Data Penyebaran Virus Corona di Situs Pikobar Jabar Masih Ngaco!

Kepala daerah di Jabar komplain, Ridwan Kamil minta maaf

Bandung, IDN Times - Sejumlah kepala daerah mempertanyakan data yang diunggah laman Pusat Informasi Dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat ( PIKOBAR) tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Bahkan, beberapa wali kota dan bupati di Jabar menilai data yang ditampilkan itu dianggap kurang tepat. Kepala daerah yang sempat mempertanyakan data tersebut adalah Kota Depok, Bandung Kabupaten Purwakarta, dan Pangandaran.

Terkait dengan data di PIKOBAR, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan,  tampilan data penyebaran orang dalam (ODP), pasien dalam pengawasan, atau data pasien positif terapar virus corona (COVID-19) belum optimal. dia pun mengaku ada data ODP yang sudah 14 hari seharusnya berubah dari sebelumnya berwarna biru kemudian menjadi hijau atau hilang di radar PIKOBAR.

"Misal ada pasien dari Purwakarta orangnya dari sana tapi di rawat di rumah sakit ini (beda kota), ini yang akan diperbaiki juga. Kita bekali keterangan sampai datanya memadai. Saya jadi harap masyarakat maklum dulu," ujar Ridwan Kamil usai menggelar rapat dengan seluruh perwakilan daerah di Command Center, Senin (16/3).

1. Kita sudah coba setransfaran mungkin menampilkan sebaran penularan COVID-19

Data Penyebaran Virus Corona di Situs Pikobar Jabar Masih Ngaco!IDN Times/Debbie Sutrisno

Emil menuturkan, masukan pun datang dari pemerintah daerah Kota Depok di mana ada data yang kurang pas. Di mana mereka menyebut angka PDP yang tercantum di PIKOBAR tak sama dengan yang dimiliki Pemkot Depok.

"Poinnya ini kita coba setransfaran mungkin. Dan kita juga maksimalkan dengan tes proakktif yang mulai dijalankan," papar Emil.

2. Tes proaktif diharap bisa menambah kevalidan data atas penyebaran COVID-19

Data Penyebaran Virus Corona di Situs Pikobar Jabar Masih Ngaco!Dok.Humas Jabar

Menurut Emil, tes proaktif terkait dengan penyebaran virus corona bukan tanpa sebab. Saat ini banyak masyarakat yang merasa masuk dalam kategori ODP atau PDP tidak harus mengantri ketika akan menjalankan tes.

Dengan tes prokatif yang dilakukan Laboratorium Kesehatan (Labkes) Dinkes Jabar maka mereka bisa dites lebih cepat. Harapannya bisa lebih diketahui siapa yang memang terjangkit atau tidak oleh virus corona ini.

3. Pasien warga Jabar yang positif masih 10 orang

Data Penyebaran Virus Corona di Situs Pikobar Jabar Masih Ngaco!Tangkapan layar laman resmi Pikobar.Jabar.go.id

Menurut Emil, berdasarkan data terakhir yang didapat jumlah pasien positif dan merupakan warga berdomisili di Jabar masih 10 orang. Angka ini berdasarkan data terbaru Senin (16/3), pukul 12.00 WIB.

Sayangnya ketika dibandingkan dengan data PIKOBAR di hari yang sama pukul 18.00 WIB, titik merah yang menunjukkan pasien positif di laman tersebut justru hanya ada enam saja.

Emil pun memastikan tidak bisa langsung menyatakan ada warga yang positif atau negatif dalam kasus ini. Berdasarkan arahan dari pemerintah pusat, penyampaikan pasien terpapar atau tidak berada di tangan Kementerian Kesehatan yang melakukan pengecekan.

"Tidak lewat saya. Nanti saya harus berkoordinasi dulu dengan pemerintah pusat (dalam penyampaian informasi pasien terpapar)," kata dia.

Baca Juga: Satu Warganya Positif Corona, Oded: Kota Bandung Belum Waktunya KLB

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Pasien COVID-19, Pemkot Bandung Siapkan 3 Rumah Sakit

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya