Cuaca Ekstrim, Bandung Dikepung Banjir dan Longsor Usai Hujan Deras

Masyarakat diimbau lebih waspada

Bandung, IDN Times - Hujan dengan intensitas deras mengguyur kawasan Bandung Raya sejak Selasa(2/11/2021) siang. Akibatnya longsor dan banjir terjadi di sejumlah tempat.

Kejadian longsor bermula di daerah Dago, Kota Bandung. Peristiwa ini diduga akibat hujan deras yang terjadi pada Senin(1/11/2021) malam. Akibatnya tanah tebing terkikis dan mengakibatkan longsor serta pohon tumbang. Dua rumah terdampak bencana tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa.

Longsor juga terjadi di Bandung Barat, tepatnya di jalan alternatif menuju Obyek Wisata Lembang. Kejadian ini berada di Desa Cigugur Girang, Cisarua, Cikole dan Cikahuripan.

Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat Duddy Prabowo mengatakan, longsor di Cikahuripan mengakibatkan akses jalan tertutup.

"Satu akses jalan tertutup di Imah Seniman, menutup badan jalan. Sekarang sedang proses evakuasi untuk buka jalur. Untuk sementara akses kita tutup. Belum bisa dilintasi," ujarnya.

1. Sedikitnya 17 titik di Kota Bandung terendam banjir

Cuaca Ekstrim, Bandung Dikepung Banjir dan Longsor Usai Hujan DerasIlustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Hujan deras yang terjadi sejak Selasa siang juga mengakibatkan banjir di Kota Bandung. Berdasarkan laporan yang dihimpun Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, terdapat 17 titik banjir, dan cileuncang dengan ketinggian variatif antara 5 hingga 60 cm.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, luapan saluran air menjadi penyebab banjir, dan cileuncang pada sejumlah titik tersebut. Debit air melebihi kapasitas saluran-saluran air. Salah satu di antaranya, saluran Sungai Citepus yang meluap menyebabkan Cileuncang di Jalan Pasirkoja.

Merujuk data Dinas PU Kota Bandung, titik banjir, dan cileuncang terjadi di Jalan Kopo Citarip, Jalan Pasirkoja (Apotek Djaya), Jalan Ibrahim Adjie, Jalan Rumah Sakit (persimpangan Soekarno Hatta), Jalan Cingised, Jalan Rumah Sakit, Jalan Rancabolang (pesantren), Jalan Margacinta, Pasar Induk Gedebage, Jalan Cikutra Barat, Jalan Setrawangi, Jalan Tirtasari Selatan, Jalan Citepus Husein, Jalan Babakancibeureum.

Selain itu, terjadi pula di Kompleks Gritama Cijerah, Kompleks Graha Indah Cimindi, Jalan Cimindi (depan Graha Indah Cimindi). Banjir di Jalan Babakancibeureum dengan ketinggian muka air 60 cm sampai masuk ke sejumlah rumah warga.

Informasi banjir juga ramai di sampaikan netizen melalui media sosial. Dalam unggahan akun Instagram @infokotabandung yang mendapat informasi dari akun @andie86rachman, sepanjang Jalan Citepus di dekat Bandara Husein Sastranagara genanang air setinggi betis orang dewasa. 

Kemudian banjir juga terjadi di Kota Cimahi salah satunya di Jalan Cihanjuang. Hujan yang lebat membuat aliran air deras sepanjang jalan.

Sementara itu, di Kabupaten Bandung, Pusdalops BPBD Kabupaten Bandung mencatat pada pagi ini ada tiga titik banjir tersebut meliputi Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah. Tinggi muka air (TMA) di Kecamatan Dayeuhkolot bervariasi mulai dari 10-50 cm. Titik banjir tepatnya berada di Desa Dayeuhkolot.

Terdapat empat kampung yang sudah dikaji cepat petugas BPBD. Keempat kampung tersebut, antara lain Kampung Bojongasih RW 04 dengan TMA 10-50 cm dan Kampung Bojongasih RW 05 dengan TMA 10-30 cm.

2. Warga di Bandung Raya diimbau waspada

Cuaca Ekstrim, Bandung Dikepung Banjir dan Longsor Usai Hujan DerasIlustrasi Longsor (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisikan BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir/banjir bandang, berlaku tanggal 2 November 2021, tidak ada potensi dampak dengan status siaga untuk wilayah Bandung Raya

Adapaun beberapa daerah yang akan terdampak kondisi buruk cuaca ada di daerah baik di Kota Bandung maupun Kabupaten Bandung.

"Untuk 3 November masyarakat harus siaga karena ada potensi dampak cuaca. Itu juga terjadi pada 4 November," kata Teguh.

3. Jabar salah satu daerah rawan bencana

Cuaca Ekstrim, Bandung Dikepung Banjir dan Longsor Usai Hujan DerasIlustrasi masyarakat terdampak bencana. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito mengungkapkan ada empat provinsi yang mempunyai riwayat hidrometeorologi basah. Keempatnya yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Ganip menerangkan empat provinsi tersebut rawan bencana imbas dari fenomena La Nina. Di antaranya banjir, longsor, banjir bandang, cuaca ekstrem, dan angin puting beliung.

"Dengan riwayat hidrometeorologi basah yang sangat sering dan peringatan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) terhadap dampak La Nina maka kewaspadaan pada wilayah tersebut harus ditingkatkan," ujar Ganip dalam Rakornas BMKG yang dipantau virtual, Jumat (29/10/2021).

Ganip juga akan meningkatkan perhatian di sejumlah kabupaten/kota yang rawan bencana di empat provinsi tersebut. Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa mitigasi bencana perlu dilakukan untuk mengurangi dampaknya.

"Jika lihat lebih jauh di empat provinsi di level kabupaten /kota kewaspadaan serta mitigasi dampak La Nina juga mutlak dilakukan," terangnya.

Baca Juga: Indonesia Rawan Bencana, Bagaimana Kesiapan Mitigasi di Daerah

Baca Juga: Tanah Longsor di Kota Bandung, Dua Rumah Warga Rusak

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya