Di Tengah Pandemik, Pameran Buku Lawas Kembali Bergeliat di Kota Bandung

Yuk masih ada nih pamerannya sampai 2 November

Bandung, IDN Times - Hampir dua tahun pandemik virus corona (COVID-19) berlangsung. Beragam kegiatan terhenti demi menjaga penyebaran virus tersebut. Salah satu yang terkena dampaknya adalah ketidaadaan pemeran buku.

Namun, di akhir tahun ini sejumlah pemilik toko buku berinisiatif membuka lapakan kembali. Bertempat di perpustakaan Ajib Rosidi, mereka mencoba menggelar barang dagangannya agar bisa dibeli para pembaca.

Salah satu pelapak buku Andrias Arifin mengatakan, kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya dilakukan pada Agustus 2021 di tempat yang sama. Dengan adanya lapakan seperti ini, penjualan buku Andrias dan pelapak lainnya kembali meningkat.

"Kalau yang ramai kemarin pas Agustus lumayan. Kalau sekarang memang masih sepi, mungkin efek sudah mulai hujan juga," kata Andrias ditemui di Perpustakaan Ajip Rosidi, Minggu (31/10/2021).

Kegiatan bertemakan Haus Buku pada bulan ini rencanakan akan dilakukan hingga 2 November 2021. Mereka sudah membuka lapakan sejak 28 Oktober 2021.

1. Menghidupkan kembali minat membaca masyarakat

Di Tengah Pandemik, Pameran Buku Lawas Kembali Bergeliat di Kota BandungPameran buku. IDN Times/Debbie Sutrisno

Selain ingin menggeliatkan ekonomi para penjual buku, lapakan seperti ini diharap bisa menghidukan kembali minat masyarakat untuk membaca. Andrias yang juga pemilik Katarsis Buku ini menilai, selama pandemik minat baca masyarakat turun termasuk untuk membeli buku.

Itu terlihat dari sedikitnya jumlah buku terjual dari pelaku penjual di Bandung. Dengan pangsa pasar menengah ke bawah, para penjual buku indie ini kesulitan karena masyarakat akan mendahulukan kebutuhan primer seperti makan, ketimbang buku yang jadi kebutuhan sekunder

"Dengan lapakan seperti ini pembeli juga bisa langsung datang dan berinteraksi untuk tahu buku apa saja yang dijual. Beda sama jualan online, cuman tanya saja tapi kadang ga jadi beli, PHP (pemberi harapan palsu)," ujarnya.

Menurut Andrias, penjualan buku secara online selama COVID-19 berbanding terbalik sebelum adanya pagebluk tersebut. Biasanya jualan buku online penghasilannya minimal bisa mencapai Rp1 juta per bulan. Namun sekarang angkanya sangat jauh.

2. Diramaikan dengan adanya diskusi buku dan bernyanyi bersama

Di Tengah Pandemik, Pameran Buku Lawas Kembali Bergeliat di Kota BandungIDN Times/Debbie Sutrisno

Selain lapakan, lanjut Andrias, para pelapak pun mengajak sejumlah seniman untuk meramaikan kegiatan Haus Buku jilid 2 ini. Harapannya masyarakat yang datang ke pameran tidak hanya bisa membeli buku, tapi bisa menikmati sajian musik atau diskusi dari para penulis.

Dengan semakin banyaknya orang yang datang, maka lebih banyak pula nantinya masyarakat yang mengetahuai mengenai Perpustakaan Ajib Rosidi. Selama ini perpustakaan sangat sepi terkhusus di masa pandemik.

"Kita ingin ikut meramaikan ruang publik ini agar semakin ramai. Karena siapapun nantinya bisa memanfaatkan perpustakaan untuk berbagai kegiatan," ujarnya.

3. Berharap lapakan buku semakin banyak

Di Tengah Pandemik, Pameran Buku Lawas Kembali Bergeliat di Kota BandungIDN Times/Debbie Sutrisno

Salah satu pengunjung pemeran buku, Syarif mengatakan, pembukaan pameran buku seperti ini sangat menyenangkan. Selama ini pameran buku tidak ada seiring dengan pandemik, dan ini membuat kerinduan tersendiri bagi pembaca.

"Bagus ada kegiatan seperti ini. Kan biasanya kita beli ke toko buku cuman beda rasanya kalau ada pameran kaya gini. Lebih suka kalau beli buku di pameran," kata Syarif.

Dia pun berharap pameran seperti ini bisa berlangsung lagi. Apalagi kasus pandemik semakin melandai, seharusnya lapakan buku bisa lebih banyak.

Baca Juga: Hari Buku Nasional, Penggiat Buku: Beli Buku Asli, Bukan Bajakan

Baca Juga: 5 Cara Menikmati Buku bagi yang Gak Suka Baca Buku

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya