Dinkes Jadikan Kasus Keracunan Massal di Bandung Barat Sebagai KLB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menetapkan tragedi keracunan massal di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyebabnya jumlah korban keracunan semakin banyak.
Hingga Rabu (15/2/2023), total korban keracunan mencapai 90 orang dengan rincian dua orang meninggal dunia, 43 masih dirawat inap di Puskesmas Gununghalu, sembilan orang dirawat di RSUD Cililin, dan sisanya dinyatakan sembuh dan sudah dipulangkan.
1. Makanan dibagikan pada 300 orang
Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Hernawan Widjajanto mengatakan, keracunan yang dialami mereka terjadi setelah menyantap nasi boks berisi ayam bumbu, tumis kentang, dan tumis bihun. Makanan tersebut dibagikan kepada 300 orang warga.
"Yang menerima nasi boks sebanyak 300 orang. Kami lakukan penelusuran terhadap warga yang mengkonsumsi itu, akhirnya ditemukan ada warga yang memilih tidak memeriksakan diri," kata Hernawan.
Penyebab keracunan belum dapat dipastikan karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium hingga sepuluh hari ke depan. Tetapi hasil investigasi sementara, sumber keracunan diduga akibat ayam bumbu dan air yang berasal dari bakteri e-coli.
2. Kedua korban yang meninggal alami muntah dan diare
Sementara itu, terungkap dua korban meninggal dunia akibat komplikasi infeksi pada organ pencernaan, hal itu diperparah dengan kondisi daya tahan tubuh yang lemah.
"Karena daya tahan tubuhnya lemah kemudian infeksi yang berkembang menjadi sepsis dan kondisi sepsis ini yang menyebabkan kematian," ungkap Dirut RSUD Cililin, Neng Siti Djulaeha.
Karena kedua pasien mengalami muntah dan diare, mereka akhirnya kekurangan air alias dehidrasi yang memicu infeksi di organ pencernaannya.
"Awalnya memang infeksi di pencernaannya, kemudian mungkin karena faktor usia, jadi daya tahan tubuhnya menjadi lemah. Infeksi itu kemudian berkembang menjadi sepsis. Kondisi itu yang menyebabkan kematiannya," kata dia.
3. Nasi boks diperoleh dari pengajian
Sebelumnya, Kepala Desa Cilangari Sabana menuturkan, dia menerima laporan tentang adanya masyarakat yang mengalami keracunan setelah mengikuti kegiatan pengajian di RW 11 Masjid Al Hasaniah.
Tidak lama dari itu, ia mengaku mendapatkan kabar dari sekretaris desa pada Ahad (12/2/2023) siang bahwa terdapat 20 orang warga di RW 11 yang mengalami keracunan. Sabana pun langsung menelepon puskesmas untuk mengarahkan petugas agar mengecek kondisi warga yang keracunan.
Dari data yang diterima, jumlah warga yang keracunan awalnya berjumlah 74 orang namun bertambah sembilan orang sehingga menjadi 83 orang.
"Jadi terhitung sampai pukul 10.00 malam (Ahad) itu jumlah pasien 74 orang. Seluruhnya ada di rumah pak RW, di masjid dan di madrasah," katanya.
Ia mengatakan petugas medis datang dari puskesmas Gununghalu, Rongga, dan Sindangkerta untuk melakukan penanganan termasuk dari Polres Cimahi. Setelah melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak, warga yang membaik dapat pulang dan yang masih sakit agar segera dirujuk.
"Alhamdulillah sampai pukul 02.30 Wib (Senin) dini hari sudah selesai semua dirujuk ke puskesmas dan ada tujuh orang dirujuk di RS Cililin," katanya.
Baca Juga: Dinkes Ambil Sampel Nasi Kotak Diduga Penyebab Keracunan Massal di KBB
Baca Juga: Keracunan Nasi Kotak di Bandung Barat, Satu Orang Meninggal