Disebut NU Haram, Ini Pengakuan Warga yang Pernah Ikut Bisnis MLM 

Lebih banyak rugi daripada untungnya

Bandung, IDN Times - Bisnis multi level marketing atau MLM saat ini dianggap haram oleh Nahdatul Ulama (NU). Musababnya, usaha model ini justru lebih banyak merugikan masyarakat dari pada keuntungan yang didapat.

IDN Times, mencoba bertanya kepada beberapa masyarakat Bandung yang pernah terjun menggeluti MLM. Mereka justru merasa lebih banyak mengalami kerugian dan lelah mencari pengikut ketimbang mendapatkan hasil yang diiming-imingi.

1. Rugi ratusan ribu

Disebut NU Haram, Ini Pengakuan Warga yang Pernah Ikut Bisnis MLM neilpatel.com

Salah satu yang sempat mencoba peruntungan dari bisnis ini adalah Siti Rika. Dia sempat ikut MLM untuk produk parfum dan kecantikan wanita lainnya. Awalnya Rika pun ditawari teman-temannya yang sudah lebih dulu berkecimpung pada MLM perusahaan tersebut.

Merasa tertarik Rika pun kemudian merogoh kocek sekitar Rp100 ribu untuk mendapatkan katalog dan tata cara dia berjualan hingga mencari rekanan yang kemudian bisa memberinya sejumlah poin tertentu.

"Sistemnya memang piramida. Namanya MLM semua juga kan piramida," ujar Rika, Jumat (1/3).

Beruntungnya, sistem MLM perusahaan parfum ini tidak separah MLM lain yang mengharuskan setoran awal besar. Untuk mendapat penghasilan, mayoritas dari mereka justru diharuskan berjualan untuk mendapat poin lebih banyak.

2. Butuh keahlian dan jaringan luas

Disebut NU Haram, Ini Pengakuan Warga yang Pernah Ikut Bisnis MLM Unsplash/rawpixel

Rika menuturkan, bisnis MLM memang tidak mudah bagi mereka yang sedikit kenalan mulai dari teman, tetangga, atau kerabat. Sebab untuk mendapat keuntungan yang menggiurkan, Rika harus banyak menjual barang, atau menarik orang untuk masuk ke perusahaan MLM ini.

Dari dua orang yang masuk melalui dirinya, Rika bisa mendapatkan poin yang jika diuangkan sekitar Rp100 ribu. Kecil memang, tapi kalau hal itu yang dilakukan orang di bawahnya, maka poin Rika juga bisa bertambah secara perlahan.

Tapi, tanpa keahlian merayu orang untuk ikut atau menjual barang, jelas modal yang dikeluarkan Rika akan hilang bak ditelan bumi.

Baca Juga: Rekomendasi MLM Haram Telah Disampaikan PBNU kepada Jusuf Kalla

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Bisnis MLM Haram

3. Modal 70 juta sirnah begitu saja

Disebut NU Haram, Ini Pengakuan Warga yang Pernah Ikut Bisnis MLM https://mitraklinik.com

Berbeda dengan Tika yang hanya mengeluarkan modal Rp100 ribu untuk memulai bisnis MLM-nya. Sang ayah yang tak ingin disebutkan namanya justru mengeluarkan modal lebih besar yakni sekitar Rp70 juta dan akhirnya tertipu.

Rika mengatakan, ayahnya diajak oleh rekan sekantor yang juga ikut dalam bisnis MLM yang berlabel obat-obatan. Mendengar bahwa pendapatan sekitar Rp500 ribu akan terus mengalir ke kantongnya setiap bulan, beliau pun mengiyakan ajakan tersebut.

Pada tiga bulan pertama setelah menyetor modal, dari pihak perusahaan memang memberikan uang berupa reward. Pemberian ini membuat ayah Rika dan teman sekantornya girang karena apa yang dijanjikan sesuai.

Namun, memasuki bulan keempat, reward tersebut tak kunjung ada. Setelah tak ada trasnferan sama sekali ke rekening, modal Rp70 juta pun akhirnya raib entah ke mana. Perusahaan yang bersangkutan tak jelas bagimana kabarnya. Teman-teman sekantor yang mengajak ayah Rika pun mengalami hal serupa dan harus gigit jari.

"Ayah saya bangkrut. Semua sudah cari infromasi tentang perusahaan tapi susah. Jadi semua bangkrut," ujar Rika sedikit kesal menceritakan masa lalu ayahnya itu.

4. Jangan mudah terhipnotis

Disebut NU Haram, Ini Pengakuan Warga yang Pernah Ikut Bisnis MLM Pixabay.com/Rawpixel

Sementara itu, Rohmadi, yang juga sempat mencoba peruntungannya dari bisnis ini menyesal terhipnotis saudaranya agar mau menjadi anggota salah satu perusahaan MLM yang menjajakan obat herbal.

Saat itu, dia mengeluarkan uang sekitar Rp5 juta dan dikembalikan oleh perusahaan dalam bentuk brosur serta obat-obatan yang bisa diperjualbelikan.

Sama seperti MLM yang lain, Rohmadi pun diminta untuk menarik orang lain menjadi anggota jika ingin mendapatkan keuntungan lebih cepat dibandingkan menjual obat. Sedikitnya dia harus mencari 3 sampai 4 orang minimal untuk memulangkan modal. Selain itu dia akan naik pangkat atau mendapat bintang istilahnya.

"Pokoknya kalau orang di bawah kita merekrut orang terus kan makin banyak, poin kita juga terus bertambah, uang masuk terus," papar Rohmadi mengenai sistem MLM tersebut.

Sayangnya, Rohmadi memiliki nasib sama dengan Rika, dia sulit membuat orang percaya untuk masuk menjadi anggota. Semakin lama semakin malas dan dia pun merelakan modal yang sudah masuk tak kembali.

"Pasrah saja saya mah. Namanya juga tertipu mau gimana," kata dia.

5. Bisa meraup untung lebih cepat

Disebut NU Haram, Ini Pengakuan Warga yang Pernah Ikut Bisnis MLM unsplash.com/rawpixel

Di antara mereka yang merasa rugi mengikuti bisnis MLM, terdapat juga yang justru meraih hasil positif perdagangan seperti ini. Gilang misalnya, selama ikut MLM meski tak lama dia mampu mendapat Rp17 juta dengan modal hanya Rp2,5 juta.

Bermain pada produk obat herbal, Gilang yang masuk diajak tantenya mampu mendapat banyak orang untuk masuk menjadi anggota pada perusahaan MLM-nya. Meski tidak bisa cepat, tapi pemasukan itu terus mengalir saat orang yang dia jadikan anggota berhasil menarik anggota baru.

"Dari tiga orang yang saya masukan ya sekitar Rp7,5 juta, saya dapat Rp3,2 juta," ujar Gilang.

Nilai reward ini akan terus terakumulasi saat orang yang berada di bawah naungan kita semakin banyak. Akan ada level tertinggi di mana saat kita berhasil merekrut banyak orang, tanpa kita melakukan perekrutan lagi uang tetap akan masuk ke rekening.

Karena telah mendapat penghasilan yang lumayan besar, Gilang pun memutuskan untuk berhenti menarik orang. Terlebih pemasukan yang seharusnya dia dapat perlahan tidak ada karena masalah internal peusahaan.

"Banyak yang keluar dan kalau tidak salah sekarang kantornya juga sudah tidak ada," ungkapnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya