Dianggap Memonopoli Carpooling, Grab: Ini Demi Mengatasi Kemacetan

Kerja sama ini masih berlanjut

Bandung, IDN Times - Perusahaan transportasi daring (online), Grab, menjadi mitra pemerintah kota (Pemkot) Bandung dalam program carpooling. Dalam masa uji coba, program kerja sama dengan konsep Grab to Work ini kemudian mendapat penolakan dari pengemudi Gojek, yang juga perusahaan serupa.

Tak hanya itu, Grab dan Pemkot Bandung bahkan dianggap melakukan monopoli bisnis. Karena melalui program ini, perusahaan transportasi lain akan mendapat dampak negatif dari berkurangnya penumpang.

Menanggapi hal ini, Head Area West and Central Java Grab Indonesia Yose Tierza Arizal mengatakan, kerja sama ini sebenarnya tidak memonopoli. Sebab, perusahaan mana pun bisa menjalankan program serupa bersama Pemkot Bandung.

"Ini kan terbuka untuk perusahaan mana pun yang mampu berkolaborasi dengan pemerintah. Nah saat ini kami punya layanan yang bisa menunjang keinginan Pemkot Bandung," ujar Yose dalam acara peluncuran maskot Grab Jawa Barat, Rabu (20/3).

1. Kita berkontribusi mengurangi kemacetan di Kota Bandung

Dianggap Memonopoli Carpooling, Grab: Ini Demi Mengatasi KemacetanIDN Times/Debbie Sutrisno

Yose menjelaskan, sebelum melakukan kerja sama carpooling, Grab awalnya menawarkan program agar aparatur sipil negara (ASN/PNS) Pemkot Bandung bisa menggunakan jasa layanan Grab Car. Namun, Dinas Perhubungan (Dishub) menilai cara itu sama saja jika satu kendaraan hanya mengangkut satu orang.

Kemudian ada tantangan dari dishub agar mampu mengantarkan beberapa karyawan dalam satu kendaraan secara bersamaan ke kantor yang dituju.

"Nah kita ada layanan Grab Six Seater, di mana satu mobil bisa masuk enam orang. Ini sangat bisa membantu mengatasi kemacetan dengan mengurangi transportasi pribadi di jalan," ujar Yose.

2. Grab to Work akan terus berjalan

Dianggap Memonopoli Carpooling, Grab: Ini Demi Mengatasi KemacetanDok.idntimes.com

Pemkot Bandung dan Grab Indonesia telah melakukan uji coba sepekan kemarin. Hingga saat ini evaluasi dari berjalannya program belum dipaparkan.

Karena belum ada kesepakatan untuk memutus kerja sama ini, maka Grab Indonesia pun terus menjalankan program sesuai dengan arahan dari dishub. "Ini terus berjalan karena kerja sama ini memang salah satu yang kita usung," ungkapnya.

Terkait evaluasi, Grab masih menunggu undangan resmi dari dishub. Akan tetapi, Yose memastikan bakal terus berupaya membantu pemerintah baik di pusat maupun daerah dalam berbagai aspek mulai dari pengurangan kemacetan, pariwisata, lingkungan, hingga infrastruktur digital.

Baca Juga: Tolak Carpooling, Driver Gojek Demo di Depan Kantor Wali Kota Bandung

3. Pemkot klaim baru Grab yang menyambut program carpooling

Dianggap Memonopoli Carpooling, Grab: Ini Demi Mengatasi KemacetanIDN Times/Helmi Shemi

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menuturkan, program carpooling bertujuan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di Kota Bandung. Dari sejumlah perusahaan transportasi, baru penyedia jasa transportasi berbasis daring yakni Grab yang merespons. 

"Grab ini kan menyiapkan kendaraan dengan enam seat. Dan angkutan itu diusahakan semakin banyak kursi untuk penumpang," ungkapnya

Yana menyebutkan, uji coba carpooling yang bekerja sama dengan Grab berlangsung lima hari yakni Senin-Jumat (11-15) Maret. "Sekarang masih di kaji dari berbagai sudut pandang. Mudah-mudahan bisa melibatkan perusahaan transportasi yang lain di Kota Bandung. Kemarin uji coba lima hari dan sudah berhenti," katanya. 

Baca Juga: ICPA: Grab to Work Pemkot Bandung Bertentangan dengan UU Anti-Monopoli

4. Kopamas ingin ikut bekerja sama dalam carpooling

Dianggap Memonopoli Carpooling, Grab: Ini Demi Mengatasi KemacetanIDN Times/Debbie Sutrisno

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, poin penting yang banyak masukan dari uji coba carpooling seminggu lalu adalah terkait titik jemput. 

"Ada yang merasa terlalu jauh, ada yang ternyata harus memutar, dan lain sebagainya. Kalau dari segi kenyamanan, ya nyaman," ujarnya. 

Namun, masalah titik jemput tersebut masih bisa diselesaikan dengan berhenti di berbagai titik, atau dengan menggunakan pola carpooling door to door yakni dengan menjemput ke rumah masing-masing. 

"Kalau boleh dibilang masukan ini bisa menjadi kekhasan operator carpooling. Kemarin kita tidak bicara masalah harga karena selama uji coba itu gratis," ungkapnya. 

Setelah uji coba selama lima hari lalu, Didi menambahkan, pihak dari Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat (Kopamas) pun tergerak untuk menindaklanjuti program carpooling Angkot to school yang sebelumnya pernah diujicobakan di SMPN 26 Bandung. 

"Mereka sudah berniat mau minta dukungan pendampingan untuk menindaklanjuti program carpooling Angkot to school dengan SMPN 26," ujarnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya