengkalai. Tidak ada penanda sama sekali bawah tempat tersebut adalah salah satu tujuan wisatawan yang bertandang ke Kota Bandung.

Di parkiran bangunan hanya ada tiga mobil milik warga sekitar yang ikut memarkirkan kendaraannya. Pintu masuk bangunan pun digembok. Jika dilihat dari luar, isi dalam bangunan sudah kosong melompong.

"Udah lama pak ini tutup. Malah sekarang gedungnya mau dijual kalau ada yang berminat," ujar seorang tukang parkir yang enggan disebut namanya ketika ditemui IDN Times, Jumat (7/1/2021).

Kondisi serupa terjadi di This Is Me, yang merupakan tempat berswafoto di Jalan Cihampelas. Bangunan di sini lebih besar. Bahkan plang tulisan wisata selfie masih terpapang di depan bangunan.

Sayang, tempat tersebut tutup dan ada cap bahwa bangunan dan tanah sudah menjadi milik sebuah perbankan nasional.

Dalam akun Instagram Thisisme.bdg unggahan terkait mengenai aktivitas tempat wisata dilakukan pada Maret 2020. Sementara unggahan lanjutannya lebih pada penerapan protokol kesehatan di tempat wisata rekanan This Is Me.

Dalam unggahan tersebut para pengikut akun ini masih bertanya-tanya kapan This Is Me dibuka kembali. Selain itu ada juga akun yang memastikan bahwa tempat tersebut sudah tutup dan tidak akan dibuka kembali.

2. Berinovasi berikan promo gratis tiket

Dulu Ramai, Ini Nasib Wisata Selfie di Kota Bandung IDN Times/Debbie Sutrisno

Mencoba bangkit di tengah aturan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejumlah tempat wisata swafoto mengambil inisiatif memberikan promo pada pengunjung. Misalnya, dengan menggratiskan tiket masuk dan menggantinya dengan pembelian paket makanan saja.

Hal ini dilakukan Centrum Millions Balls dan Rabbit Town. Salah satu pengunjung Centrum Million Balls, Ratih mengatakan bahwa promo seperti ini menarik bagi masyarakat. Dengan pendapatan yang belum menentu, tapi keinginan membawa anak untuk berwisata, maka pemberian diskon berupa gratis tiket masuk menjadi oase untuknya.

"Ya lumayan kan kita bisa menghemat karena jadinya cukup beli makan. Pas masuk tempat-tempat selfie juga tidak ada pungutan biaya lagi," ujar Ratih.

Pemilihan bermain di tempat wisata swafoto pun karena dia ingin mengabadikan hasil potret dengan beragam latar dan permainan. Selain itu di tempat ini ada kolam bola yang menyenangkan anak ketika bermain. Di tempat ini setidaknya ada 21 titik swafoto yang bisa dinikmati

Opsi tidak memungut bayaran ketika ingin masuk ke kawasan wisata pun dilakukan Rabbit Town. Tempat wisata swafoto yang berada di Jalan Rancabentang, Ciumbuleuit, Kota Bandung ini menggratiskannya setiap hari hingga waktu yang tidak ditentukan.

3. Pengalaman pengunjung harus dibangun agar tempat wisata bisa sering didatangi

Dulu Ramai, Ini Nasib Wisata Selfie di Kota Bandung Wisata Gunung Selok, Tempat Wisata di Cilacap (tripzilla.id)

Pengamat Pariwisata dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Galih Kusumah mengatakan, perkembangan media sosial menarik masyarakat untuk tampil semenawan mungkin. Termasuk dalam setiap unggahan pada media sosial pribadi mereka.

Atraksi wisata yang Instagramable pun kemudian bermunculan di berbagai sudut kota. Namun, yang jadi permasalahan adalah produk seperti ini relatif mudah ditiru.

"Misalnya toko A membuat tempat dengan lima spot foto. Nah ga lama bisa saja toko B itu buat lebih banyak. Alhasil bisa langsung pindah dong masyarakat ketertarikannya," ujar Galih ketika dihubungi.

Artinya, untuk membuat wisata yang Instagramable tapi bertahan dalam jangka waktu lama, tetap harus memerhatikan kualitas lain yang dijual. Pengalaman wisatawan harus dikuatkan ketika mereka berkunjung ke tempat seperti ini.

Ketua Prodi Magister Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini menuturkan, semua itu bisa dilakukan dengan menjual barang lain yang tidak dapat ditemui di tempat sebelah. Atau berikan pelayanan yang baik kepada wisatawan yang datang.

Di tengah pandemik yang belum jelas kapan berakhirnya, manajemen tempat wisata pun harus memastikan setiap orang yang datang bisa merasakan protokol kesehatan dengan optimal. Karena sekarang masyarakat sudah lebih sadar akan kesehatan ketika datang ke suatu tempat yang ada orang banyak.

"Jadi selain unik, harus mengikuti perkembangan jaman. Kualitas pun wajib ditingkatkan agar pengalaman yang mereka dapat bisa membawanya kembali ke tempat tersebut.

Baca Juga: Wisata Keindahan Alam 6 Air Terjun di Kawasan Bandung Raya

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya